Kerangka Teori Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori .1 Tinjauan Pustaka

9 Salah satu jenis meishi adalah keishiki meishi. Uehara Takeshi dalam Sudjianto 1996:54 menyatakan bahwa keishiki meishi adalah nomina yang bersifat formalitas, menyatakan arti yang sangat abstrak. Kata-kata ini tidak memiliki arti yang jelas bila tidak disertai dengan kata lain. Kata-kata yang termasuk dalam keishiki meishi sangat terbatas, antara lain: a. Toori : sebagaimana, seperti b. Tokoro : waktu, sedang, sesuatu c. Toki : waktu, ketika, saat d. Koto : hal, sesuatu e. Uchi : selama, ketika f. Tame : untuk g. Hazu : seharusnya h. Hou : Lebih baik i. Mama : begitu saja j. Mono : hal, soal, perkara k. Wake : sebab, arti, alasan Selain itu Terada dalam Sudjianto Dahidi 2004:160 menyatakan bahwa keishiki meishi adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina.

1.4.2 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka Universitas Sumatera Utara 10 teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti Nawawi, 1991:39. Penelitian difokuskan pada analisis fungsi dan makna kata wake yang terdapat pada komik Tonari no Kaibutsu-kun karya Robiko jilid 1 sampai dengan jilid 6. Dalam menganalisis makna kata wake, maka penulis akan memaparkan pendekatan yang digunakan dan beberapa teori yang menjelaskan tentang pemakaian wake. Menurut Kridalaksana 2008:67, fungsi adalah: 1 beban makna suatu kesatuan bahasa; 2 hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satuan-satuan; 3 penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu; 4 peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain; 5 peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misal, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:322, fungsi diartikan sebagai [1] jabatan pekerjaan yang dilakukan; [2] faal kerja suatu bagian tubuh; [3] dalam ilmu matematika, fungsi berarti besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; [4] kegunaan suatu hal; [5] dalam istilah linguistik “fungsi” berarti peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisis fungsi kata wake berdasarkan arti dari kridalaksana point ke 5 menyangkut peran unsur dalam satuan sintaksis dan arti menurut kamus besar point [5] untuk arti fungsi dalam istilah linguistik. Selain membahas fungsi kata wake, penulis juga membahas makna kata wake di dalam kalimat. Menurut Kridalaksana 2008:132, makna adalah: 1 Universitas Sumatera Utara 11 maksud pembicaraan; 2 pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; 3 hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; 4 cara menggunakan lambang-lambang bahasa. Kata wake memiliki beberapa fungsi dan makna. Nagara 1987:127-129 menjelaskan bahwa wake memiliki beberapa fungsi dan makna, antara lain: 1. Menyatakan kewajaran atau kepantasan Contoh: 昨日習 良 出来 わ Kinou naratta bakari desu kara, yoku dekiru wake desu. Karena kemarin baru saja belajar, wajar kalau bisa dengan baik. 2. Menyatakan kemungkinan suatu keputusan Contoh: 計画 仕 成功 わ Sonna keikaku de wa kono shigoto ga seikousuru wake ga nakatta. Dengan rencana seperti itu pekerjaan ini tidak mungkin berhasil. 3. Menunjukkan penegasan Contoh: あ 一人 悪い い わ あ Anata hitori ga warui to iu wake de wa arimasen. Bukan berarti kamu sendiri yang buruk Universitas Sumatera Utara 12 4. Menunjukkan ketidakmungkinan Contoh: 今日 忙 い 遊 い わ い い Kyou wa isogashii no de, asonde iru wake ni wa ikanai. Karena hari ini sibuk, tidak bisa bermain. 5. Menunjukkan kewajiban Contoh: 友 忙 い 手伝わ いわ い Tomodachi ga isogashii no ni tetsudawanai wake ni wa ikimasen deshita Karena teman sibuk, harus membantu. Dalam menganalisis makna dari kata wake, maka penulis akan menggunakan teori dari Nagara Susumu di atas untuk menganalisis kata wake di dalam komik Tonari no Kaibutsu-kun. Kajian makna dalam linguistik berhubungan dengan semantik. Semantik dalam bahasa Jepang disebut dengan imiron. Semantik atau imiron adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna Sutedi, 2009:111. Salah satu kajian makna dalam bahasa yaitu makna gramatikal. Makna gramatikal grammatical meaning, atau makna structural structural meaning, atau makna internal internal meaning adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat Pateda, 2001:103. Sama seperti pendapat Pateda diatas, dalam blog http:larasluphpink.blogspot.com dikatakan bahwa semantik gramatikal berupa Universitas Sumatera Utara 13 semantik yang mengkaji makna dalam satuan kalimat. Menurut Verhaar, semantik gramatikal lebih sulit dari semantik lainnya. Meskipun kalimat merupakan perpaduan dari unsur bahasa segmental dan suprasegmental berupa kata, namun yang dibahas bukan kata dalam satuan yang mandiri tetapi kata yang ada di dalam satuan kalimat. Contoh: Kata aman, kalau kita lihat batasan, kata aman dalam morfologi adalah tentram, damai, dan tanpa gangguan. Tapi bila telah masuk ke dalam kalimat, akan berbeda maknanya. Seperti contoh: Desa itu aman dan terkendali. Dari contoh kalimat di atas, kata aman disitu bukanlah lagi menggambarkan sebuah tempat yang damai, dan tentram, tetapi, keadaan desa tersebut aman karena telah dikendalikan. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teori – teori yang telah dipaparkan di atas untuk menganalisis kata wake yang terdapat dalam komik Tonari no Kaibutsu-kun karya Robiko Jilid 1 sampai dengan jilid 6. 1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian