38
sekunder yang ditak erat hubungnnya dengan individu, tetapi memiliki tujuan-tujuan yang sama.
a Kelompok Primer Kelompok primer diwarnai dengan bentuk-bentuk hubungan
yang bersifat pribadi dan akrab yang terjadi terus menerus. Keluarga adalah bentuk kelompok primer, keluarga merupakan
lingkungan yang memberikan pengalaman sosial yang pertama bagi anak. Sehingga secara sadar memberikan masukan-
masukan tentang suatu pekerjaan tertentu b Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder ialah didasarkan atas kepentingan- kepentingan tertentu yang mewarnai aktifitas dan gerak-gerik
kelompok tersebut, misalnya kelompok para ahli, kelompok politik, keagamaan dan lain-lain.tujuan dari kelompok sekunder
adalah untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat secara bersama-sama, obyektif, dan rasional, sehingga kelompok
sekunder memiliki pengaruh dalam menentukan arah pilihan jabatan anak.
B. Kajian Penelitian Relevan
Sandi Prasetyaning ,
dkk 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir
pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali” menyimpulkan
39
bahwa ada korelasi positif antara motivasi belajar dengan kematangan karir, dengan demikian dapat diartikan semakin tinggi motivasi belajar siswa akan
menyebabkan semakin tinggi kematangan karir siswa. Hasil ini dilihat dari analisis korelasi parsial yang menunjukan bahwa korelasi antara variabel
motivasi belajar dengan variabel kematangan karir yaitu sebesar 0,279 p- value 0,001 0,05 signifikansi kurang dari 0,05.
Korelasi variabel keyakinan diri dengan variabel kematangan karir peneliti menyimpulkan bahwa arah hubungan yang terjadi adalah positif dan
signifikansi. Hasil ini dilihat dari analisis parsial yang menunjukan bahwa korelasi variabel keyakinan diri dengan variabel kematangan karir yaitu
sebesar 0,115 p-value 0,108 0,05. Korelasi motivasi belajar dan keyakinan diri secara bersama-sama
dengan kematangan karir siswa, peneliti menyimpulkan adanya hubungan positif yang signifikan, jadi individu dengan motivasi belajar yang tinggi
disertai keyakinan diri yang tinggi akan dapat memilih karirnya dengan lebih matang yaitu sesuai dengan keyakinan dan kemampuannya serta didasarkan
pada keterampilan dan prestasi yang dimiliki dari proses belajar. Hasil ini dilihat dari teknik analisis regresi ganda diperoleh nilai korelasi R sebesar
0,538, p-value 0,000 0,05 dan F
hitung
= 23,587 lebih besar dari F
tabel
= 3,07. Yulianti Kusuma Dewi, dkk 2013 dalam penelitiannya yang berjudul
Hubungan Antara Harga Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas IX SMK Negeri 3 Surakarta menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan motivasi berprestasi
40
dengan kematangan karir siswa kelas XI SMK Negeri Surakarta ini dilihat dari hasil analisis F-tes = 37,552, p 0,05, dan nilai R = 0,646
Dari hasil nilai r
x1-y
=0,337, p 0,0, yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan kematangan karir pada siswa.
Dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara motifasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa ini dilihat dari hasil analisis nilai r
x2-y
= 0,350, p 0,05.
Rahmato Aji 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara locus of control internal dengan kematangan karir pada siswa kelas
XII SMK N 4 Purwerejo” menyimpulan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
locus of control internal dengan kematangan karir pada siswa kelas XII di SMK N 4 PURWOREJO. Hasil tersebut ditunjukan dengan angka koefisien
korelasi sebesar r
xy
=0,549 pada p= 0,001 p0,05. Hal ini membuktikan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kematangan karir adalah
locus of control internal.
C. Kerangka Berfikir