17 kondisi eksternal misalnya ditindas struktur sosial yang tidak
adil ”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
utama pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta menumbuhkan kompetensi masyarakat, baik tanggung jawab
sosial masyarakat itu sendiri dan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan dirinya.
c. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat tidak bersifat selamanya, dengan kata lain pemberdayaan masyarakat berlangsung melalui suatu proses
belajar yang dilakukan secara bertahap hingga masyarakat mencapai kemandirian.
Dalam pengertian
yang diberikan
terhadap pemberdayaan, jelas dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah proses
pemberian danatau optimasi daya, baik daya dalam pengertian “kemampuan dan keberanian” maupun daya dalam arti “kekuasaan”.
Proses dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap.
Ambar Teguh S 2004: 83 menyatakan bahwa tahap-tahap pemberdayaan yang harus dilalui meliputi :
1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri;
2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
18 keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan; 3
Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan- keterampilah sehingga terbentulah inisiasi dan kemampuan
inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Menurut Hempri Suparjan 2003: 44, dalam rangka pemberdayaan masyarakat ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
antara lain : 1
Meningkatkan kesadaran kritis atau posisi masyarakat dalam struktur sosial politik;
2 Kesadaran kritis yang muncul diharapkan membuat masyarakat
mampu membuat argumentasi terhadap berbagai macam eksploitasi serta sekaligus mebuat pemutusan terhadap hal
tersebut; 3
Peningkatan kapasitas masyarakat; 4
Pemberdayaan juga perlu mengkaitkan dengan pembangunan sosial dan budaya masyarakat.
Upaya peningkatan kesadaran kritis atau posisi masyarakat berangkat dari asumsi bahwa sumber kemiskinan berasal dari
konstruksi sosial social construction yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Kesadaran kritis dapat meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam pembangunan masyarakat. Dalam konteks ini perlu dipahami bahwa masalah kemiskinan bukan sekedar persoalan
kesejahteraan sosial, tetapi juga berkaitan dengan faktor politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
19 Tim
Delivery menawarkan
tahapan-tahapan kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari proses seleksi lokasi sampai dengan pemandirian masyarakat. Secara rinci masing-masing
tahap tersebut sebagai berikut: 1
Tahap 1. Seleksi lokasi; 2
Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat; 3
Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat; a
Kajian keadaan pedesaan partisipatif; b
Pengembangan kelompok; c
Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan; d
Monitoring dan evaluasi partisipatif; 4
Tahap 4. Pemandirian masyarakat. Totok Poerwoko, 2012: 125.
Kegiatan seleksi lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak terkait dan masyarakat. Setelah
kegiatan seleksi lokasi dilakukan, langkah berikutnya adalah sosialisasi pemberdayaan masyarakat yang akan membantu untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak terkait tentang program dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah
direncanakan. Selama proses pemberdayaan, dilakukan berbagai identifikasi dan pengkajian potensi, menyusun rencana kegiatan
kelompok, menerapkan rencana kegiatan kelompok serta memantau proses dan hasil kegiatan secara terus menerus. Tahap terakhir yang
dilakukan adalah pemandirian masyarakat agar benar-benar mampu mengelola sendiri kegiatannya.
Lippit merinci tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam 7 tujuh kegiatan pokok, yaitu:
20 1
Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik
keberadaannya sebagai individu dan anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisikteknis,
sosial-budaya, ekonomi, dan politik;
2 Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak
diinginkan yang kaitannya dengan keadaan sumberdaya, lingkungan fisikteknis, sosial-budaya dan politis serta faktor-
faktor penyebab terjadinya masalah;
3 Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-masalah,
analisis alternatif pemecahan masalah, serta pemilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi
internal kekuatan, kelemahan maupun kondisi eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi;
4 Menunjukkan pentingnya perubahan, yang sedang dan akan
terjadi di lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat lokal, nasional, regional, dan global;
5 Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagiam dan
implementasi perubahan terencana yang berhasil dirumuskan; 6
Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari “luar” penelitian, kebijakan, produsenpelaku bisnis, dll.
maupun yang berasal dari dalam pengalaman, indigenous technology, maupun kearifan tradisional dan nilai-nilai adat;
7 Melaksanakan
pemberdayaanpenguatan kapasitas,
yaitu pemberian kesempatan kepada kelompok lapisan bawah
grassroots untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan- pilihannya voice and choice Totok Poerwoko, 2012: 123-
125.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan pemberdayaan meliputi 3 tahapan inti, yaitu:
penyadaran masyarakat yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya” sebagai individu, anggota
masyarakat maupun kondisi lingkungannya menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri,
proses pemberdayaan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bersama-sama melakukan identifikasi dan
pengkajian potensi masyarakat, menyusun dan menerapkan rencana
21 kelompok serta memantau proses dan hasil kegiatan secara
berkelanjutan serta pemandirian masyarakat berupa pendampingan agar memiliki inisiasi dan kemampuan inovatif serta mampu
mengelola sendiri kegiatannya.
d. Dampak Pemberdayaan Masyarakat