Museum Bank Indonesia Selain Museum Fatahillah, di kawasan Museum Seni Rupa dan Keramik Selanjutnya masih di kawasan wisata Museum Wayang Ingin melihat ragam koleksi wayang

2. Museum Bank Indonesia Selain Museum Fatahillah, di kawasan

Kota Tua juga terdapat Museum Bank Indonesia. Museum tersebut dulunya adalah sebuah bangunan Rumah Sakit Binnen Hospital. Pada 1828, bangunan ini beralih fungsi menjadi bank, yaitu De Javasche Bank. Dari sinilah, cikal bakal berdirinya Bank Indonesia berawal. Pada 1962 Bank Indonesia pindah ke gedung baru yang terletak di Jalan M.H. Thamrin. Ketika Anda masuk ke dalam Museum Bank Indonesia, banyak pengetahuan yang bisa Anda dapatkan mengenai perbankan di Indonesia dan sistem alat tukar pertama kali di Indonesia. Selain itu, Anda juga dapat melihat jenis mata uang lama dan baru dari berbagai belahan dunia. Meski sempat direkondisi, namun tidak ada perubahan bentuk gedung. Anda pun bisa tetap mengabadikan momen di museum tersebut dari berbagai sudut yang smenarik. Museum ini buka pada pukul 08.00 – 14.30 Selasa – Kamis; pukul 08.30 – 11.00 Jumat; serta pukul 09.00 – 16.00 Sabtu – Minggu.

3. Museum Seni Rupa dan Keramik Selanjutnya masih di kawasan wisata

Kota Tua Jakarta, di sana pun juga terdapat Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum tersebut memiliki koleksi sekitar 350 lukisan dan 1350 jenis keramik dari berbagai wilayah Nusantara, Asia, bahkan hingga Eropa. Museum tersebut mudah ditemukan di kawasan pelataran Kota Tua Jakarta. Bangunan museum memiliki arsitektur tipe kolonial dan masih orisinil mulai zaman kolonial. Bagi yang tertarik dengan seni rupa, museum tersebut cocok untuk menambah wawasan tentang seni rupa khususnya benda-benda seni antik hasil karya para maestro ternama di masa lalu. Museum Keramik dan Seni Rupa dibuka untuk umum dan beroperasi pada Selasa hingga Minggu, mulai dari pukul 9 pagi hingga 3 sore. Pengunjung cukup membayar tiket Rp 5000 per orang untuk dewasa dan Rp 2000 per orang pelajar.

4. Museum Wayang Ingin melihat ragam koleksi wayang

dari berbagai jenis? Museum Wayang adalah pilihan yang tepat. Museum tersebut luasnya memang tidak sebesar luas Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa Keramik, serta Museum Bank Indonesia, namun di dalamnya menyimpan koleksi wayang sekitar 4000 wayang yang terdiri dari berbagai jenis wayang, seperti wayang golek, kulit, kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber, serta gamelan. Awalnya, museum tersebut adalah sebuah gereja yang memiliki luas 627 m2 yang didirikan oleh VOC pada 1640 yang diberi nama “De Oude Hollandsche Kerk. Namun, pada 1732 – 1733 dilakukan perbaikan, sehingga namanya pun turut diubah menjadi “De Nieuwe Hollandsche Kerk” hingga tahun 1808. Seiring perjalanan waktu bangunan gereja mengalami kerusakan akibat gempa pada Tahun 1936. Tahun 1939, bagunan tersebut berubah nama menjadi “De Oude Bataviasche Museum”. Selanjutnya, pada Tahun 1957 bangunan gedung digunakan oleh Lembaga Kebudayaan Indonesia LKI dan namanya diganti menjadi Museum Jakarta Lama. Lalu, pada 1962 diserahkan pada Republik Indonesia dan 1968 diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Kemudian, pada 1975 museum tersebut diresmikan sebagai Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Keempat destinasi di kawasan kota tua tersebut begitu mudah diakses dengan menggunakan transportasi umum. Fasilitas transportasi yang tersedia menuju Kota Tua, adalah Transjakarta, Commuter Line, mikrolet, Kopaja, Kopami, City Tour Bus, taksi dan bajaj. Tak mengherankan jika kawasan wisata Kota Tua selalu ramai dikunjungi wisatawan. 55 TRANSMEDIA EDISI 01 2017 S ejak Januari 2017, seluruh terminal penumpang tipe A dan unit pengeoperasian penimbangan kendaraan bermotor UPPKB beralih kewenangan ke pemerintah pusat. Dalam hal ini kewenangan berada di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan. Walaupun belum seluruh dari 143 terminal tipe A dapat diserahkan pemerintah daerah, baru 97 unit terminal yang dikelola Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Penyerahan wewenang pengelolaan terminal tipe A merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Ada beberapa terminal tipe A yang belum diserahkan, karena alasan peraturan atau keengganan kepala daerah yang bersangkutan. Beberapa terminal tipe A yang berada di Medan, Bekasi, Surabaya, Tegal, Makassar adalah contoh pengelolaan terminal yang belum diserahkan. Sementara keberadaan terminal di Jakarta masih tetap dikelola Pemprov DKI Jakarta. Selama ini pengelolaan terminal tipe A yang dilakukan pemerintah kota dan pemerintah kabupaten masih perlu banyak pembenahan. Banyak terminal yang dialihkan lokasinya dari pusat kota yang cukup strategis ke daerah pinggiran kota. Setelah berada di pinggir kota, peran terminal ikut terpinggirkan karena tidak banyak angkutan umum yang memanfaatkan prasarana tersebut dan calon penumpang pun semakin sedikit. Geliat Terminal Penumpang Tipe A Terminal bus antar moda transportasi yang cukup besar terdapat di Pelabuhan Penyeberangan Merak, di mana terjadi pemaduan antara angkutan penyeberangan dengan angkutan kereta api dan angkutan Bus. Djoko Setijowarno, Peneliti Lab. Transportasi Unika Soegijapranata 1 56 TRANSMEDIA EDISI 01 2017 Pengelolaan terminal yang baik perlu belajar dari Terminal Tirtonadi yang kala itu dipimpin Walikota Joko Widodo yang tidak memindahkan terminal ke daerah pinggiran Kota Surakarta Mojolaban. Pemerintah kota Solo justru menambah luas areal wilayah Terminal Tirtodadi yang berada di pusat kota. Bangunan lama dibongkar dan terminal baru dengan pelayanan setara stasiun dan bandara diwujudkan. Terminal Tirtonadi akhirnya ramai penumpang dan pada tahun 2016 berhasil mendapatkan pemasukan sebesar Rp 5,5 miliar. Dengan biaya operasional yang mencapai Rp 4,7 miliar, maka ada kelebihan sekitar Rp 800 miliar dari pengelolaan terminal tersebut. Kini prasarana tersebut sudah terkoneksi dengan Stasiun Balapan, sehingga penumpang dari kedua moda transportasi bisa saling memanfaatkan. Rencananya, di Terminal Tirtonadi juga akan dibangun pusat perbelanjaan di lantai dua. Saat ini, perlahan kondisi terminal penumpang tipe A mulai mengalami perubahan. Meskipun belum seluruhnya, karena cukup banyak kendala. Selain sumber daya manusia juga kondisi isik bangunan. Ada yang cukup lama tidak dilakukan renovasi, sehingga untuk membuat pelayanan setara bandara dan stasiun kereta memerlukan perubahan isik maupun peningkatan sumber daya manusia. Adanya peraturan terkait standar pelayanan minimum terminal penumpang telah cukup membantu dan dapat memandu kepala terminal untuk membenahi terminal yang dikelolanya. Kesetaraan Pengelola Terminal Semangat mengelola terminal dari para kepala terminal bisa diandalkan untuk membangun pelayanan terminal yang prima. Peran kaum perempuan dalam mengelola fasilitas transportasi itu diharapkan bisa lebih tertib dan bersih dalam segala hal termasuk manajemen pengelolaan terminal. Dari 97 terminal tipe A, terdapat sembilan Kordinator Terminal dulu Kepala Terminal yang ditempati perempuan. Kesembilan terminal terbut adalah Terminal Meulaboh, Terminal Lhoksemauwe, Terminal Rajabasa Bandar Lampung, Terminal Lebak, Terminal Cikampek, Terminal Indihiang Tasikmalaya, Terminal Mengwi Badung, Watampone Bone, dan Terminal Entrop Jayapura. Di saat musim mudik Lebaran 2017, sejumlah aktivitas dilakukan oleh pengelola terminal, seperti kegiatan kebersihan lingkungan terminal halaman, ruang tunggu, ruang perkantoran, toilet, ramp check bus, tes kesehatan pengemudi, pemasangan CCTV, dan penguatan sumber daya manusia SDM. Rampcheck dilakukan secara rutin setiap kali bus akan keluar dari terminal. Ini penting untuk menjaga keselamatan penumpang selama perjalanan. Dengan penataan terminal yang baru, maka segala bentuk retribusi di terminal ditiadakan. Penumpang gratis masuk kawasan terminal tidak dipungut bayaran, toilet gratis dan harus bersih, kios tidak ditarik retribusi. Ke depan, bagi terminal yang sudah mampu mengelola sendiri dapat dibentuk badan layanan umum BLU agar dapat membiayai sendiri dengan kemampuan mendatangkan keuntungan. Lahan terminal yang cukup luas dapat dimanfaatkan untuk aktivitas komersial. Pelayanan terminal penumpang tipe A harus setara dengan stasiun dan bandara. Dengan pelayanan terminal yang prima, harapannya minat menggunakan transportasi umum meningkat. Pekerjaan rumah berikutnya adalah pemerintah menata transportasi umum di daerah agar menjadi primadona mobilitas warga dalam kesehariannya. Terminal Tirtonadi Solo dengan pelayanan setara stasiun dan bandara. 1 2 3 2 3 57 TRANSMEDIA EDISI 01 2017 A rsitekturnya memiliki desain yang unik dan menarik. Kemewahannya memang bersaing dengan beberapa stasiun megah lainnya yang ada di dunia. Sebagai pembeda dengan stasiun megah lainnya di wilayah Eropa, Stasiun Kanazawa memiliki Tsuzumi Gate dan Motenashi Dome yang tidak dimiliki oleh stasiun termegah lainnya di dunia. Arsitektur tersebut memang sempat menuai pro dan kontra, karena sebagian masyarakat Jepang menganggap bahwa arsitekturnya bersinggungan dengan arsitektur tradisional kastil kota tua. Namun, di balik pro dan kontra yang terjadi, Tsuzumi Gate setinggi 14 meter pun dibangun dengan alasan sebagai simbol dari salah satu instrumen tradisional Jepang dalam bentuk drum. Sedangkan, Motenashi Dome dibuat dalam bentuk sebuah dome kaca menawan yang merupakan salah satu landmark ‘selamat datang’ di Kanazawa yang terbuat dari bahan kaca. Selain itu, stasiun tersebut juga memiliki kubah seperti payung yang berfungsi guna menyambut penumpang yang datang ke Stasiun Kanazawa. Setelah menikmati desain arsitektur yang futuristik, Anda juga dapat menikmati suara aliran air yang berasal dari air mancur yang menghiasi Tsuzumi Gate. Stasiun Kanazawa merupakan stasiun utama bagi Kota Kanazawa dan menjadi stasiun terakhir pada trayek Shinkansen Hokuriku yang mana trayek tersebut melewati Tokyo, Nagano, Kurobe-Unazuki Onsen, Toyama, Takaoka, dan Kanazawa. Stasiun yang dikelola oleh JR-West tersebut rupanya telah dibangun lebih dari seratus tahun yang lalu. Keberadaan Stasiun Kanazawa memberikan pengaruh bagi perkembangan wisata Kanazawa. Para wisatawan domestik maupun mancanegara dapat memulai perjalanan melalui Tokyo ke Kanazawa via Shinkansen Hokuriku dengan menempuh waktu selama 2,5 jam. Stasiun megah tersebut memiliki dua peron utama, yaitu peron yang Menilik Kemegahan Stasiun Kanazawa Siapa yang tidak kenal dengan negara pelopor teknologi kawasan Asia, Jepang. Negeri sakura tersebut menyimpan ragam cerita kemegahan yang tak pernah habis diulik. Hampir semua fasilitas publik di Jepang didukung dengan teknologi yang canggih. Sebut saja Stasiun Kanazawa. Stasiun tersebut sudah dikenal dunia sebagai salah satu stasiun termegah di dunia. Stasiun Kanazawa dikenal sebagai salah satu stasiun termegah di dunia. 1 2 1 2 58 TRANSMEDIA EDISI 01 2017 digunakan untuk Kereta Hokutetsu menuju Uchinada yang beroperasi di bawah tanah. Sedangkan, peron kedua untuk kereta JR yang letaknya berada di atas permukaan tanah. Pada kereta JR pun memiliki 7 trek yang dilalui kereta, antara lain sebagai berikut : 1. Jalur 1 : - Kereta Lokal Hokuriku Main Line Fukui – Komatsu - Kereta Limited Express Shirasagi – Maibara – Nagoya - Kereta Limited Express Raicho - Kereta Malam Nihonkai – Tsuraga – Kyoto – Osaka 2. Jalur 2 : - Kereta Lokal Hokuriku Main Line - Kereta Limited Express Shirasagi, Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan di Stasiun Kanazawa, selain menunggu kereta, antara lain adalah :

1. Abadikan Momen di Tsuzumi Gate