Terbentuknya kebijakan publik oleh pemerintah, maka lahirlah kebijakan sosial yang merupakan salah satu cara atau upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mengentas kemiskinan diantaranya kebijakan sosial dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Meskipun program pemberdayaan ini bukan lah satu-satunya kebijakan
sosial yang dibuat oleh pemerintah, tetapi kebijakan sosial ini cukup berperan penting dalam mengentas kemiskinan yang ada di negara ini.Program ini mengajarkan
kemandirian kepadaanggota kelompok.Seperti kebijakan sosial yang di dampingi oleh BKKBN yaitu Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
UPPKS di kecamatan Medan Helvetia Kota Medan.
2.3 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan
yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Parson dalam Suharto, 2009: 58.
Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula masyarakat lain yang
terabaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan.Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk
menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi. Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan mulai dari tahap
Universitas Sumatera Utara
perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan oleh dan untuk mereka.
Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi
lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat
sebaik mungkin, baiksumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir yang
kritis dan sistematis. Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam
peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi oleh masyarakat sendiri. Proses pemberdayaan masyarakat akan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.
Tim pemberdayaan masyarakat di dukung oleh lembaga pelaksana. Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam
melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai masyarakat
sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti
diuraikan berikut ini. Proses ini harus sesuai dengan kondisi dan dinamika yang ada di wilayah pelaksanaan.
Tahap 1. Seleksi lokasi
Universitas Sumatera Utara
Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari:
a.Kajian keadaan pedesaaan partisipatif b.Pengembangan kelompok
c.Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan d.Monitoring dan evaluasi partisipasi
Tahap 4.Pemandirian masyarakat Departemen Sosial, 2007: 1-6. Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak tentu.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan terus-menerus. Masyarakatakan mengkaji keadaannya dan mengembangkan rencana kegiatan
perbaikan serta melakukannya secara berkelanjutan. BKKBN telah memulai program pemberdayaan ekonomi pada tahun 80’an.
Dalam periode waktu 1980 sampai dengan tahun 1994 telah dilaksanakan berbagai program “The Family Planning –Income Generating Activities”FP-IGA yang telah
dilaksanakan. Pada awalnya program rintisan ini dikembangkan untuk penjagaan kebutuhan terhadap program pemberdayaan ekonomi keluarga, sehinggadisajikan
berbagai alternatif model yang dapat dikembangkan di daerah.Keberlangsungan program pemberdayaan ekonomi ini sangat tergantung pada sumber daya manusia,
sumber daya ekonomi, teknis produksi, pemasaran, dan yang lebih utama adalah permodalan. Berikut ini adalah contoh dari model–model pemberdayaan ekonomi
keluarga antara lain :
Universitas Sumatera Utara
A.Program Rintisan 1.Proyek Bantuan Bank Dunia 300 IDN, merupakan paket program berupa:
bantuan pengadaan air bersih, peningkatan pendapatan akseptor, dan penyedian kebutuhan.
2.Proyek ASEAN untuk Women in Development, salah satu kegiatannya adalah Income Generating.
3.Program KB-GIZI melalui bantuan USAID, dengan kegiatan KB- pedesaankumuh yang salah satu kegiatannya adalah Income Generating.
4.Program Women in Developmentmelalui bantuan UNFPA, dengan kegiatan IncomeGenerating ProgramWID ini sudah lebih lengkap dengan adanya
studi banding,pembuatan bukupedoman MIS. 5.Melalui bantuan Belanda IGGA, dilaksanakan program Income
Generating denganberbagai kegiatan pengembangan antara lain : a.Model-model pelatihan
b.Latihan pengembangan produk c.Latihan pemasaran
d.Studi banding 6.Dukungan APBN-DIP melui berbagai proyek untuk kecamatan miskin dan
KB keluarga transmigran, yang bentuk kegitannya adalah Income Generatingdengan penyediaan bantuan modal yang dilaksanakan secara
bergulir. 7.Bantuan modal dari BUMNdari saldo laba perusahaan negara juga
dialokasikan untuk kegiatan Income Generatingdengan paket modal lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dari bantuan modal APBN BadanKoodinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007:28.
Kelompok-kelompok yang mendapatkan bantuan modal tersebut adalah kelompok UPPKA Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor, yang para
anggotanya sebagian besar para akseptor KB untuk mendorong peningkatan kesejahteraan akseptor KB sebagai suatu nilai tambahan bagi yang menjadi anggota
KB, dan bagi lingkungannya merupakan salah satu teknik motivasi untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta menjadi akseptor KB.
2.4 Program Usaha Peningkatan PendapatanKeluarga Sejahtera 2.4.1 Pengertian Kelompok UPPKS