Perifiton dari kelas Rotatoria baru dan hanya ditemukan pada pengamatan hari ke-7 di stasiun 1 yaitu 0,72 indcm
2
. Genus yang ditemukan adalah Rotaria.
3. Kondisi Komunitas Perifiton
Kondisi komunitas perifiton dapat digambarkan dengan nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi
Kondisi Komunitas Stasiun Pengamatan
1 2
Indeks Keanekaragaman H
2,903 2,971
Indeks Keseragaman E 0,789
0,792 Indeks Dominansi C
0,078 0,093
B. Produktivitas Primer Perifiton
Produktivitas primer perifiton selama pengamatan di Sungai Naborsahan berkisar antara 57,140
– 571,405 mgCm
3
hari Gambar 13.
Gambar 13. Produktivitas primer perifiton di masing-masing stasiun pengamatan C. Parameter Kualitas Air
Nilai-nilai dari parameter kualitas air pada masing-masing stasiun pengamatan yang diukur selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.
100 200
300 400
500 600
7 14
21 28
Pengamatan Hari Ke P
rod uk
ti vi
ta s
P ri
m er
P er
if it
on
m gC
m
3
ha ri
Stasiun 1 Stasiun 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Masing-masing Stasiun Pengamatan
No Parameter
Kualitas Air Stasiun 1
Stasiun 2 1
2 3
4 1
2 3
4
1 Suhu
o
C 22
23 20
22 23
22 21
23 2
Arus ms 0,29
0,31 0,31
0,30 0,50
0,45 0,49
0,47 3
Kecerahan cm 56
40 54
38 40
90 60
67 4
pH 7,1
5,9 7,2
6,8 6,5
6,3 6,4
7,0 5
DO mgl 7,2
8,0 7,6
7,6 6,4
6,4 7,6
7,6 6
NO
2
mgl 0,003
0,001 0,002
0,002 0,002
0,002 0,003
0,002 7
NO
3
mgl 0,454
0,298 0,475
0,328 0,365
0,386 0,582
0,374 8
NH
3
mgl 0,163
0,142 0,172
0,156 0,142
0,192 0,158
0,283 9
PO
4 2-
mgl 0,061
0,037 0,041
0,043 0,039
0,058 0,041
0,051
D. Analisis Hubungan Parameter Kualitas Air Dengan Produktivitas Primer
Perifiton 1. Hubungan Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Perairan Dengan
Produktivitas Primer Perifiton
Hubungan parameter fisika, kimia dan biologi perairan X seperti suhu, arus, kecerahan, pH, DO dan kelimpahan perifiton terhadap produktivitas primer
perifiton Y dianalisis dengan regresi linear berganda Tabel 9. Tabel 9. Analisis Regresi Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Perairan Dengan
Produktivitas Primer Perifiton
No Parameter
Komponen Hasil Analisis Regresi
Stasiun 1 Stasiun 2
1 Suhu X
1
dan Arus X
2
Y -11,435
– 71,997X
1
+ 5828,354X
2
3394,569 – 156,607X
1
+ 846,526X
2
R 0,914
0,770 R
2
0,836 0,594
2 pH X
1
dan DO X
2
Y -7114,004 + 372,279X
1
+ 629,845 X
2
567,596 – 399,984X
1
+ 338,081X
2
R 0,992
0,997 R
2
0,984 0,994
3 Kecerahan
X
1
dan Kelimpahan
X
2
Y -455,336 + 6,462X
1
+ 1,809X
2
251,022 – 9,753X
1
+ 2,697X
2
R 0,977
0,994 R
2
0,955 0,988
2. Hubungan Unsur Hara Dengan Produktivitas Primer Perifiton
Hubungan unsur hara X seperti NO
3
dan PO
4 2-
dengan produktivitas primer perifiton Y pada stasiun 1 dan stasiun 2 di analisis dengan regresi linear
berganda Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Analisis Regresi Unsur Hara Dengan Produktivitas Primer Perifiton
Parameter Komponen
Hasil Analisis Regresi Stasiun 1
Stasiun 2
NO
3
X
1
dan PO
4 2-
X
2
Y 272,338 + 1151,539X
1
– 11742,692X
2
-731,339 + 1857,956X
1
+ 5348,752X
2
R 0,868
0,920 R
2
0,753 0,846
Pembahasan A. Struktur Komunitas Perifiton
1. Keanekaragaman Jenis Perifiton
Berdasarkan Gambar 6, keanekaragaman jenis perifiton yang terdapat di Sungai Naborsahan pada masing-masing stasiun pengamatan didominasi oleh
kelas Bacillariophyceae yang memiliki proporsi yang tertinggi berkisar 50 – 55.
Menurut Whitton 1975, pada perairan yang berarus kuat, alga bentik yang mendominasi dikarakteristikan dengan kelompok diatoma. Selain itu, Wetzel
2001 mengemukakan bahwa keberadaan kelompok Bacillariophyceae di perairan sering mendominasi dan kelimpahannya sangat tinggi.
Persentase jenis perifiton dari kelas lainnya adalah Chlorophyceae berkisar antara 30
– 38,64, Cyanophyceae 6,82 – 7,5, Euglenoida 4,54 – 5 dan Rotatoria 0
– 2,5. Kelas Euglenoida dan Rotatoria terdapat dalam jumlah komposisi yang sangat sedikit. Menurut Hynes 1972 dalam Wijaya 2009,
kelompok alga perifitik yang sering ditemukan melimpah terutama berasal dari kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae dan Rhodophyceae.
Kelas Euglenophyceae dan Chrysophyceae mempunyai kelimpahan yang sangat kecil disebabkan organisme tersebut memiliki alat gerak yang berupa flagella
sehingga jarang ditemukan sebagai perifiton. Berdasarkan Gambar 7, keanekaragaman jenis plankton yang terdapat di
Sungai Naborsahan pada masing-masing stasiun pengamatan didominasi oleh
Universitas Sumatera Utara
kelas Bacillariophyceae yang memiliki proporsi yang tertinggi berkisar 41,46 –
48,72. Dominasi plankton dari kelas Bacillariophyceae ini sama halnya dengan dominasi perifiton dari kelas yang sama selama penelitian. Terdapat empat kelas
plankton yang ditemukan sama dengan perifiton selama pengamatan yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, EuglenophyceaeEuglenoida dan Rotatoria.
2. Kelimpahan Perifiton
Berdasarkan Gambar 8, kelimpahan perifiton pada awal pengamatan di masing-masing stasiun yaitu 79,20 indcm
2
stasiun 1 dan 92,16 indcm
2
stasiun 2. Kelimpahan perifiton tersebut semakin meningkat dengan bertambahnya
waktu. Perifiton sudah mulai ditemukan pada pengamatan hari ke-7 hingga pengamatan hari ke-28. Pada masing-masing stasiun pengamatan, nilai
kelimpahan perifiton meningkat mulai pada hari ke-7 hingga hari ke-21. Setelah itu, nilai kelimpahan perifiton menurun hingga hari ke-28.
Puncak dari kelimpahan perifiton yaitu pada hari pengamatan ke-21 yaitu masing-masing 250,56 indcm
2
stasiun 1 dan 329,76 indcm
2
stasiun 2. Hal ini sesuai dengan penelitian Widdyastuti 2011 yang melakukan pengamatan
sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 17 hari yaitu pengamatan hari ke-7, 12, dan 17 yang memperoleh nilai kelimpahan tertinggi pada hari ke-12 masing-
masing sebesar 2640 indcm
2
dan 2040 indcm
2
. Menurut Uehlinnger 2000 dalam Widdyastuti 2011, kelimpahan perifiton yang berfluktasi secara tidak
teratur pada skala hari dan minggu terlihat bersatu di titik keseimbangan dalam skala waktu yang lebih lama. Kelimpahan organisme tersebut antara lain
dipengaruhi oleh cahaya matahari, unsur hara dan suhu.
Universitas Sumatera Utara
Kelas Bacillariophyceae selalu ditemukan dalam jumlah yang melimpah selama pengamatan. Berdasarkan Gambar 9, kelimpahan perifiton kelas
Bacillariophyceae pada hari ke-7 masing-masing stasiun adalah 68,40 indcm
2
stasiun 1 dan 79,20 indcm
2
stasiun 2. Pada stasiun 2, kelimpahan ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu sehingga mencapai puncaknya
pada hari ke-21 yaitu 212,40 indcm
2
. Pada hari selanjutnya, kelimpahan perifiton semakin menurun. Pada stasiun 1, puncak kelimpahan perifiton pada pengamatan
hari ke-28 yaitu 149,76 indcm
2
. Genus yang selalu ditemukan dan melimpah pada setiap pengamatan adalah Epithemia, Navicula dan Synedra.
Berdasarkan Gambar 10, kelas Chlorophyceae sudah mulai ditemukan pada hari ke-7 masing-masing sebesar 10,08 indcm
2
stasiun 1 dan 12,96 indcm
2
stasiun 2. Puncak kelimpahan yaitu pada pengamatan hari ke-21 yaitu masing- masing 109,44 indcm
2
stasiun 1 dan 110,88 indcm
2
stasiun 2. Genus yang selalu ditemukan dan melimpah pada setiap pengamatan adalah Gonatozygon.
Berdasarkan Gambar 11, kelas Cyanophyceae mulai ditemukan pada pengamatan hari ke-14 masing-masing sebesar 16,56 indcm
2
stasiun 1 dan 9,36 indcm
2
stasiun 2. Pada pengamatan hari ke-21, kelimpahan perifiton kelas Cyanophyceae di stasiun 1 sama dengan pengamatan hari ke-14 yaitu 16,56
indcm
2
sedangkan pada stasiun 2 mengalami penurunan yaitu 2,88 indcm
2
. Pada pengamatan hari ke-28, kelimpahan perifiton kelas Cyanophyceae di stasiun 1
mengalami penurunan yaitu 3,60 indcm
2
sedangkan pada stasiun 2 mengalami peningkatan secara drastis yaitu 67,68 indcm
2
. Genus yang ditemukan dalam jumlah yang banyak adalah Anabaena dan Oscillatoria.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 12, pada stasiun 1, perifiton kelas Euglenoida mulai ditemukan pada pengamatan hari ke-21 sebesar 5,04 indcm
2
dan merupakan puncak tertinggi pertumbuhan perifiton di kelas tersebut. Setelah itu mengalami
penurunan pada pengamatan hari ke-28 yaitu 2,16 indcm
2
. Pada stasiun 2, perifiton kelas Euglenoida baru ditemukan pada pengamatan hari ke-14 sebesar
7,92 indcm
2
dan mengalami penurunan pada hari ke-21 yaitu 3,60 indcm
2
. Setelah itu, perifiton kelas Euglenoida tidak ditemukan lagi. Genus yang
ditemukan selama pengamatan adalah Euglena dan Pandorina.
3. Kondisi Komunitas Perifiton
Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman H yang diperoleh selama
pengamatan pada Tabel 7, maka dapat dikategorikan bahwa keanekaragaman perifiton pada masing-masing stasiun pengamatan tergolong sedang yaitu berkisar
antara 2,903 – 2,971. Hal ini sesuai dengan kisaran kategori menurut Brower dan
Zar 1990 yaitu keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang dengan kisaran 2,3062
6,9078. Hal ini diduga karena adanya faktor lingkungan yang menyebabkan stabilitas komunitas sedang, yaitu arus. Hanya
jenis-jenis tertentu saja yang mampu beradaptasi terhadap perubahan kecepatan arus untuk dapat hidup dan berkembang di daerah Sungai Naborsahan.
Indeks keseragaman E menunjukkan tingkat kesamaan penyebaran jumlah individu suatu jenis dalam suatu komunitas. Berdasarkan Tabel 7, kisaran indeks
keseragaman antara 0,789 – 0,792. Secara umum, nilai indeks keseragaman di
Universitas Sumatera Utara
antara kedua stasiun relatif tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran individu tiap jenis cenderung merata.
Indeks dominansi C menunjukkan peranan masing-masing genera dalam suatu komunitas sehingga dapat diketahui bahwa pada suatu komunitas tertentu
terdapat dominansi genera perifiton tertentu atau tidak. Berdasarkan Tabel 7, kisaran nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun adalah 0,078
– 0,093. Menurut Odum 1993, apabila indeks dominansi C 0,5 maka struktur
komunitas yang sedang diamati ada dominansi dari satu atau beberapa spesies. Berdasarkan nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun pengamatan
diketahui bahwa tidak terdapat spesies yang ekstrim mendominasi spesies-spesies lainnya.
B. Produktivitas Primer Perifiton
Berdasarkan Gambar 13, pada stasiun 1 produktivitas primer tertinggi sebesar 342,843 mgCm
3
hari dan terendah sebesar 57,140 mgCm
3
hari sedangkan pada stasiun 2 produktivitas primer tertinggi sebesar 571,405
mgCm
3
hari dan terendah sebesar 114,281 mgCm
3
hari. Nilai produktivitas primer perifiton pada kedua stasiun mencapai nilai tertinggi pada pengamatan hari
ke-21. Hal ini diduga terjadi karena perifiton sebagai penghasil bahan organik di kedua stasiun memiliki kelimpahan tertinggi pada hari ke-21. Menurut Kevern
dkk., 1966 dalam Widdyastuti 2011, tingkat pertumbuhan dalam waktu singkat pada perifiton dapat dijadikan sebagai perkiraan dari produktivitas perifiton.
Nilai produktivitas primer perifiton pada stasiun 2 lebih tinggi daripada stasiun 1 sehingga bahan organik yang dihasilkan perifiton lebih besar. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
diduga karena kelimpahan perifiton pada stasiun 2 lebih tinggi daripada stasiun 1 sehingga ketersediaan klorofil banyak yang menyebabkan proses fotosintesis
dengan bantuan cahaya matahari semakin tinggi yang mempengaruhi nilai produktivitas primer perifiton juga yang semakin tinggi.
C. Parameter Kualitas Air