Deskripsi Variabel  Faktor Ekonomi X

29

2.10.4 Rotasi Faktor

Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan.Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax. Hasil dari rotasi ini terlihat pada tabel Rotated Component Matrix, dimana dengan metode ini nilai total variance dari tiap variabel yang ada di tabel component matrix tidak berubah. Yang berubah hanyalah komposisi dari nilai faktor Loading dari tiap variabel. Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat Faktor Loading. Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel. Dalam penelitian ini digunakan metode Varimax, karena bertujuan untuk mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor.Selain itu metode ini menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan.

2.10.5 Penamaan Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Setelah tahapan pemebrian nama faktor terbentuk.

2.11 Deskripsi Variabel  Faktor Ekonomi X

1 Faktor ekonomi adalah faktor yang paling sering dijadikan untuk pernikahan dini. Orang tua yang tak mampu membiayai hidup dan sekolah terkadang membuat sang anak memutuskan untuk menikah dini. Sejuta harapan sudah terbayangkan apabila ia memutuskan untuk menikah dini, maka hidupnya akan tercukupi secara materi. Universitas Sumatera Utara 30  Faktor Diri SendiriPribadi X 2 Adapun penyebab dari faktor pribadi karena pernikahan usia muda dianggap sebagai jalan keluar untuk menghidari dosa atau seks-pranikah demi memenuhi kebutuhan biologisnya. Mereka menganggap dengan usia muda, mereka akan terhindar dari yang namanya seks bebas.  Faktor Rasa Takut Kehilangan X 3 Pernikahan usia muda umumnya dilakukan karena telah saling mencintai, rasa takut kehilangan pasangan dan merasa siap untuk menikah.  Faktor Perjodohan X 4 Perjodohan yang dilakukan orang tua memiliki pengaruh besar dalam terjadinya pernikahan di usia muda. Dikarenakan orang tua menginginkan pasangan yang terbaik untuk anaknya. Karena menurut pandangan orang tuanya pasangan yang akan didapatkannya kelak belum tentu yang terbaik.  Faktor Informasi Kesehatan Reproduksi X 5 Sedikitnya keterpaparan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan usia muda mendorong terjadinya pernikahan dini, karena remaja tidak memiliki pengetahuan dari sumber yang benar.  Orang tua ingin menimang cucu X 6 Rasa keinginan untuk segera mendapatkan tambahan anggota keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap usia muda. Universitas Sumatera Utara 31  Faktor Pergaulan BebasMarried By Eccident X 7 Adanya perasaan malu atau minder karena tidak memiliki seorang pacar akan membuat seseorang anak terlanjur bebas dan asyik menjalin hubungan dengan lawan jenis, sehingga akan membuat sang anak menjadi lupa diri saat berpacaran. Hamil diluar nikah adalah akibat yang sering terjadi karena pergaulan bebas. Karena malu dan dianggap aib, maka orang tua akan menikahkan anaknya yang masih sekolah atau belum cukup umur tersebut.  Faktor Pendidikan X 8 Rendahnya tingakat pendidikan orang tua maupun anak dan masyarakat menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur.  Dorongan Teman X 9 Bila teman sebaya sudah banyak yang menikah, maka dorongan untuk menikah bertambah besar tanpa mempertimbangkan usia.  Faktor Adat IstiadatBudaya X 10 Meraknya perkawinan di usia muda ini berkaitan dengan kultur masyarakat.Bagi sebagian masyarakat, seseorang naka perempuan harus segera berkeluarga karena takut tidak laku dan tak kunjung menikah di usia 20an tahun.  Faktor Media MassaInternet X 11 Semakin gencarnya ekspose dimedia massa menyebabkan kian terbuka terhadap seks sehingga menarik perhatian remaja untuk lebih memilih cepat menikah di usia muda. Universitas Sumatera Utara 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluargarumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dimaksud bahwa perkawinan itu hendaknya berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja. Para sosiologi berpendapat bahwa asal-usul pengelompokkan keluarga bermula dari peristiwa perkawinan. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Dan setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada didalamnya memeliki tugas masing-masing. Perkawinan pada manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial biologis, psikologis maupun sosial. Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di Desa atau di Kota. Namun tidak sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam kehidupan manusia perkawinan bukanlah bersifat sementara tetapi untuk seumur hidup. Namun tidak semua orang bisa memahami hakekat dan tujuan dari perkawinan yang seutuhnya yaitu mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam rumah-tangga. Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat dikatakan sangat penting. Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri. Universitas Sumatera Utara