Fungsi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel PKn Kelas IV-D
memiliki pasangan atau teman sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Thomson pembelajaran
kooperatif turut menambah interaksi sosial dalam pembelajaran, sehingga siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling
membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa,
dengan kemampuan yang heterogen. Maksud dari kelompok yang heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin,
suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berlatar belakang berbeda.
Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara
individual maupun secara kelompok. Aplikasi dalam pembelajaran di kelas, model pembelajaran ini
mengetengahkan realita kehidupan masyarakat yang dirasakan dan di alami oleh siswa dalam kesehariannya, dengan bentuk yang di
sederhanakan dalam kehidupan kelas. Pembelajaran kooperatif memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus
di peroleh dari guru, melainkan juga bisa dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.
Keberhasilan belajar menurut pembelajaran kooperatif bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,
melainkan perolehan belajar akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstuktur
dengan baik. Melalui belajar dari teman sebaya dan dibawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin
mudah dan cepat terhadap materi yang di pelajari.
23
Menurut Roger dan David Johnson bahwa tidak semua kerja kelompok bisa di anggap Cooperative Learning. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran yang harus di tetapkan:
a. Saling ketergantungan positif
Dalam berkelompok, setiap orang pasti saling ketergantungan karna untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pendidik
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat
mencapai tujuan yang diinginkan b.
Tanggung jawab perseorangan
Pola penilaian yang yang dibuat menurut pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik akan bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik. c.
Tatap muka
23
Etin Solihatin, Cooperative Learning Jakarta: Bumi Aksara, 2005, 5
Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi akan memberikan kepada
peserta didik untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.
d. Komunikasi antar anggota
Peserta didik dibekali dengan berbagai keterampilan diantaranya keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan
untuk berkelompok pendidik mengajarkan cara-cara berkomunikasi. e.
Evaluasi proses kelompok Teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu Two Stay
Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan peserta didik.
24
Menurut Arend pembelajaran metode kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1 Peserta didik belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya 2
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
3 Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, suku, budaya,
dan jenis kelamin yang berbeda-beda
24
Spencer Kagan, Cooperative Learning Los Angels: San Juan Capistrano, 1992, 94