43
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk menilai pengaruh
faktor-faktor risiko pada kejadian tuberkulosis laten pada anak-anak tinggal serumah dengan penderita TB dewasa.
3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan pada anak-anak tinggal serumah dengan penderita TB dewasa yang datang berobat ke puskesmas Padang Bulan di Jl. Djamin
Ginting Kecamatan Medan Baru dan Tuntungan di Jl. Bunga Melati Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, sejak bulan Februari sampai dengan
Maret 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi target adalah anak-anak yang tinggal serumah dengan penderita TB dewasa. Populasi terjangkau adalah anak-anak yang tinggal serumah
dengan penderita TB dewasa yang datang berobat ke puskesmas Padang Bulan dan Tuntungan, Medan. Sampel adalah populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis proporsi satu populasi,
23
dengan:
Universitas Sumatera Utara
43
n = Z
√P
o
Q
o
+ Z
√P
a
Q
a 2
P
a
– P
o
n = besar sampel
P = Proporsi standar dari pustaka = 0.31
4
P
a
= Proporsi yang diteliti clinical judgement = 50
Q = 1- P
= 0.69 Q
a
= 1- P
a
=0.5 Z
= Tingkat kepercayaan 5 → Z
= 1.96 Z
= Power penelitian 80 → Z
=0,842 Dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan besar sampel
sebanyak 43 orang.
3.5. Pemilihan Sampel
Sampel diambil dengan cara consecutive sampling.
3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.6.1. Kriteria Inklusi
Anak usia 3 bulan sampai 18 tahun serumah dengan penderita TB dewasa BTA sputum positif.
Universitas Sumatera Utara
43
3.6.2. Kriteria Eksklusi
1. Anak yang mendapat obat kortikosteroid jangka lama atau imunosupresi lain dan obat sitostatika.
2. Anak sedang atau baru atau pernah menderita campak, gondongan mumps, menderita sakit TB, penyakit keganasan, gizi buruk dan kondisi lain
yang mempengaruhi status imunitas. 3. Mendapat imunisasi polio oral dan campak atau vaksin virus hidup dalam 6
minggu terakhir.
3.7. Persetujuan Informed consent
Semua sampel diminta persetujuan orangtua setelah terlebih dahulu diberi penjelasan mengenai kondisi anak yang rentan terhadap infeksi tuberkulosis
dan manfaat yang diperoleh dari penelitian.
3.8. Etika Penelitian
Penelitian ini mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.9. Cara Kerja
1. Penderita TB dewasa diperoleh berdasarkan data dari puskesmas, kemudian anak umur 3 bulan – 18 tahun tinggal serumah bersama mereka
dan mendapat persetujuan dari orangtua dimasukkan sebagai sampel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
43
2. Karakteristik dasar dan informasi mengenai sampel diperoleh dari wawancara dengan orangtua yaitu nama, umur, jenis kelamin, panjang
badan atau tinggi badan, berat badan, penyakit yang diderita dan pengobatan yang diterima, riwayat imunisasi BCG dan imunisasi dalam 6 minggu terakhir,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah anggota rumah tangga, status ekonomi keluarga, dan kepadatan penghuni rumah.
3. Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux terhadap semua sampel, dengan menggunakan 0,1 ml PPD RT-2TU buatan Biofarma Bandung.
Penyuntikan dilakukan secara intrakutan di bagian sentral volar lengan kiri bawah dengan memakai jarum suntik no 27.
Daerah tempat suntikan dibersihkan dengan kapas setelah dibasahi dengan aquabides, kemudian
penyuntikan dilakukan secara perlahan. Setelah posisi jarum suntik tepat intrakutan, posisi jarum dibuat sejajar dengan permukaan kulit dan sedikit
didorong. Apabila suntikan benar, maka akan timbul benjolan berwarna kepucatan berdiameter 4-6 mm. Untuk anak berikutnya jarum suntik diganti
dengan yang baru. 4. Setelah 72 jam penyuntikan, dilakukan kunjungan rumah untuk membaca
hasil uji tuberculin dan pengukuran ventilasi rumah oleh peneliti sendiri. Diameter indurasi hasil uji Mantoux diukur bukan hiperemi yang timbul dan
tebal-tipisnya indurasi dinilai. Indurasi diperiksa dengan cara palpasi untuk menentukan tepi indurasi, kemudian kedua tepi indurasi ditandai dengan alat
tulis, dan diukur diameter transversal terpanjang dengan penggaris
Universitas Sumatera Utara
43
transparan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter jika tidak timbul indurasi, dilaporkan indurasi 0 mm dan bila timbul bula atau vesikel dicatat.
5. Uji tuberkulin dikatakan positif infeksi TB jika diameter indurasi ≥ 5 mm
anak umur 5 tahun belum diimunisasi BCG. Anak balita yang sudah di imunisasi BCG dikatakan positif infeksi TB jika diameter indurasi
≥ 15 mm.
3.10. Alur Penelitian