43 perempuan diminta untuk memberikan informasi selengkapnya sehingga data
yang diperoleh dapat diakui kebenarannya. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 4 empat pekerja perempuan yaitu: ibu “MI”, ibu “AT”, ibu “MT”,
dan ibu “ML”.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi Nasution, 2003: 26. Metode
pengumpulan data merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam penelitian ini data dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu pekerja perempuan dan suami
pekerja perempuan di Penjahit Luwes Busana. Dalam hal ini peneliti berupaya mengungkapkan data tentang pendidikan
budi pekerti pada Anak Usia Dini dalam keluarga yang dilakukan pekerja perempuan Penjahit Luwes Busana untuk pengumpulan data agar menjadi
informasi yang penting maka digunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk memperoleh informasi Nasution, 2006: 113.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara intervew yang memberikan jawaban atas itu Moleong, 2009: 186.
44 Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam
pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak diketahui melalui pengamatan Nasution, 2003: 73.
Dalam wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, dimana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing.
Wawancara dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: wawancara terstruktur menggunakan pedoman wawancara, wawancara tak terstruktur tidak
menggunakan pedoman wawancara seputar kehidupan, wawancara terbuka narasunber mengetahui jika dirinya di jadikan narasumber penelitian, dan
wawancara tertutup narasumber tidak mengetahui bahwa dirinya dijadikan narasumber penelitian, Nurul Zuriah, 2009: 179.
Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur di mana pada wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang
dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Wawancara dilakukan langsung dengan narasumber informan yang dapat dipercaya kebenarannya. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan wawancara dengan pekerja perempuan dan suami pekerja perempuan. Setiap pertanyaan diarahkan pada proses penanaman dan pengasuhan
anak mengenai nilai-nilai budi pekerti pada anak. Dalam wawancara peneliti menggali sebanyak mungkin data yang terkait
dengan masalah pelaksanaan pendidikan budi pekerti dalam keluarga melalui kegiatan sehari-hari dalam keluarga pekerja perempuan. Dalam penelitian ini akan
dilakukan wawancara dengan pekerja perempuan atau ibu, suami pekerja perempuan dan anggota keluarga lain yang dapat digali informasinya tentang
45 pelaksanaan pendidikan budi pekerti dalam keluarga dan faktor-faktor yang
menjadi penghambat dan pendorong dalam pelaksanaan pendidikan budi pekerti dalam keluarga tersebut.
Proses wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan pedoman wawancara dengan model pertanyaan terbuka, tidak kaku, fleksibel, dan
disampaikan secara informal. Pedoman wawancara tersebut digunakan sebagai arah agar wawancara terfokus pada persoalan pelaksanaan pendidikan budi pekerti
dalam keluarga. Dalam penelitian tersebut wawancara digunakan peneliti:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan budi pekerti dalam keluarga.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong terlaksananya pendidikan
budi pekerti dalam keluarga oleh pekerja perempuan. c.
Untuk mengetahui media dan cara yang digunakan pekerja perempuan dalam melaksanakan pendidikan budi pekerti dalam keluarga.
2. Observasi
Menurut S. Margono Nurul Zuriah, 2009: 173, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Alasan peneliti memilih teknik observasi atau pengamatan, yaitu:
pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaaan, dan sebagainya; pengamatan
memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat olek subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian