Tata Cara Penghitungan Proyeksi Prakiraan Maju

- 42 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA f. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan dengan cara mengalikan jumlah alokasi anggaran dalam komponen pada masing- masing prakiraan maju dengan indeks kumulatif. g. Indeks yang digunakan untuk menghitung prakiraan maju adalah asumsi- asumsi ekonomi yang ditetapkan dalam APBN danatau indeks yang ditetapkan.

3.2.2 Tata Cara Penghitungan Proyeksi Prakiraan Maju

Secara umum prosedur penghitungan output kegiatan teknis fungsional adalah menggunakan rumus umum yaitu: Tata cara menghitung prakiraan maju awal pada tingkat KL dengan menggunakan rumus untuk menghitung prakiraan maju sebuah Output adalah sebagai berikut: 3.2.3 Formulasi Penghitungan Prakiraan Maju untuk KegiatanOutput Layanan Perkantoran, KegiatanOutput Multiyears, KegiatanOutput Non-Multiyears Sejalan dengan dinamika perubahan dan perkembangan dalam pelaksanaan ProgramKegiatan oleh masing-masing KL, maka untuk meningkatkan kualitas penghitungan angka prakiraan maju perlu dilakukan beberapa perubahan antara lain: 1. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk KegiatanOutput Layanan Perkantoran memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Output Layanan Perkantoran bersifat berlanjut on-going; Mencerminkan kebutuhan biaya operasional, meliputi: kebutuhan belanja pegawai dan tunjangan yang melekat dan kebutuhan belanja barang penyelenggaraan perkantoran kebutuhan sehari-hari perkantoran, biaya operasional, pemeliharaan peralatan kantor; Penghitungan angka prakiraan maju mengaju pada kondisi eksisting dengan asumsi volume output yang sama dan dikalikan dengan indeks yang ditetapkan untuk Output Layanan Perkantoran; Untuk tambahan kebutuhan anggaran karena adanya tambahan pegawai baru atau asset yang dipelihara, diperhatikan pada saat reviu angka dasar. Harga x Kuantitas Output = Komponen utama + Komponen pendukung Komponen utama = harga x kuantitas x indeks kumulatif Komponen pendukung = harga x kuantitas x indeks kumulatif - 43 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk KegiatanOutput Multiyears memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Output Multiyears bersifat berlanjut on-going, sepanjang periode multiyears yang telah ditetapkan; Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai cost table yang telah disusun, baik untuk komponen utama maupun komponen pendukung; Penghitungan angka prakiraan maju setiap tahun mengikuti kebutuhan anggaran sesuai cost table dengan asumsi volume Output yang sama dan tidak perlu dikalikan dengan indeks; Dalam hal terjadi perubahan cost table atau perubahan durasi multiyears, angka prakiraan maju dapat disesuaikan setelah perubahan ijin multiyears disetujui Menteri Keuangan. 3. Formulasi penghitungan Prakiraan Maju untuk KegiatanOutput Non- Multiyears memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Output non-multiyears dapat berasal dari Kegiatan yang merupakan tugas fungsi unit atau Kegiatan yang mencerminkan penugasanprioritas nasional; Untuk Output yang merupakan tugas fungsi unit bersifat berlanjut on- going, sedangkan untuk Output yang merupakan penugasan berlanjut sesuai periode penugasan yang telah ditetapkan; Mencerminkan kebutuhan biaya setiap tahun sesuai volumetarget Output yang direncanakan, baik untuk komponen utama maupun komponen pendukung; Penghitungan angka prakiraan maju setiap tahun mengacu pada volume Output yang direncanakan dan dikalikan dengan indeks yang ditetapkan. Khusus untuk Output dalam rangka penugasanPrioritas Nasional, angka prakiraan maju untuk TA 2015 dan TA 2016 agar dikosongkan volume Output “0”. Hal ini sesuai dengan kebijakan dalam RPJMN yang berakhir pada tahun 2014.

3.2.4 Penerapan Indeksasi