Hubungan Tekanan Darah Anak dengan Tekanan Darah Orangtuanya

4.2. Hubungan Tekanan Darah Anak dengan Tekanan Darah Orangtuanya

Tabel 4.2. Perbedaan rerata tekanan darah Tekanan Darah, Mean SD, mmHg Kedua Orangtua Hipertensi N = 9 Salah Satu Orangtua Hipertensi N = 32 Kedua Orangtua Normotensi N = 49 Nilai P Sistolik 116.67 7.07 120.31 7.66 a 87.14 13.57 b 0.0001 a,b Diastolik 77.78 8.33 80.36 6.55 a 51.87 11.70 b 0.0001 a,b MABP 90.74 7.41 93.68 6.47 a 63.59 12.10 b 0.0001 a,b a,b Dengan menggunakan uji anova diketahui bahwa rerata tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP berbeda secara signifikan untuk ketiga kelompok responden P0.05. Dari hasil analisis lanjut untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dua kelompok dari ketiga kelompok responden digunakan uji Post Hoc dengan uji Bonferroni diperoleh bahwa kelompok responden dengan kedua orangtua hipertensi berbeda signifikan rerata tekanan darah sistolik, diastolik, maupun MABP dengan kelompok anak yang memiliki kedua orangtua normotensi. Begitu pula untuk kelompok anak yang memiliki salah satu orangtua dengan hipertensi juga berbeda secara signifikan dengan kelompok anak dengan orangtua yang normotensi. Sebaliknya, tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara kelompok anak dengan kedua orangtua hipertensi dan salah satu orangtua hipertensi P0.05. Dari tabel 4.2 juga diketahui bahwa rerata tertinggi untuk tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP terdapat pada kelompok anak yang memiliki orangtua salah satunya adalah penderita hipertensi dengan rerata tekanan darah masing-masing 120.31 7.66, 80.36 6.55, dan 93.68 6.47 P0.05 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Perbedaan rerata tekanan darah pada kelompok responden dengan ayah hipertensi dan kelompok responden dengan ayah normotensi Rerata Tekanan Darah, Mean SD, mmHg Anak dengan Ayah Hipertensi n = 35 Anak dengan Ayah Normotensi n = 55 IK 95 Nilai P Sistolik 119.67 7.79 90.58 16.34 23.98 – 34.20 0.0001 Diastolik 79.71 6.64 54.97 14.47 20.26 – 29.22 0.0001 MABP 92.93 6.33 66.87 15.08 21.49 – 30.64 0.0001 Pada tabel 4.3 diketahui bahwa rerata tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP lebih tinggi secara signifikan untuk responden yang memiliki ayah dengan hipertensi dibandingkan responden dengan ayah yang normotensi P0.05. Tabel 4.4. Perbedaan rerata tekanan darah pada kelompok responden dengan ibu hipertensi dan kelompok responden dengan ibu normotensi Rerata Tekanan Darah, Mean SD, mmHg Anak dengan Ibu Hipertensi n = 15 Anak Ibu Normotensi n = 75 IK 95 Nilai P Sistolik 117.44 7.10 97.98 19.98 12.78 – 24.55 0.0001 Diastolik 78.78 8.51 61.76 16.95 11.08 – 22.97 0.0001 MABP 91.89 74.03 74.03 17.74 11.99 – 23.73 0.0001 Pada tabel 4.4 diketahui bahwa rerata tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP lebih tinggi secara signifikan untuk responden yang memiliki ibu dengan hipertensi dibandingkan responden dengan ibu yang normotensi P0.05. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Hasil analisis korelasi dan regresi rerata tekanan darah orangtua dan rerata tekanan darah anak laki-laki Variabel r R Persamaan Garis 2 P TDS Ayah 0.806 0.649 y TDS Anak Laki-Laki = -9.237 + 0.825 TDS Ayah 0.0001 TDD Ayah 0.734 0.539 y TDD Anak Laki-Laki = -62.078 + 1.507 TDD Ayah 0.0001 TDS Ibu 0.744 0.553 y TDS Anak Laki-Laki = -18.50 + 0.961 TDS Ibu 0.0001 TDD Ibu 0.739 0.546 y TDD Anak Laki-Laki = -58.00 + 1.487 TDD Ibu 0.0001 Hasil analisis korelasi dan regresi diperoleh hubungan yang signifikan antara rerata tekanan darah ayah dan ibu responden dengan dengan rerata tekanan darah anak laki-laki P=0.0001, P0.05. Dengan menggunakan uji korelasi, seluruh variabel terikat memiliki korelasi yang positif dengan variabel terikat, artinya semakin tinggi rerata tekanan darah TDS dan TDD ayah atau ibu maka akan semakin tinggi pula rerata tekanan darah anak laki-laki TDS dan TDD. Berdasarkan nilai korelasi r, maka korelasi TDS ayah dengan TDS anak laki- laki menunjukkan korelasi yang sangat kuat r = 0.806, r 0.8, sedangkan korelasi TDD ayah, TDS ibu dan TDD ibu menunjukkan korelasi yang kuat 0.6 r 0.79 terhadap tekanan darah anak laki-laki. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Korelasi rerata tekanan darah orangtua TDS dan TDD dan rerata tekanan darah anak laki-laki TDS dan TDD Rerata TDD Ibu 110 100 90 80 70 60 50 Rerata TDD Anak Laki-laki 100 90 80 70 60 50 40 30 YTDS Anak laki- laki= -58.00+1.487TDS Ibu Rerata TDS Ibu 170 160 150 140 130 120 110 100 90 Rerata TDS Anak Laki-laki 140 130 120 110 100 90 80 70 60 YTDS Anak laki-laki= -18.50+0.961TDS Ibu Rerata TDD Ayah 110 100 90 80 70 60 Rerata TDD Anak Laki-laki 100 90 80 70 60 50 40 30 YTDS Anak laki-laki= -62.078+1.507TDS Ayah Rerata TDS Ayah 170 160 150 140 130 120 110 100 90 Rerata TDS Anak Laki- laki 140 130 120 110 100 90 80 70 60 YTDS Anak laki-laki= -9.237+0.825TDS Ayah Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Hasil analisis korelasi dan regresi rerata tekanan darah orangtua dan rerata tekanan darah anak perempuan Variabel r R Persamaan Garis 2 P TDS Ayah 0.798 0.637 y TDS Anak Perempuan = -3.292 + 0.80 TDS Ayah 0.0001 TDD Ayah 0.768 0.590 y TDD Anak Perempuan = -64.59 + 1.554 TDD Ayah 0.0001 TDS Ibu 0.748 0.559 y TDS Anak Perempuan = 12.845 + 0.714 TDS Ibu 0.0001 TDD Ibu 0.736 0.542 y TDS Anak Perempuan = -23.065 + 1.076 TDD Ibu 0.0001 Hasil analisis korelasi dan regresi diperoleh hubungan yang signifikan antara rerata tekanan darah ayah dan ibu responden dengan dengan rerata tekanan darah anak perempuan P=0.0001, P0.05. Dengan menggunakan uji korelasi, seluruh variabel terikat memiliki korelasi yang positif dengan variabel terikat, artinya semakin tinggi rerata tekanan darah ayah atau ibu TDS dan TDD maka akan semakin tinggi pula rerata tekanan darah anak perempuan TDS dan TDD. Berdasarkan nilai korelasi r, maka seluruh variabel bebas memiliki korelasi yang kuat terhadap variabel terikat 0.6 r 0.79. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Korelasi rerata tekanan darah orangtua TDS dan TDD dan rerata tekanan darah anak perempuan TDS dan TDD Rerata TDD Ibu 110 100 90 80 70 60 50 Rerata TDD Anak Perempuan 100 90 80 70 60 50 40 30 YTDS Anak Perempuan= --23.065+1.076TDD Ibu Rerata TDS Ibu 170 160 150 140 130 120 110 100 90 Rerata TDS Anak Perempuan 140 130 120 110 100 90 80 70 60 YTDS Anak Perempuan= -12.845+0.714TDS Ibu Rerata TDD Ayahh 110 100 90 80 70 60 50 Rerata TDD Anak Perempuan 100 90 80 70 60 50 40 30 YTDD Anak Perempuan= -64.59+1.554TDD Ayah Rerata TDS Ayah 170 160 150 140 130 120 110 100 90 Rerata TDS Anak Perempuan 140 130 120 110 100 90 80 70 60 YTDS Anak Perempuan= -3.292+0.80TDS Ayah Universitas Sumatera Utara BAB 5. PEMBAHASAN Untuk menambah deteksi awal hipertensi, pengukuran tekanan darah harus merupakan bagian pemeriksaan fisik periodik pada anak dan penyelidikan riwayat keluarga hipertensi secara teliti harus dilakukan. 8,9 Pengukuran tekanan darah merupakan komponen yang penting dan pemeriksaan fisik yang rutin dilakukan pada anak-anak. Nilai normal tekanan darah dan definisi hipertensi telah dilaporkan pertama sekali oleh Task Force on Blood Pressure Control in Children tahun 1977. Tekanan darah sistemik bertambah sesuai dengan bertambahnya umur dan berkorelasi dengan berat badan dan tinggi badan selama masa anak-anak dan remaja. 10 8,11 Hipertensi esensial adalah penyakit dengan peningkatan tekanan darah yang penyebabnya tidak diketahui, namun diketahui banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial seperti keturunan, masukan garam, stres dan obesitas. Anak dari riwayat keluarga yang hipertensi menunjukkan peningkatan yang persisten pada tekanan darahnya dibandingkan pada anak tanpa riwayat keluarga yang hipertensi. 8-12 13,14 Penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara umur dengan tekanan darah pada sebagian besar penduduk dengan perbedaan geografis. 15 Penelitian menunjukkan bahwa hipertensi esensial lebih sering terjadi pada masyarakat kulit hitam dibandingkan kulit putih, dimana insidennya lebih banyak dijumpai pada masa anak-anak dan remaja. Pada anak usia enam tahun keatas hipertensi esensial mulai ditemukan dan frekuensinya semakin bertambah sesuai makin bertambahnya usia anak. 16 17 American Universitas Sumatera Utara Heart Association menyatakan adanya keterlibatan faktor keluarga dalam patogenesis hipertensi esensial. 18 Zinner, dkk menyatakan bahwa penderita dengan hipertensi esensial ditemukan ekskresi kalikrein dalam urin dalam kuantitas yang lebih rendah dan kelainan ini diturunkan secara genetik. 19 Prebis, dkk menemukan peningkatan kadar asam urat dalam plasma penderita hipertensi esensial sebagai akibat berkurangnya klirens zat tersebut. Faktor-faktor lain yang diduga merupakan faktor predisposisi adalah obesitas, stres dan makanan yang banyak mengandung garam. Pada penelitian kami dijumpai rerata berat badan anak dengan riwayat orangtua hipertensi berkisar antara 23 kg sampai 30 kg dengan kisaran tinggi badan antara 121 cm sampai 132 cm, dimana jika diukur berdasarkan berat badan menurut tinggi badan dengan menggunakan CDC 2000 responden dalam penelitian ini masih dalam kategori berat badan yang sesuai dengan tinggi badan dan tidak ada yang obesitas. 20 Pada penelitian kami diikuti oleh 90 orang responden yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok dengan kedua orangtua penderita hipertensi, kelompok dengan salah satu orang tua penderita hipertensitensi dan kelompok dengan kedua orangtua normotensi, dijumpai sebanyak 9 responden dengan kedua orangtua penderita hipertensi, 32 responden dengan salah satu orangtua penderita hipertensi dan 49 responden dengan kedua orangtua normotensi. Dari 90 responden juga dijumpai 35 ayah hipertensi dan 55 ayah normotensi, sedangkan ibu hipertensi sebanyak 15 orang dan ibu yang normotensi sebanyak 75 orang. Berdasarkan hasil laporan dari National Kidney Foundation dijumpai insiden hipertensi esensial hampir 90 persen pada anak remaja, dimana hipertensi esensial jarang dijumpai pada masa awal anak. Insiden hipertensi esensial pada usia muda Universitas Sumatera Utara selalu dihubungkan dengan bertambahnya usia. 21 Pada penelitian yang dilakukan di Dallas tahun 1996 dari 132 anak dijumpai 67 persen hipertensi dengan gangguan ginjal dan renovaskuler dan 23 persen diantaranya adalah hipertensi esensial, dimana pada anak yang berusia 2 sampai 6 tahun dijumpai hipertensi esensial 14 persen, anak yang berusia 7 sampai 11 tahun 30 persen dan diatas 11 tahun sekitar 35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi esensial lebih sering terjadi pada saat anak mulai memasuki usia remaja dibanding pada masa awal anak. 22 Bila diarahkan pada stres atau tugas kompetitif, keturunan orang dewasa yang hipertensi, sebagai satu kelompok, berespon dengan penambahan frekuensi jantung dan tekanan darah yang lebih tinggi daripada anak-anak dari orangtua yang normotensi. Pada penelitian kami dijumpai rerata usia anak dengan orang tua hipertensi sekitar usia 9 hingga 11 tahun. 23-25 Beberapa anak dari orangtua yang hipertensi dapat mengekskresi metabolik katekolamin urin yang lebih tinggi atau dapat berespon pada pembebanan natrium dengan penambahan berat badan yang lebih besar dan penambahan tekanan darah daripada mereka yang tanpa riwayat keluarga yang hipertensi. Anak dari riwayat keluarga yang hipertensi menunjukkan peningkatan yang persisten pada tekanan darahnya dibandingkan pada anak tanpa riwayat keluarga yang hipertensi. 24-26 23,26 Pada anak dengan riwayat keluarga yang hipertensi dijumpai adanya hubungan dengan peningkatan absorbsi natrium pada tubulus proksimal ginjal sedangkan pada anak dengan obesitas dijumpai adanya hubungan dengan peningkatan absorbsi natrium di tubulus distal. Kedua mekanisme tersebut dapat menjelaskan hubungan antara anak dengan riwayat keluarga hipertensi dan terjadinya hipertensi esensial pada anak. 27,28 Universitas Sumatera Utara Hereditas merupakan penentu tekanan darah yang kuat, karenanya anak atau remaja dengan kenaikan tekanan darah dan mempunyai riwayat keluarga hipertensi dapat digunakan dalam memastikan diagnosa hipertensi esensial dan jarang memerlukan evaluasi untuk penyakit yang mendasarinya. Pada penelitian kami diketahui bahwa rerata TDS, TDD dan MABP lebih tinggi secara signifikan untuk anak dengan orangtua hipertensi dibandingkan dengan orang tuanormotensi P=0.0001. Tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP juga lebih tinggi secara signifikan pada anak dengan ayah hipertensi dibandingkan dengan ayah normotensi, begitu juga dengan ibu P=0.0001. 29-31 Pada penelitian ini dengan menggunakan uji korelasi dijumpai adanya korelasi yang positif antara kedua variabel, dimana semakin tinggi tekanan darah TDS dan TDD ayah atau ibu maka semakin tinggi pula tekanan darah anak. Peningkatan tekanan darah sistolik pada ayah memiliki hubungan yang sangat kuat dengan peningkatan tekanan darah sistolik pada anak laki-laki. Peningkatan tekanan darah diastolik ayah berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah anak laki-laki, begitu juga dengan peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik ibu berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah anak laki-laki. Pada anak perempuan dengan uji korelasi dijumpainya hubungan yang kuat antara peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP ayah dan ibunya dengan tekanan darah sistolik. diastolik dan MABP anak perempuan. Universitas Sumatera Utara BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan