2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernafasan luar
3. Transportasi gas melalui darah 4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut
pernafasan dalam 5. Metabolisme penggunaan O2 di dalam sel serta pembuatan CO2 yang
disebut juga pernafasan seluler.
2.2.8. Mekanika Pernafasan
Proses terjadinya pernafasan terbagi 2 bagian, yaitu: Syaifuddin, 1996 1. Menarik nafas inspirasi
2. Menghembus nafas ekspirasi Bernafas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian,
teratur, berirama dan terus-menerus. Bernafas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernafasan. Refleks bernafas ini diatur oleh pusat pernafasan
yang terletak di dalam sumsum penyambung medulla oblongata. Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat nafasnya, ini berarti
bahwa refleksnafas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernafasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah dan
kekurangan oksigen dalam darah Syaifuddin, 1996. Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan
meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada tekanan intraktorakal Price, 1995. Inspirasi terjadi bila diafragma telah dapat
rangsangan dari nervus frenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar.
Dengan demikian jarak antara sternum tulang dada dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian
menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar Syaifuddin, 1996. Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak
memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi terjadi
apabila pada suatu saat otot-otot akan relaksasi dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar Price, 1995.
2.3. Gangguan Pernafasan 2.3.1. Penyebab-Penyebab Utama Penyakit Pernafasan.
Sebab-sebab utama penyakit pernafasan, yaitu: WHO, 1993 1. Mikroorganisme patogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis
2. Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian makrofag yang menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan
merangsang reaksi jaringan 3. Partikel-partikel organik yang merespon imun
4. Kelebihan beban sistem akibat paparan terus-menerus terhadap debu espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran nafas
terminal. Stimulasi saluran nafas berulang bahkan mungkin juga oleh partikel-
partikel inert, menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi mukus, merendahkan ambang refleks penyempitan dan batuk,
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pernafasan dan gejala-gejala asmatik WHO, 1993.
2.3.2. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Gangguan Paru
Debu, aerosol dan gas iritan merupakan parikel yang menyebabkan gangguan saluran pernafasan. Faktor lain yang menyebabkan timbulya gangguan
paru adalah kebiasaan merokok, keturunan, perokok pasif, polusi udara dan riwayat infeksi pernafasan sewaktu kecil. Umur merupakan salah satu yang
mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru dapat memperburuk dengan cepat.Menurut
penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan, mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Semakin bertambahnya umur
maka terjadi gangguan fungsi paru dalam tubuh. Menurut Rosbinawati 2002 ada