Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia Tabel 5.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia

Dari tabel 5.2. dan grafik 5.2. dapat dilihat bahwa tinggi badan pada perokok ringan paling banyak adalah 166-170 cm yaitu 8 orang 40, diikuti tinggi badan 176-180 cm sebanyak 4 orang 20, 171-175 sebanyak 3 orang 15, 181-185 cm sebanyak 3 orang 15, 155-160 cm sebanyak 1 orang 5 serta 161-165 cm sebanyak 1 orang 5. Sedangkan tinggi badan pada perokok sedang paling banyak adalah 176-180 cm yaitu 6 orang 30, diikuti 166-170 cm sebanyak 5 orang 25, 161-165 cm sebanyak 4 orang 20, 171-175 cm sebanyak 2 orang 10, 181-185 cm sebanyak 2 orang 10, serta 155-160 cm sebanyak 1 orang 5. Rata-rata tinggi badan pada penelitian ini adalah 166-170 cm. Tabel 5.3. Analisa Arus Puncak Ekspirasi Pada Perokok Ringan dan Sedang Kategori Perokok Normal n Tidak Normal n P value Perokok Ringan 13 7 0.011 Perokok Sedang 5 15 Total 18 22 Dari analisa data menggunakan uji chi square didapatkan p value pada penelitian sebesar 0.011. P 0.05 ini menujukkan adanya perbedaan Arus puncak ekspirasi yang signifikan pada perokok ringan dan perokok sedang.

5.2. Pembahasan

Pada Penelitian ini didapat adanya perbedaan signifikan Arus puncak ekspirasi pada perokok ringan dan perokok sedang walaupun penurunan arus puncak ekspirasi pada perokok sedang belum tentu meunjukkan kejadian patologis. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Karia Ritesh 2012 yang mendapati bahwa APE pada perokok ringan lebih baik daripada perokok sedang. Begitu juga dengan penelitian oleh Walter 1979 yang hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan arus puncak ekspirasi pada perokok ringan dan perokok sedang. Ada beberapa alasan yang menyebabkan penurunan APE pada perokok, salah satunya adalah karena adanya perubahan struktur serta fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas, sel mukosa menjadi membesar dan kelenjar mukus bertambah banyak sehingga terjadi penyempitan pada saluran pernafasan Sugeng, 2007. Pada penelitian sebelumnya ditemukan penyempitan tersebut terjadi di bronkus. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli Hans, 2003. Peradangan dapat terjadi baik pada perokok ringan maupun perokok sedang semuanya terjadi peradangan, namun jumlah batang rokok yang dikonsumsi berpengaruh pada derajat keparahan peradangan pada saluran pernafasan tersebut. Derajat keparahan inilah yang menyebabkan arus puncak ekspirasi pada perokok sedang lebih rendah daripada perokok ringan. Namun hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simbolon 2014 yang mendapati tidak adanya perbedaan yang signifikan pada APE antara perokok ringan dan perokok sedang. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena peneliti kurang memperhatikan homogenitas seperti tinggi badan, berat badan, usia dan paparan debu pada sampel sehingga menyebabkan hasil menjadi bias.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Ada perbedaan signifikan pada arus puncak ekspirasi antara perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa FK USU walaupun penurunan arus puncak ekspirasi pada perokok sedang belum tentu menunjukkan kejadian patologis.

6.2. Saran

1. Agar dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah sampel. 2. Memasukkan tinggi badan kedalam kriteria inklusi dan eksklusi untuk mengurangi bias. 3. Dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan spirometri.