Bentuk-bentuk Reward Dimensi Reward

jenis penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Hasibuan 2010 mengartikan kompensasi sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang, barang baik langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa reward adalah keseluruhan balas jasa baik finansial maupun non finansial, secara langsung ataupun tidak langsung yang diterima karyawan atas pekerjaan yang mereka lakukan bagi perusahaan.

2.2.2. Bentuk-bentuk Reward

Ada beragam macam bentuk reward yang dapat diterima oleh seorang karyawan. Menurut Robbins 2003, jenis reward atau kompensasi yang didistribusikan pada karyawan terdiri dari: 1 Imbalan intrinsik, yaitu imbalan yang diterima individu untuk diri mereka sendiri. Imbalan ini sebagian besar merupakan kepuasan pekerja itu atas pekerjaanya, 2 Imbalan ekstrinsik, mencakup: kompensasi langsung gajibonus, kompensasi tidak langsung asuransi, upah, liburan dan imbalan bukan uang ruang kerja yang luas, tempat parkir khusus, pujian dari atasan. Pendapat yang sama juga didapat dari Simamora 2002 yang lebih jauh menjelaskan dua tipe besar dari imbalan tersebut: 1. Imbalan intrinsik Merupakan imbalan yang dinilai di dalam dan dari karyawan sendiri, karena imbalan itu melekat pada aktivitas karyawan dan pemberiannya tidak tergantung dengan tindakan orang lain, terdiri dari: a. Perasaan orang akan kemampuan pribadi atau pelaksanaan pekerjaan dengan baik. b. Perasaan penyelesaian atau pencapaian pribadi dengan memperoleh tujuan atau sasaran. c. Perasaan kebebasan dari pengarahan dan tanggung jawab pribadi yang meningkat karena diberikan otonomi berkenaan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan. d. Perasaan pertumbuhan pribadi akibat kesuksesan dalam bidang upaya pribadi yang baru dan menantang. 2. Imbalan ekstrinsik Merupakan imbalan yang dihasilkan oleh sumber- sumber eksternal untuk seseorang, dalam hal ini perusahaan sebagai sumber eksternal dan memberikan imbalan kepada karyawan- karyawannya tergantung pada kinerja karyawan.

2.2.3. Dimensi Reward

Reward merupakan salah satu strategi manajemen sumber daya manusia untuk menciptakan keselarasan kerja antar staf dengan pimpinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan Walker, 1992. Reward atau kompensasi dapat dibagi dalam dua dimensi yaitu berupa reward finansial seperti gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan libur atau cuti tetap dibayar dan sebagainya; maupun reward non finansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tujuan, serta lingkungan pekerjaan yang menarik Schuler and Huber, 1993. Mondy and Noe 2005 menyebutkan bahwa kompensasi dapat dibedakan atas kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan yang tidak langsung. Sementara itu, kompensasi non finansial terdiri dari pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Berikut penjelasan dari masing-masing dimensi kompensasi tersebut: 1. Kompensasi finansial a. Kompensasi finansial langsung direct financial compentation terdiri dari pembayaran yang diterima oleh seseorang pegawai dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan komisi. b. Kompensasi tidak langsung Indirect financial compentation, yang disebut juga dengan tunjangan meliputi semua imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi langsung antara lain berupa program asuransi jiwa dan kesehatan, bantuan sosial, benefit antara lain: jaminan pensiun, jaminan sosial tenaga kerja, bantuan pendidikan, dan bantuan natura, ketidakhadiran yang dibayar seperti cuti. Hari libur atau vacation, cuti sakit dan lain-lain. 2. Kompensasi non finansial non financial compentation a. Kepuasan yang diperoleh pegawai dari pekerjaan itu sendiri antara lain berupa: tugas yang menarik minat, tantangan pekerjaan, tanggung jawab, pengakuan yang memadai atas prestasi yang dicapai, seperti peluang promosi bagi pegawai yang berpotensi, atau peluang mengungtungkan lainnya. b. Kepuasan yang diperoleh pegawai dari pekerjaan yang dapat diciptakan oleh perusahaan dan pegawai yaitu efek psikologis dan fisik di mana orang tersebut bekerja. Yang termasuk didalamnya, antara lain berupa: kebijakan perusahaan yang sehat dan wajar, supervisi dilakukan oleh pegawai yang kompenten, adanya rekan kerja yang menyenangkan, pemberian symbol status yang tepat, terciptanya lingkungan kerja yang nyaman, adanya pembagian pekerjaan adil, waktu kerja yang fleksibel, dan lain-lain. Dimensi reward sebagaimana dikemukakan oleh Schuler and Huber 1993 sesungguhnya mempunyai kesamaan dengan dimensi reward yang dikemukakan oleh Mondy and Noe 2005 yaitu sama-sama mengklasifikasikan reward kedalam dua dimensi yaitu reward kompensasi finansial dan reward kompensasi non finansial. Namun dalam penelitian ini, dimensi reward yang dipilih lebih lanjut adalah dimensi reward yang dikemukakan oleh Mondy and Noe 2005 dengan alasan penjabaran dari kedua dimensi reward lebih terperinci sehingga akan memudahkan dalam penyusunan daftar item pernyataan untuk mengukur reward. 2.2.4.Faktor-faktor Yang Memengaruhi Reward Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reward kompensasi menurut Hasibuan 2007, antara lain sebagai berikut: 1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja. Jika pencari kerja penawaran lebih banyak daripada lowongan pekerjaan permintaan maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar. 2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan. Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil. 3. Serikat buruh organisasi karyawan. Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil. 4. Produktivitas kerja karyawan. Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktifitas kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil. 5. Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppres. Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upahbalas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang 6. Biaya hidup cost of living. Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi atau upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah maka tingkat kompensasi atau upah relatif kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar dari Bandung, karena tingkat biaya hidup di Jakarta lebih besar daripada di Bandung. 7. Posisi jabatan karyawan. Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gajikompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan yang lebih renda akan memperoleh gajikompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus mendapatka gajikompensasi yang lebih besar pula. 8. Pendidikan dan pengalaman kerja. Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji atau balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji atau kompensasinya kecil. 9. Kondisi perekonomian nasional. Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju boom maka tingkat upahkompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju depresi maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak penganggur disqueshed unemployment. 10. Jenis dan sifat pekerjaan. Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko finansial, keselamatan yang besar maka tingkat upahbalas jasanya semakin besar karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan risiko finansial, kecelakaannya kecil, tingkat upahbalas jasanya relatif rendah. Misalnya, pekerjaan merakit komputer balas jasanya lebih besar daripada mengerjakan mencetak batu bata.

2.3. Iklim Organisasi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Reward dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bank BTPN di Daratan Timor

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Reward dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bank BTPN di Daratan Timor T2 832010012 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Reward dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bank BTPN di Daratan Timor T2 832010012 BAB IV

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Reward dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bank BTPN di Daratan Timor T2 832010012 BAB V

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Reward dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bank BTPN di Daratan Timor

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Iklim Organisasi terhadap Motivasi dan Sikap Kerja Karyawan CV. Fajar Kurnia

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Iklim Organisasi terhadap Motivasi dan Sikap Kerja Karyawan CV. Fajar Kurnia TI 132007038 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Iklim Organisasi terhadap Motivasi dan Sikap Kerja Karyawan CV. Fajar Kurnia TI 132007038 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Iklim Organisasi terhadap Motivasi dan Sikap Kerja Karyawan CV. Fajar Kurnia TI 132007038 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Iklim Organisasi terhadap Motivasi dan Sikap Kerja Karyawan CV. Fajar Kurnia

0 0 11