Kepuasaan terhadap pemberian informasi tentang kondisi anak dengan jantung bawaan ditunjukkan 95 oleh keluarga pasien. Sembilan puluh tujuh persen keluarga
mempercayakan penanganan sepenuhnya kepada dokter. Ketidak perdulian orangtua tentang masalah anak mereka tidak bergantung pada keparahan ataupun kompleksitasnya tetapi lebih
cenderung kurangnya pengetahuan dan kebanyakan persepsi yang salah tentang kondisi anak mereka. Diagnosis prenatal untuk mengetahui adanya PJB disetujui oleh 88 keluarga dan
aborsi disetujui 40 keluarga. Keinginan untuk melakukan diagnosis awal sebelum kelahiran tidak berkaitan dengan kepercayaan atau agama. Penolakan aborsi sangat terkait dengan
pertimbangan agama dan beberapa keluarga yang menolak aborsi berpendapat diagnosis awal untuk PJB pada anak hanya untuk mengetahui dan mempersiapkan diri. Ibu lebih banyak
menetapkan perlakuan diagnosis prenatal ataupun perilaku aborsi dibanding bapak, namun tidak terdapat perbedaan pendapat yang sangat jelas. Beeri, 2001.
Orangtua dengan anak penderita kelainan jantung bawaan memiliki kesadaran penuh terhadap masalah kesehatan yang dapat menjadi masalah serius bagi anak mereka. Mereka
sadar bahwa flu, patah tulang lengan ataupun infeksi merupakan masalah serius bagi anak mereka. Sangat sedikit orangtua yang sadar bahwa gusi berdarah berbahaya bagi anak mereka
dan hanya setengah orangtua yang sadar bahwa ekstraksi gigi merupakan masalah serius bagi anak mereka Saunders, 1997.
2.2.3. Praktik atau Perilaku practice
Praktik atau perilaku adalah suatu aplikasi peraturan dan pengetahuan yang menuju sebuah aksi berdasarkan suatu tatakrama yang etis. Praktik atau perilaku dalam kesehatan harus
mempunyai persetujuan, dasar penelitian yang kompeten, dan memiliki keuntungan yang lebih besar daripda kerugian yang dihasilkan Badran, 1995.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu perilaku overt behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain. Tingkat-tingkat praktek:
1. Persepsi Perception, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
perilaku yang akan diambil. 2.
Respon Terpimpin Guided Respons, dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
Universitas Sumatera Utara
3. Mekanisme Mechanism, apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adaptasi Adaptation, merupakan praktek yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya perilaku itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran perilakunya tersebut Notoatmodjo, 2007.
Orangtua dengan anak PJB lebih sering terbangun pada malam hari karena kekhawatiran yang luar biasa tentang keadaan anak mereka. Perilaku terbangun dan tergesa-
gesa menuju tempat tidur anak mereka yang menderita PJB diakibatkan rasa kecemasan yang berlebihan terhadap setiap suara yang terdengar pada malam hari dari daerah anak mereka
tertidur. Kebanyakan orangtua menggunakan suatu alat pemantau gerakan yang akan membunyikan tanda bahaya untuk memantau keadaan anak mereka. Sering sekali muncul
tanda bahaya yang palsu yang selalu direspon orangtua berakibat kurang tidur dan menyebabkan kegelisahan dan tekanan yang lebih dari sebelumnya. Mendapat tidur yang
lebih nyenyak lebih penting dalam mengurangi tingkat kegelisahan dan tekanan, dan menolong orangtua memilihara anak mereka lebih efektif Kamm, 2006.
Pemahaman orangtua terhadap PJB sangat kurang. Dua puluh enam persen orangtua tidak mampu memberikan alasan mengapa mereka memperbolehkan penanganan oleh tenaga
profesional kesehatan dengan pengalaman yang sedikit tentang penyakit ini. Nilai pengetahuan ibu lebih tinggi dari bapak. Tujuh puluh tiga persen orangtua memberikan
respon yang benar tentang kunjungan rutin ke dokter gigi, dan penggunaan antibiotik prophylaxis bukan hanya untuk pemeriksaan rutin tetapi untuk terapi Wray, 2004.
Orangtua dengan anak penderita kelainan jantung bawaan mengalami kehilangan harapan dan perasaan ketidakamanan di masa depan. Adanya suatu kepercayaan klinis yang
memandang bahwa sebaiknya anak meninggal di rumah dan sudah beberapa kejadian yang menghasilkan penderitaan luar biasa akibat kepercayaan ini. Banyak keluarga yang tidak
memiliki dukungan dan bantuan yang memadai dari orangtua, saudara dekat dan teman untuk memberikan bantuan dan perhatian penuh 24 jam kepada anak dengan PJB untuk lebih dari
beberapa hari. Sangat sedikit keluarga yang memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan perawatan dan banyak melakukan kesalahan Emery, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian