Properti Terbengkalai abandoned property adalah aktiva tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha
Bank yang lazim. 3.
Rekening Antar Kantor Rekening Antar Kantor, yaitu tagihan yang timbul dari transaksi antar
kantor yang belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. 4.
Suspense Account Suspense Account, yaitu akun yang tujuan pencatatannya tidak
teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumentasi pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam akun yang seharusnya.
2.1.4 Basel Accord
Basel Accord merupakan suatu kerangka perbankan yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan dan kesehatan sistem keuangan dengan
harapan dapat memperkuat ketahanan perbankan dalam menghadapi krisis yang terjadi di kemudian hari melalui penguatan modal dan likuiditas perbankan. Basel
Accord juga dapat disebut sebagai peraturan di industri perbankan. Basel dapat digunakan sebagai pertimbangan serangkaian kebijakan bank sentral dari seluruh
dunia. Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 Bank for International Settlement BIS mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan
yang lebih dikenal dengan Basel Accord Basel I.
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka pengukuran bagi risiko kredit, dengan mensyaratkan standar modal minimum adalah 8. Komite Basel
merancang Basel I sebagai standar yang sederhana, mensyaratkan bank-bank untuk memisahkan eksposurnya kedalam kelas yang lebih luas, yang
menggambarkan kesamaan tipe debitur. Eksposur kepada nasabah dengan tipe yang sama seperti eksposur kepada semua nasabah korporasi akan memiliki
persyaratan modal yang sama, tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing
individu nasabah.
2.1.5 CAR Capital Adequacy Ratio
CAR Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan,
surat berharga, dan tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti
dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain –lain. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian
– kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dendawijaya. 2005:121.
Menurut Susilo, Sigit dan Totok 2000: 27, kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
Universitas Sumatera Utara
dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Aktiva tertimbang menurut risiko adalah
nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot 0 dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100. Dengan demikian
ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. Capital Adequacy Ratio CAR dapat dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
CAR =
� � � � ��+� � �
���
X 100
Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dalam penilaian kesehatan bank ini berubah-ubah sesuai dengan tingkat keperluan yang
dianggap paling tepat. Misalnya, tingkat CAR yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 1999 minimal 8 dan untuk tahun 2001 minimal 12. Pada
prinsipnya, tingkat CAR ini disesuaikan dengan ketentuan CAR yang berlaku secara internasional yaitu sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Bank for
International Settlement BIS. Peningkatan CAR ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan untuk memastikan prinsip kehati-hatian perbankan
senantiasa terjamin. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Rendahnya CAR
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas. Namun sebaliknya, semakin tinggi CAR maka kinerja
bank semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Martono 2004: 83, CAR digunakan untuk : 1 Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
2 sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang
penjualan asset yang tidak dipakai dan lain-lain, 3 alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya,
dan 4 dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki
oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti dan Tahun
Penelitian Judul
Variabel Hasil
1 Heather
Montgomery 2004
The Effect of the Basel
Accord on Bank
Portfolios in Japan
Variabel Independen:
capital ratio, asset growth,
LDR, GDP. Variable
dependen : total asset, loans,
corporate bonds, government
bonds. Basel Accord