Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Karakteristik Sebaran Lokasi Industri Bata merah

e. Berdasarkan perhitungan T didapatkan continuum nilai T adalah 0,21. Nilai T = 0,21 termasuk karakteristik pola sebaran mengelompok. 4 Analisis Tetangga Terdekat di Desa Binangun a. Mencari nilai ju, dengan langkah sebagai berikut : a Terdapat 9 titik lokasi industri di Desa Binangun, kemudian diberi nomor urut untuk tiap lokasi industri mulai dari dari titik nomor 1 J.1 sampai nomor 9 J.9 b Mengukur jarak rata-rata antar satu titik dengan titik terdekat yang menjadi tetangganya lampiran 5 halaman 118 c Menjumlahkan rata-rata jarak antar titik: J1+J2+J3= …….meter ….km d Membagi jumlah rata jarak antar titk dengan jumlah titik ju b. Mencari nilai p, dengan langkah sebagai berikut : a Membagi jumlah titik lokasi industri, dengan luas Desa Binangun 6,50 km. c. Mencari nilai jh, dengan menghitung rumus jh d. Mencari nilai continuum tetangga terdekat dengan menghitung rumus T e. Berdasarkan perhitungan T didapatkan continuum nilai T adalah 0,07. Nilai T = 0,07 termasuk karakteristik pola sebaran mengelompok.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapatan total rumah tangga pengrajin industri bata merah di Kecamatan Pataruman adalah mayoritas berpendapatan sedang yaitu pendapatan sedang Rp 2.840.001 - Rp 4.180.000 sebanyak 50,51. 2. Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin bata merah semuanya adalah sejahtera berdasarkan indikator-indikator dari BPS tahun 2005. 3. Analisis tetangga terdekat yang dilakukan pada lokasi industri rumah tangga pengrajn bata merah di Kecamatan Pataruman yang tersebar di tiga desa dan satu kelurahan yaitu Desa Sinartanjung, Desa Mulyasari, Desa Binangun, dan Kelurahan Pataruman termasuk kategori pola penyebaran mengelompok. a. Desa Sinartanjung Terdapat 40 titik lokasi industri di Desa Sinartanjung. Berdasarkan perhitungan T didapatkan continuum nilai T adalah 0,23. Nilai T = 0,23 termasuk karakteristik pola sebaran mengelompok. b. Desa Mulyasari Terdapat 20 titik lokasi industri di Desa Mulyasari. Berdasarkan perhitungan T didapatkan continuum nilai T adalah 0,21. Nilai T = 0,21 termasuk karakteristik pola sebaran mengelompok. c. Desa Binangun Terdapat 9 titik lokasi industri di Desa Binangun. Berdasarkan perhitungan T didapatkan continuum nilai T adalah 0,07. Nilai T = 0,07 termasuk karakteristik pola sebaran mengelompok. d. Kelurahan Pataruman Terdapat 30 titik lokasi industri di Kelurahan Pataruman. Berdasarkan perhitungan T didapatkan continuum nilai T adalah 0,15. Nilai T = 0,15 termasuk karakteristik pola sebaran mengelompok.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pengrajin Diperlukannya peningkatan kualitas barang dagangan dan kuantitas harga barang agar ramai pembeli dan memberi kenyamanan pembeli. 2. Bagi Pemerintah a. Peningkatan kegiatan penyuluhan efektif melalui dinas terkait guna meningkatkan. b. Memberi perlindungan bagi pengrajin dengan mengontrol harga jual bata merah. c. Menyediakan modal bagi pengrajin bata merah. d. Pemerintah sebaiknya menyediakan peta-peta keruangan Kecamatan Pataruman yang terbaru dan lengkap dalam berbagai tema sehingga dapat memudahkan dalam penelitian dan pengambilan kebijakan terkait kewilayahannya. DAFTAR PUSTAKA Amin Muslimin. 2012. Dampak Industri batu bara terhadap tingkat kemiskinan dan kesejahteraan petani pengusaha industri batu bata di Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul. Skripsi. FIS UNY Bintarto dan Surastopo Hadisumarno.1979. Metode Analisa Geografi.Jakarta : LP3ES Djamil Suyuti. 1989. Pengantar Ekonomi Makro.Jakarta :Depikbud Direktorat Jendral. GembongTjitrosoepomo, dkk. 1991 Industri perdesaan dan masalah pengembangannya: Seminar Nasional Industri PerdesaandalamRangka Lustrum I Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta: Aditya Media Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad.1987. Petani Desa dan Kemiskinan. Yogyakarta: BPFE Hendra Dwi Nugraha. 2009. Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pantai Bugel Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Skripsi. FIS UNY Ida Bagoes Mantra. 2008. Demografi Umum.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Masri Singarimbunan dan Sofian Effendi.1989. Metode Penelitian Survai.Jakarta : LP3ES Moh.Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi.Jakarta :Bumi aksara Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisis Keruangan. Bandung : Alumni Soediyono.1992. Pengantar Analisis Pendapatan Nasional.Yogyakarta : Liberty Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung :Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rhineka Cipta Suparmini, dkk.2000. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Geografi.Yogyakarta : Penerbit Kanisius Suharyono dan Moch.Amin, 1994.Pengantar Filsafat Geografi, Jakarta : DEPDIKBUD Tadjuddin Noer Effendi dan Helmut Webber.1993.Industrialisasi di Perdesaan Jawa.Yogyakarta: PPK UGM Tri Maryono. 2010. Tingkat Kesejahteraan Penambang Minyak Tradisional di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.Skripsi. FIS UNY http : digilib.unnes.ac.idgdslcollectHASH85c0.dirdoc.pdf, diakses pada tanggal 3 Desember 2013, pada pukul 20.00 wib. http :www.ut.ac.idhtmlsuplemenespa4414isi20handap202.htm , diakses pada tanggal 9 September 2013, pada pukul 20.00 wib. http :caturagusriyanto.blogspot.com201305hubungan-antara-hukum-ekonomi-dan.html , di akses pada tanggal 9 September 2013, pada pukul 20.30 wib.