METODE ANALISIS DATA Pembahasan

dengan salah satu rangkaian acara dari komunitas yang menjadi populasi dari sampel penelitian ini. Selain melakukan pengambilan data secara langsung dengan memberikan skala Impulse Buying kepada para sampel, peneliti juga memanfaatkan media internet untuk pengambilan data berupa skala online. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan untuk menemukan anggota komunitas Hijabers ketika sedang tidak ada acara khusus.

3. Pengolahan Data

Setelah keseluruhan data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisa menggunakan bantuan program SPSS versi 19 for windows. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik. Alasan yang mendasari digunakannya analisa statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan generalisasi penelitian. Pertimbangan lain yang mendasari adalah statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif, dan universal Hadi, 2004.

G. METODE ANALISIS DATA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan impulse buying produk fashion muslimah antara mahasiswi berjilbab anggota komunitas Hijabers dan bukan anggota komunitas Hijabers. Oleh karena itu, metode analisis data yang akan digunakan adalah uji t-test yang digunakan untuk menguji perbedaan dua kelompok sampel Trihendradi,2005 melalui bantuan program aplikasi computer Universitas Sumatera Utara SPSS. Analisa statistik digunakan untuk menunjukkan kesimpulan dan arena statistika bekerja dengan angka, statistika bersifat objektif serta universal Hadi,2000. Uji asumsi penelitian dilakukan sebelum melakukan analisa data. Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah sampel berasal dari populasi yang terdistribusi norma. Uji normalitas dilakukan dengan one-sample kolmogorv smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika diperoleh p0,05. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dan sampel adalah homogen yang menggunakan Lavene Statistic, dimana p ≥0,05 berarti sampel dinyatakan homogen. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Analisa data diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisa data tersebut.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi S1 pengguna jilbab modern di kota Medan dengan uang saku perbulan di atas Rp 600.000,-. Subjek pada penelitian ini berjumlah 100 orang yang terdiri dari 50 orang anggota komunitas Hijabers Medan dan 50 orang yang bukan anggota komunitas Hijabers Medan. Berikut adalah gambaran subjek penelitian berdasarkan karakteristik tambahan berupa uang saku bulanan dan usia tabel 4 5: Tabel 4 Gambaran Subjek Berdasarkan Uang Saku Frequency Percent Valid 600.000-999.000 38 38.0 999.000 62 62.0 Total 100 100.0 Universitas Sumatera Utara Tabel 5 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia Frequency Percent Valid 18 6 6.0 19 19 19.0 20 21 21.0 21 16 16.0 22 23 23.0 23 9 9.0 24 5 5.0 25 1 1.0 Total 100 100.0

2. Hasil Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan impulse buying produk fashion muslimah pada mahasiswi pengguna jilbab modern yang merupakan anggota komunitas Hijabers Medan dengan yang bukan anggota komunitas tersebut.. Metode analisis data yang digunakan adalah independent sample t-test. Sebelum hasil utama penelitian dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Asumsi Penelitian

1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi secara normal. Adapun untuk mengukur normalitas itu sendiri dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Prosedur yang digunakan untuk melakukan interpretasi hasil uji normalitas dengan melihat perbandingan nilai signifikansi p dengan nilai α Alpha. α merupakan taraf kepercayaan. Penelitian ini menggunakan α = 0.05. Apabila nilai p α, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data penelitian masing-masing variabel tidak menyebar secara normal. Sedangkan apabila nilai p α, maka dapat disimpulkan bawa distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Perhitungan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan fasilitas program SPSS 19.0 for windows. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov untuk Uji Normalitas nonhijabers hijabers N 50 50 Normal Parameters a,,b Mean 81.26 95.10 Std. Deviation 12.692 16.163 Most Extreme Differences Absolute .131 .070 Positive .106 .070 Negative -.131 -.067 Kolmogorov-Smirnov Z .926 .495 Asymp. Sig. 2-tailed .358 .967 Dari data yang diperoleh pada Tabel 6, menunjukkan bahwa nilai Z untuk non-Hijabers adalah sebesar 0,926 dengan nilai p = 0,358 yang artinya p 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data penelitian impulse buying pada mahasiswi non-Hijabers telah menyebar secara normal. Demikian pula dengan Universitas Sumatera Utara impulse buying mahasiswi Hijabers telah menyebar secara normal, hal ini terlihat dari nilai Z sebesar 0,495 dan nilai p = 0,967 yang artinya p 0.05. 2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian adalah homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test. Data penelitian dikatakan homogen jika nilai p 0.05. Apabila nilai p 0.05, maka data penelitian tidak homogen. Hasil Levene Statistic untuk uji homogenitas varians terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic Impulse buying Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.780 1 98 .055 Dari data yang diperoleh pada Tabel 7, maka dapat dilihat bahwa nilai p sebesar 0.055 yang artinya p ≥ α 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians dari sampel penelitian ini sama atau homogen yang berarti bahwa kelompok sampel berasal dari populasi dengan varians yang sama.

b. Hasil Penelitian Utama

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan impulse buying ditinjau dari keanggotaan di komunitas fashion muslimah Hijabers. Penelitian ini merupakan studi komparatif antara anggota Hijabers dan yang bukan anggota Hijabers di kota Medan. Metode analisa data Universitas Sumatera Utara yang digunakan adalah independent sample t-test. Setelah melakukan pengujian statistik dilakukan perumusan hipotesa statistik, yaitu : 1. Ho : μ1 = μ2, artinya tidak ada perbedaan impulse buying produk fashion muslimah ditinjau dari keanggotaan di komunitas fashion muslimah Hijabers. 2. Ha : μ1 ≠ μ2, artinya ada perbedaan impulse buying produk fashion muslimah ditinjau dari keanggotaan di komunitas fashion muslimah Hijabers. Kriteria Ho ditolak jika p α ; α = 0.05. Hasil perhitungan statistik uji-t yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Independent Sample T-Test impulse buying produk fashion muslimah dari keanggotaan di komunitas fashion muslimah Hijabers Impulse buying Equal variances assumed Equal variances not assumed Lavene’s test for equality of variance f 3.780 Sig. .055 t-test for equality of means t -4.762 -4.762 df 98 92.783 Sig.2-tailed .000 .000 Mean difference -13.840 -13.840 Std.error difference 2.906 2.906 95 confidence interval of the difference Lower -19.607 -8.073 Upper -19.612 -8.068 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data dari Tabel 8, dapat dilihat pada kolom equal variances assumed yaitu untuk signifikansi data penelitian yang homogen, diperoleh bahwa hasil analisis uji-t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 p 0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan impulse buying produk fashion muslimah ditinjau dari keanggotaan di komunitas fashion muslimah Hijabers. Hal ini juga dapat diterangkan dari statistik deskriptif mean impulse buying yang diperoleh pada Hijabers dan non-Hijabers pada Tabel 10 berikut: Tabel 9. Perbandingan mean impulse buying yang diperoleh pada mahasiwi Hijabers dan non-Hijabers keanggotaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Impulse buying nonhijabers 50 81.26 12.692 1.795 hijabers 50 95.10 16.163 2.286 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa skor rata-rata impulse buying anggota Hijabers lebih tinggi daripada yang bukan anggota Hijabers Medan. Berdasarkan hasil pengujian lebih lanjut pada penelitian ini, diperoleh hasil yang berbeda untuk setiap aspek impulse buying ditinjau dari keanggotaan di Hijabers. Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Analisis Aspek impulse buying ditinjau dari keanggotaan di Hijabers NO. Aspek Impulse Buying Keanggotaan Sig. Hijabers non- Hijabers Keterangan Non- Hijabers Hijabers 1 Spontanitas 20.06 23.00 0.001 Signifikan 2 Kekuatan, kompulsi, dan intensitas 18.70 22.76 0.000 Signifikan 3 Kegairahan dan stimulasi 21.94 25.16 0.000 Signifikan 4 Ketidakpedulian akan akibat 20.56 24.18 0.000 Signifikan Jumlah mean 81.26 95.10 Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap aspek impulse buying ditinjau dari keanggotaan di Hijabers. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi setiap aspek yaitu 0,000 0.05. Dari Tabel 10 juga dapat dilihat bahwa terdapat 4 aspek impulse buying dengan skor rata-rata setiap aspek pada anggota Hijabers lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan anggota Hijabers.

c. Kategorisasi Data Penelitian

Skala impulse buying produk fashion muslimah terdiri dari 40 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 1 sampai 4. Hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi yang berhasil didapat subjek adalah 132 dan skor terendah adalah 47. Hasil perhitungan rata-rata empirik dan rata-rata hipotetik impulse buying ditinjau dari keanggotaan pada komunitas Hijabers yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Nilai Empirik dan Hipotetik Impulse Buying Keanggotaan Statistik N Mean Std.Dev Min Max Hijabers Empirik 50 95.10 16.163 47 132 Hipotetik 50 100 20 40 160 Non-Hijabers Empirik 50 81.26 12.692 48 124 Hipotetik 50 100 20 40 160 Berdasarkan Tabel 11 maka diperoleh rata-rata hipotetik impulse buying produk fashion muslimah pada Hijabers non-Hijabers adalah sebesar 100 dengan standar deviasi sebesar 20. Sementara rata-rata empirik yang diperoleh mahasiswi Hijabers adalah 95.10 dengan standar deviasi sebesar 16.163. Sedangkan rata-rata empirik yang diperoleh mahasiswi non-Hijabers adalah 81.26 dengan standar deviasi sebesar 12.692. Jika dilihat perbandingan antara rata-rata empirik dengan rata-rata hipotetik diatas, dapat dilihat bahwa kedua kelompok penelitian Hijabers maupun non-Hijabers memiliki rata-rata empirik lebih besar dari pada rata-rata hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan impulse buying yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata impulse buying yang dimiliki populasi pada umumnya. Berdasarkan mean hipotetik dan standard deviasi yang diperoleh di atas, maka dapat dibuat kategorisasi impulse buying dalam tiga kelompok, yaitu kelompok yang memiliki skor impulse buying yang rendah, sedang, dan yang tinggi, seperti yang terlihat pada Tabel 12 13 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Kategorisasi Norma –Rentang Nilai Impulse Buying Rentang Nilai Kategorisasi X μ – 1.0 σ Rendah μ – 1.0 σ ≤ X μ + 1.0 σ Sedang μ + 1.0 σ ≤ X Tinggi Keterangan Tabel 12 : μ : mean σ : standar deviasi Tabel 13. Data Tingkat dan Klasifikasi Skor Impulse Buying Produk Fashion Muslimah Keanggotaan Kategori Skor Impulse Buying Produk Fashion Muslimah Jumlah Subjek Persentasi Hijabers Tinggi X ≥ 120 2 4 Sedang 80 ≤ X 120 41 82 Rendah X 80 7 14 Total 50 100 Non-Hijabers Tinggi X ≥ 120 1 2 Sedang 80 ≤ X 120 31 62 Rendah X 80 18 36 Total 50 100 Dari Tabel 13 diketahui bahwa pada subyek penelitian yang merupakan anggota Hijabers, hampir keseluruhan sampel tergolong dalam kategori impulse buying yang sedang 82 sedangkan sisanya berada dalam kategori rendah 14 dan hanya sebagian kecil yang tergolong pada kategori imnpulse buying yang tinggi 4. Kondisi serupa juga terjadi pada non-Hijabers, hanya saja persentasinya tidak sesignifikan seperti pada anggota Hijabers, yaitu rendah sebanyak 36, sedang 62, dan tinggi hanya 2. Universitas Sumatera Utara

B. Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan impulse buying produk fashion muslimah antara anggota Hijabers dengan yang bukan anggota Hijabers Medan, yaitu impulse buying produk fashion muslimah pada anggota Hijabers lebih tinggi daripada yang bukan anggota Hijabers dengan nilai p = 0.000 p 0.05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesa penelitian yang diajukan bahwa adanya perbedaan impulse buying produk fashion muslimah antara anggota Hijabers dengan yang bukan anggota Hijabers. Dari nilai rata-rata, analisa data penelitian menunjukkan bahwa impulse buying produk fashion muslimah pada anggota Hijabers lebih tinggi daripada yang bukan anggota Hijabers. Perbedaan yang tampak dari skor itu sendiri sebenarnya tidaklah terlalu signifikan khususnya ketika dilihat berdasarkan kategori skor keduanya. Berdasarkan kategori skor tersebut, baik anggota Hijabers maupun non-Hijabers termasuk dalam kategori sedang cenderung ke rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Anggarasari 1997 bahwa individu dengan tingkat religiusitas yang lebih tinggi cenderung memiliki sikap konsumtif yang lebih rendah. Religiusitas pada umat Islam sendiri umumnya diidentifikasikan dengan cara berpakaian yang muslimah menggunakan jilbab. Menurut ajaran agama Islam, segala sesuatu yang berlebihan dianggap sebagai perbuatan tercela atau tidak baik sehingga harus dihindari. Sikap berlebihan ini dapat mencakup berbagai hal, baik dalam keinginan kebutuhan, maupun dalam hal memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Bagi kaum wanita yang menggunakan jilbab, nilai-nilai Universitas Sumatera Utara agama merupakan hal yang mutlak menjadi acuan. Hal ini khususnya berkaitan mengenai masalah berpakaian karena jilbab atau hijab itu sendiri merupakan aturan agama dalam berbusana sehingga pemakaiannya pun harus sesuai dengan prinsip ajaran agama Islam itu sendiri. Namun untuk kedua kelompok dalam penelitian ini yaitu Hijabers dan non-Hijabers, kondisi ini cenderung sama karena jenis jilbab dan prinsip ajaran agama yang dianut keduanya adalah sama. Jika melihat perbedaan skor antara kedua kelompok dalam penelitian ini, skor impulse buying pada anggota komunitas Hijabers terlihat lebih tinggi dengan skor tertinggi pada aspek kegairahan dan stimulasi. Kegairahan serta stimulasi ini sendiri berasal dari dalam individu dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan salah satunya melalui komunitas. Di dalam komunitas, sebagian besar individu bergabung karena adanya keinginan untuk diakui sebagai bagian dari kalangan fashionable. Minat terhadap fashion muslimah juga dapat menjadi pendorong individu dalam melakukan impulse buying menurut Rook dan Fisher dalam Engel et al,1995. Kondisi yang dominan ini selanjutnya akan mempengaruhi keseluruhan anggota komunitas sehingga minat terhadap fashion itu sendiri justru akhirnya lebih menonjol dan akan semakin kuat seiring berkembangnya komunitas tersebut. Komunitas juga dapat menjadi alasan lebih tingginya skor impulse buying pada anggota Hijabers. Sesuai dengan pendapat Hawkins 2007, komunitas sebagai bagian dari demografis individu turut mempengaruhi impulse buying dalam bentuk karakteristik konsumen. Komunitas akan mempengaruhi individu dalam berpikir dan bertindak, khususnya melalui informasi yang tersebar di dalam Universitas Sumatera Utara komunitas mengenai fashion muslimah terkini. Berbagai kegiatan di dalam komunitas, baik secara langsung melalui aturan berpakaian yang telah ditetapkan sebelum acara dilakukan maupun secara tidak langsung dalam bentuk norma „fashionable‟ busana muslim akan mengarahkan individu untuk berpakaian dan berdandan sesuai norma fashion yang ada di komunitas tersebut. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi individu dalam proses pembelian sehingga menciptakan kebiasaan berbelanja tersendiri bagi individu yang akhirnya dapat mengarah pada peningkatan impulse buying. Munculnya tren fashion ala hijabers saat ini sangat mempengaruhi para konsumen busana muslim. Untuk kalangan mahasiswi, identitas sebagai Hijabers memberikan kebanggaan dan rasa puas tersendiri. Kelompok Hijabers dianggap sebagai kalangan yang pantas untuk dijadikan panutan dalam berpenampilan muslimah yang baik dan indah. Hal inilah yang membuat para anggota komunitas Hijabers akan berusaha maksimal dalam menampilkan dirinya sebagai bagian dari komunitas Hijabers melalui cara berpakaian sesuai dengan norma tren fashion muslimah terkini yang ada di dalam komunitasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Solomon 2009 mengenai pakaian sebagai salah satu cara individu dalam mendefenisikan dirinya. Subjek di dalam penelitian ini secara umum memiliki karakteristik yang sama dari segi umur dan kelas sosial ekonomi dilihat berdasarkan uang saku perbulan. Karakteristik yang membedakan kedua kelompok hanya terletak pada identitas komunitas Hijabers. Kondisi ini sebenarnya belum begitu kuat dalam menciptakan suatu kondisi khusus pada diri individu. Hal ini disebabkan oleh Universitas Sumatera Utara waktu terbentuknya komunitas Hijabers Medan yang masih baru sekitar kurang dari satu tahun. Kegiatan yang dilaksanakan juga belum terlalu banyak dan intensitas kegiatannya juga masih sangat minim. Berdasarkan hasil observasi langsung peneliti terhadap komunitas, unsur utama dari komunitas berupa interaksi dua arah diantara anggota komunitas Wenger,2004 belum terpenuhi. Para pengurus dari komunitas ini masih memfokuskan diri pada anggota inti berupa para pengurus yang juga berperan sebagai pendiri komunitas ini dalm berbagai kegiatan yang dilakukan. Hal inilah yang menjadi penyebab individu dalam komunitas belum dapat sepenuhnya dikatakan telah mendapat pengaruh dari komunitas termasuk dalam impulse buying yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan terakhir akan dikemukakan saran-saran yang dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

A. Kesimpulan