35
4.2.3 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Benalu Duku
Pengujian aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui aktivitas bakteri terhadap sampel uji. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode difusi agar. Pada metode ini aktivitas bakteri terhadap sampel uji ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat disekitar kertas cakram yang
menandakan daerah pertumbuhan bakteri. Pada penelitian ini menggunakan bakteri patogen yang berasal dari gram
positif dan gram negatif. Bakteri patogen yang digunakan adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Hasil uji aktivitas antbakteri dari ekstrak etil asetat benalu duku pada konsentrasi 40 memberikan zona bening sebesar 7,8 mm untuk bakteri
Staphylococcus aureus untuk bakteri Escherichia coli tidak menunjukkan adanya daya hambat bakteri. Adanya perbedaan hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan
terdapat perbedaan sensitivitas ekstrak pada mikroba uji tersebut senyawa yang bersifat antimikroba dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel pada membran
sel berupa denaturasi protein dan lemak penyusun membran sel. Bakteri yang menunjukan zona bening yaitu Staphylococcus aureus , bakteri
Staphylococcus aureus merupakan satu genus sebagai sampel mewakili bakteri gram positif. Adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak etil asetat benalu duku terhadap
bakteri Staphylococcus aureus ditandai dengan terbentuknya zona hambatan yang tampak berupa daerah yang bening tanpa terlihat pertumbuhan mikroba uji.
Universitas Sumatera Utara
36
Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia colitidak menimbulkan daya hambat pada kosentrasi yang kecil bahkan yang besar sekalipun.Hal ini
disebabkan oleh dinding sel gram negatif mempunyai susunan kimiawi yang lebih rumit atau kompleks dibandingkan dengan dinding sel bakteri gram positif.Hal ini
menimbulkan rintangan yang lebih besar bagi bahan antimikroba untuk dapat menembusnya. Walaupun mengandung lebih sedikit peptidoglikan, tetapi diluar
lapisan tersebut masih ada tiga polimer yaitu lipoprotein selaput luar dan lipopolisakarida selaput luar berfungsi mencegah kebocoran dari protein periplasma
dan melindungi sel dari garam empedu dan enzim-enzim hidrolisa lingkungan sel. Pori protein di selaput luar menyebabkan selaput tersebut permeable bagi zat terlarut
dengan berat molekul rendah, tetapi bagi zat yang mempunyai berat molekul besar seperti antibiotik relatif lambat unuk menembusnya Jawetz et al., 2005.
Berdasarkan hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun benalu duku mengandung golongan senyawa metabolit sekunder berupa
alkaloid, flavonoida, terpenoida dan tanin, sedangkan ekstrak etil asetat mengandung senyawa flavonoida.Adanya senyawa flavonoida pada ekstrak metanol dan etil asetat
daun benalu duku mempunyai aktivitas antibakteri karena flavonoida merupakan golongan senyawa fenol Robinson, 1995.
Senyawa fenol bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel sehingga sel bakteri menjadi kehilangan aktivitas biologinya. Akibatnya fungsi permeabilitas sel
bakteri terganggu dan sel bakteri akan mengalami lisis yang berakibat pada kematian
Universitas Sumatera Utara
37
sel bakteri Harborne. 1987. Selain itu senyawa fenol juga dapat merusak senyawa lipid pada membran sel melalui mekanisme penurunan tegangan permukaan
membrane sel Pelczar dan Chan, 1988. Senyawa flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol terbesar di
alam.Senyawa ini adalah senyawa zat warna yang terjadi secara alami dan terdistribusi secara luas.Flavonoid ditemukan dalam tanaman sebagai glikosida
dengan satu atau lebih kelompok hidroksil fenolik bergabung bersama-sama gula.Banyaknya flavonoid memperlihatkan aktivitas biologis yang berbeda, misalnya
sebagai penceghan demam, memiliki aktivitas sitoksik, anti jamur dan anti virus.Sintesis flavonoid awalnya diketahui sebagai respon dari infeksi mikroba,
sehingga sangat memungkinkan apabila efektif sebagai anti mikroba terhadap sebagian besar mikroorganisme, flavonoida dapat mendenaturasi dan mengkoagulasi
protein serta merusak membran dinding sel. Oleh karena itu flavonoid dapat digunakan sebagai antibakteri Harborne, 1998.
Hasil penelitian uji aktivitas antibakti ekstrak etil asetat benalu duku menunjukkan bahwa aktivitas daya hambat pada bakteri Staphylococcus aureus lebih
tinggi dibandingkan aktivitas daya hambat pada bakteri Escherichia coli yang tidak menunjukkan adanya aktivitas daya hambat bakteri.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan uji skrining fitokima ekstrak metanol daun benalu duku mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoida dan tanin, sedangkan ekstrak etil asetat daun
benalu duku mengandung senyawa flavonoida. 2. Berdasarkan hasil peniltian diperoleh bahwa ekstrak etil asetat dari tumbuhan daun
benalu duku memiliki aktivitas antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureuspada konsentrasi 20, 30, 40 sebesar 9,3 mm, 10,3
mm, 10,7 mm dan pada bakteri Escherichia coli tidak menunjukkan adanya aktivitas daya hambat bakteri pada konsentrasi kecil bahkan besar.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bakteri gram negatif untuk melihat perbandingan aktivitas antibakteri antara gram positif dan gram negatif
Universitas Sumatera Utara