Faktor Penghambat Pemberdayaan Masyarakat melalui Bank

82 4 Tingkat pendidikan nasabah yang tinggi sehingga mereka sadar dan peduli lingkungan serta mendukung kegiatan yang ada di bank sampah; 5 Adanya kesadaran pribadi dan dukungan dari keluarga nasabah dalam mengelola sampah di bank sampah.

5. Faktor Penghambat Pemberdayaan Masyarakat melalui Bank

Sampah Tri Guyub Rukun Program pemberdayaan masyarakat melalui Bank Sampah Tri Guyub Rukun juga memiliki faktor penghambat, seperti yang disampaikan oleh “IS” : “Kesadaran dan kemauan masyarakat masih ada yang rendah mbak. Apalagi itu dalam sosialisasi kami masih belum bisa maksimal mbak. Masih ada beberapa dusun di Desa Trirejo yang belum kami sosialisasi, karena wilayah Desa Trirejo cukup luas mbak. Selain itu yang jadi hambatan adalah banyak warga yang mengeluhkan jarak bank sampah dengan rumah mereka jauh mbak, apalagi yang sudah sepuh itu banyak yang ngeluh. Jadi kadang kami yang ngalahi buat ambil ke rumah warga mbak”. CW VIII tanggal 21 Maret 2015 pukul 16.00-17.30 WIB. Selain itu “WK” juga memberikan pernyataan mengenai faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah: “… kendalanya itu seperti banyaknya program atau informasi yang sudah disosialisasikan kepada masyarakat tapi masih banyak masyarakat yang kurang antusias bahkan cenderung kurang peduli mbak dengan kegiatan yang ada di bank sampah. Selain itu juga kami belum membentuk pos-pos di masing-masing dusun terutama yang jauh dari bank sampah mbak, di mana pos-pos ini jadi pusat pengumpulan sampah dari masyarakat yang rumahnya jauh dari bank sampah”. CW VII tanggal 07 Maret 2015 pukul 10.00-11.30 WIB. 83 “FH” mengemukakan faktor lain yang menghambat jalannya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Bank Sampah Tri Guyub Rukun, yaitu : “Penghambatnya itu masyarakat yang rumahnya jauh dari bank sampah mbak. Selain itu juga kami terkendala kendaraan untuk mengambil sampah warga yang rumahnya jauh, ada gerobak kan harus didorong mbak. Kalau mau dibawa sambil bawa motor kan susah juga”. CW IV tanggal 22 Februari 2015 pukul 09.00-10.00 WIB. Peneliti juga menemukan faktor penghambat lainnya yang berasal dari nasabah, ya itu “VM” yang menyatakan : “… biasanya karena ada jadwal kegiatan yang berbenturan jam kerja saya mbak. Misalnya kayak pelatihan yang pelaksanaannya gak pas hari libur, saya jadi gak bisa ikut mbak”. CW IV tanggal 22 Februari 2015 pukul 09.00-10.00 WIB. Selain itu “NG” juga memberikan pernyataan mengenai hambatan yang dihadapi selama menjadi nasabah di Bank Sampah Tri Guyub Rukun: “Kendalanya kadang saya pas repot jadi nggak sempat mengantarkan sendiri sampah-sampah yang sudah saya pilah itu mbak …” CW II tanggal 16 Februari 2015 pukul 19.30-21.30 WIB. Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penabungan sampah yang dilaksanakan di Bank Sampah Tri Guyub Rukun terdapat beberapa faktor penghambat, yaitu : 1 Sosialisasi kegiatan bank sampah yang masih belum maksimal ke semua dusun yang ada di Desa Trirejo. Hal ini disebabkan karena wilayah Desa Trirejo cukup luas dan pengurus Bank Sampah Tri 84 Guyub Rukun belum bisa menjangkau ke seluruh dusun untuk melakukan sosialisasi; 2 Kesadaran dan kemauan masyarakat masih ada yang rendah meski sudah mengetahui program bank sampah yang disampaikan saat sosialisasi. Masih ada warga yang cenderung tak mau tahu dan kurang peduli dengan kegiatan lingkungan, terutama yang dilaksanakan di Bank Sampah Tri Guyub Rukun; 3 Banyak warga yang mengeluhkan jarak bank sampah dengan rumah mereka cukup jauh dan pihak bank sampah belum membentuk pos- pos di masing-masing dusun terutama yang jauh dari bank sampah, di mana pos-pos ini jadi pusat pengumpulan sampah dari masyarakat yang rumahnya jauh dari bank sampah; 4 Terbatasnya ketersediaan kendaraan untuk mengambil sampah warga yang rumahnya jauh dari bank sampah; 5 Kendala waktu dan kesibukan masing-masing nasabah sehingga tidak bisa maksimal dalam mengikuti kegiatan di bank sampah.

C. Pembahasan