Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah
11 Sedangkan dalam Bertens, 1993: 6, etika adalah nilai-nilai dan norma-
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dalam kaitannya dengan budi pekerti etika
membahasnya sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan pilihan yang terbaik dalam
menghadapi masalah nyata. Keputusan seseorang wajib dapat dipertanggungjawabkan secara moral terhadap diri dan lingkungannya Nurul
Zuriah, 2007: 17. Pengertian pendidikan budi pekerti secara operasional adalah upaya untuk
membekali anak melalui bimbingan dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal masa depannya, agar memiliki hati nurani
yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama makhluk. Dengan demikian, terbentuklah
pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma
dan moral luhur bangsa Nurul Zuriah, 2007:20. Ruang lingkup pendidikan budi pekerti adalah penanaman dan
pengembangan nilai, sikap dan perilaku peserta didik sesuai nilai-nilai budi pekerti luhur. Jika dicermati terdapat dua aspek yang menjadi orientasi pendidikan
budi pekerti: 1
Membimbing hati nurani anak berkembang lebih positif secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan hati nurani anak yang semula
egosentris menjadi altruis. 2
Memupuk, mengembangkan, menanamkan nilai-nilai dan sifat-sifat positif ke dalam pribadi anak. Seiring dengan itu, pendidikan budi pekerti juga
mengikis dan menjauhkan anak dari sifat-sifat dan nilai-nilai buruk.
12 Dengan demikian peserta didik akan mengalami proses transformasi nilai,
transaksi nilai dan transinternalisasi proses pengorganisasian dan pembiasaan nilai-nilai kebaikan menjadi kepercayaan keimanan yang
mempribadi. Zubaedi, 2005:4-8.
Dapat dipahami bahwa titik tekan pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan potensi-potensi kreatif subjek didik agar menjadi manusia baik,
menurut pandangan manusia dan menurut pandangan Tuhan. Menurut David R. Krathwohl dalam Zubaedi,2005: 4-8, pendidikan budi
pekerti merupakan aktivitas yang melibatkan proses dan unsur efektif, proses efektif itu terdiri dari lima tahap, yaitu: menyimak, menanggapi, memberi nilai,
mengorganisasikan nilai dan karakterisasi nilai. Selain itu juga melibatkan empat unsur efektif, yaitu: minat, sikap, nilai dan apresiasi .
Selanjutnya dalam Zubaedi, 2005: 4-8, proses pendidikan budi pekerti yang dianggap cocok untuk anak-anak adalah model pembelajaran yang
didasarkan pada interaksi sosial model interaksi dan transaksi. Model pembelajaran interaksional ini dilaksanakan dengan berlandaskan prinsip-prinsip:
1. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar.
2. Mendasarkan pada perbedaan individu.
3. Mengaitkan antara teori dan praktek.
4. Mengembangkan komunikasi dan kerjasama dalam belajar.
5. Meningkatkan keberanian peserta didik dalam mengambil resiko dan
belajar dari kesalahan. 6.
Meningkatkan pembelajaran sambil berbuat dan bermain. 7.
Menyesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada taraf operasi kongkret. Zubaedi: 2005,10
Sedangkan dalam menyajikan pokok-pokok bahasan tentang moral diberikan kepada anak-anak berdasarkan prinsip-prinsip :
1. Dari mudah ke sukar.
2. Dari sederhana ke rumit.
3. Dari yang bersifat kongkret ke abstrak.