Faring Laring Anatomi Dan Fisiologi Paru 1. Sistem Pernafasan

Sumber : Evelyn. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Tahun 1992, Hal 219. Gambar 2.1.Anatomi Paru

2.2.7. Fungsi Pernafasan

Adapun fungsi pernafasan, yaitu: Syaifuddin, 1996 1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh sel-selnya untuk mengadakan pembakaran 2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena tidak berguna lagi oleh tubuh 3. Melembabkan udara. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung di alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya aliran udara timbal balik pernafasan, dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas dan uap yang dihirup. Paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan berbahaya lewat udara pada paparan kerja WHO, 1993. Proses dari sistem pernafasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa tahap, yaitu: Alsagaf, 2005 1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru 2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernafasan luar 3. Transportasi gas melalui darah 4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut pernafasan dalam 5. Metabolisme penggunaan O2 di dalam sel serta pembuatan CO2 yang disebut juga pernafasan seluler.

2.2.8. Mekanika Pernafasan

Proses terjadinya pernafasan terbagi 2 bagian, yaitu: Syaifuddin, 1996 1. Menarik nafas inspirasi 2. Menghembus nafas ekspirasi Bernafas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian, teratur, berirama dan terus-menerus. Bernafas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernafasan. Refleks bernafas ini diatur oleh pusat pernafasan yang terletak di dalam sumsum penyambung medulla oblongata. Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat nafasnya, ini berarti bahwa refleksnafas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernafasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah Syaifuddin, 1996. Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada tekanan intraktorakal Price, 1995. Inspirasi terjadi bila diafragma telah dapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara sternum tulang dada dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar Syaifuddin, 1996. Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi terjadi