Metode yang digunakan Data Hasil Penelitian

74 d. Ibu “ML” : sikap kakek dan nenek yang sering memanjakan cucunya dan tontonan televisi yang tidak mendidik.

6. Upaya untuk Mengatasi Hambatan

Untuk mengatasi hambatan yang dialami pekerja perempuan dalam mendidik anak berbudi pekerti sebagai berikut: a. Ibu “MI” : selalu mendampingi anak dan menegur bila bertindak salah serta menjadi teladan bagi anak. b. Ibu “AT” : mendidik dengan sabar dan telaten. c. Ibu “MT” : mendampingi anak saat nonton televisi dan selalu memberi contoh perilaku yang berbudi pekerti. d. Ibu “ML” : sering mengontrol perilaku anak dan meluangkan waktu untuk anak.

C. Pembahasan

1. Implementasi Pendidikan Budi Pekerti dalam Keluarga

Implementasi pendidikan budi pekerti dalam keluarga pekerja perempuan, meliputi lima unsur pokok yaitu: a nilai keagamaan,b nilai kesopanan, c nilai sosial, d nilai kejujuran dan tanggung jawab. Dari unsur tersebut dapat dijabarkan lebih luas sebagai berikut: a. Nilai keagamaan 75 Masa kanak-kanak masa yang paling baik untuk memupuk dasar- dasar hidup beragama. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta kemasjid bersama-sama untuk menjalankan ibadah, mendengarkan ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar pengaruhnya terhadap kepribadian anak Hasbullah, 2001:44. Nilai keagamaan meliputi doa sehari-hari seperti doa sebelum makan dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah tidur, doa pada kedua orang tua dan ibadah sholat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keluarga yang mengajarkan surat-surat pendek pada anaknya, Ibu “MI”, Ibu “ML”, dan Ibu “MT” mengajarkan anak mereka surat pendek dan do’a ketika sedang berkumpul. Mereka juga mengajak dan memberi contoh pada anak untuk sholat. Dari keempat responden hanya terdapat satu keluarga yang masih kurang memberikan contoh dalam bidang agama pada anaknya yaitu Ibu “AT”. b. Nilai Kesopanan Membiasakan sopan santun dalam pergaulan sangat bermanfaat bagi hubungan sesama manusia. Tidak menyakiti hati orang lain dan sopan serta halus dalam bertutur kata tentu akan membuat diri seseorang lebih dihargai. Membiasakan bertutur kata yang baik sejak usia dini dapat menjaga agar lisan terhindar dari perkataan kotor yang sering terdengar dilontarkan oleh anak-anak sekarang. Orang tua hendaknya bersikap dan berperilaku yang dapat menguatkan kepribadian anak, menanamkan rasa 76 percaya diri, sehingga anak tidak akan mengulang-ulang ucapan keji kasar dan buruk yang didengar di luar rumah Mar’atun Shalihah, 2010: 53-54. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat pekerja perempuan dalam melaksanakan pendidikan nilai kesopanan atau sopan santun, orang tua selalu memberitahu, mengajarkan, dan membiasakan anak untuk bersikap sopan, meliputi menghormati orang tua, menghargai orang lain, makan minum dengan sopan, berbicara sopan, bertingkah laku sopan. c. Nilai Kepekaan Sosial Manusia adalah mahkluk sosial, di mana setiap langkah kehidupannya terlibat dengan orang lain, ia akan membutuhkan dan dibutuhkan satu sama lain. Sering ditemui dalam masyarakat, seseorang yang menarik diri dari lingkungan karena merasa diri lebih dan tak membutuhkan bantuan orang lain, namun jika suatu saat dia mendapatkan musibah, barulah ia akan bertanya mengapa orang lain tidak peduli padanya. Sikap peduli pada orang lain tidak bisa muncul begitu saja, namun dibutuhkan pembinaan sejak dini Mar’atun Shalihah, 2010:91. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa nilai sosial yang dilaksanakan pekerja perempuan meliputi: membantu orang tua, membantu teman, berbagi dengan orang lain teman, bekerja sama dengan orang lain teman. Saat bermain dapat dilihat bahwa orang tua telah mengajarkan pada anaknya untuk berbagi dan saling membantu pada anak 77 seperti: berbagi mainan, bekerjasama dalam merapikan mainan maupun berbagi makanan pada teman. d. Nilai kejujuran dan tanggung jawab Menanamkan kejujuran tidak bisa diwujudkan hanya dengan kata- kata, harus begini begitu, tidak boleh begini begitu. Namun yang paling utama adalah membiarkan anak melihat contoh kejujuran dalam kehidupannya, membiarkan anak tumbuh dilingkungan yang menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kejujuran Mar’atun Shalihah, 2010:42. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa nilai kejujuran dan tanggung jawab meliputi kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan mandiri. Pada keluarga ibu “ML” anak diajarkan untuk jujur seperti: selalu pamit apabila akan main, tidak boleh mengambil barang orang, apabila ditanya tidak boleh berbohong. Secara garis besar pendidikan budi pekerti dalam keluarga hampir sama dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pusat Kurikulum Depdiknas, yaitu meyakini adanya Tuhan YME dan selalu mentaati ajaran- Nya, toleransi, disiplin diri, tanggung jawab, keterbukaan, mengendalikan diri, berfikir positif, cinta dan kasih sayang, kebersamaan dan gotong royong, kesetiakawanan, saling menghormati, memiliki tata krama dan sopan santun, memiliki rasa malu, kejujuran.