Metode Tanpa Buku Pembantu Ledgerless Bookkeeping Metode Pencatatan dengan Komputer Penilaian Piutang

20 - Media disortir menurut abjad sebelum diposting satu persatu ke dalam kartu piutang, kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang. - Media diposting ke dalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan. 2. Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini media diposting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang. b. Metode Periodik Dalam metode ini ada dua cara yaitu : 1. Posting Ditunda Posting ke dalam kartu piutang dilakukan secara sekaligus setelah faktur yang ada terkumpul semua. Faktur penjualan yang diterima dari bagian penagihan oleh bagian piutang disimpan sementara, untuk nantinya secara sekaligus diposting ke dalam kartu piutang. 2. Penagihan Bersiklus Selama sebulan dokumen disortir dan diarsipkan menurut nama pelanggan dan pada akhir bulan dilakukan kegiatan posting terhadap dokumen tersebut serta menghitung dan mencatat saldo kartu piutang.

3. Metode Tanpa Buku Pembantu Ledgerless Bookkeeping

Dalam metode pencatatan ini tidak digunakan buku pembantu piutang, di mana faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, Universitas Sumatera Utara 21 oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar unpaid invoice file. Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang. Pada saat diterimanya pembayaran ada dua cara yang dapat dilakukan : 1. Jika pelanggan membayar penuh atas jumlah yang ada pada faktur penjualan maka faktur tersebut diambil dari faktur yang belum dibayar dan dicap lunas. Kemudian dipindahkan ke dalam arsip faktur yang telah dibayar. 2. Jika pelanggan hanya membayar sebagian dari jumlah dalam faktur, maka jumlah kas yang diterima dan sisa uang yang belum dibayar dicatat dalam faktur tersebut, kemudian dibuat faktur kedua yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya dan faktur kedua tersebut disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, lalu faktur yang asli disimpan kembali dalam arsip faktur yang belum dibayar.

4. Metode Pencatatan dengan Komputer

Dalam metode ini semua dokumen tentang piutang dikumpulkan dan sekaligus dipostingkan pada setiap harinya. Di dalam sistem komputer dibentuk dua macam arsip yaitu transaksi dan arsip induk, dimana arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk, dan setiap bulannya arsip induk digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan bagi manajemen.

5. Penilaian Piutang

Penilaian piutang berarti menetapkan nilai piutang yang akan dilaporkan di dalam neraca pada akhir satu periode. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK : 2004 : 02.2 disebutkan bahwa “Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih”. Universitas Sumatera Utara 22 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa untuk melaporkan nilai piutang pada neraca adalah sebesar jumlah yang direalisasikan, yaitu jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih. Dalam bukunya Smith dan Skousen 2004 : 290 : “ Piutang dilaporkan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan atau nilai kas yang diharapkan”. Ini berarti bahwa piutang harus dicatat dengan nilai bersih setelah memperhitungkan estimasi piutang ragu-ragu, potongan dan retur serta pengurangan harga jual. Ini dimaksudkan agar piutang dilaporkan sebesar klaim terhadap pelanggan yang diharapkan akan tertagih dalam bentuk kas. a. Piutang yang Tidak Tertagih Apabila barang dagangan atau jasa dijual secara kredit, maka sebagian dari klaim kepada pelanggan tersebut biasanya akan tidak tertagih, hal ini terjadi tanpa memandang betapa hati-hatinya dalam pemberian kredit dan betapa baiknya prosedur penagihan yang digunakan oleh setiap perusahaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak tertagihnya piutang, yaitu : 1. Debitur pailit 2. Debitur meninggal dunia 3. Debitur melarikan diri Tidak ada satupun aturan umum yang menentukan kapan suatu piutang tidak dapat ditagih. Adanya kenyataan bahwa debitur tidak dapat membayar hutangnya pada saat telah jatuh tempo bukanlah suatu petunjuk atas tidak tertagihnya piutang tersebut. Philip 2006 : 239 menyatakan ”Ada dua metode yang diterima secara umum untuk memperlakukan piutang-piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih yaitu metode penghapusan langsung dan metode penyisihan”. Universitas Sumatera Utara 23 1. Metode Penghapusan Langsung Direct Write off Methode Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang sebagian besar transaksi penjualannya dilakukan secara tunai, dan jumlah beban dari piutang yang tidak tertagih biasanya sangatlah kecil. Berdasarkan metode ini beban piutang yang tidak tertagih tidak akan dicatat sampai dibuatnya suatu keputusan bahwa piutang tersebut memang benar-benar tidak akan tertagih lagi. Jadi dalam metode ini akun penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhir periode. Adapun jurnal yang diperlukan dalam metode ini adalah : Beban piutang tidak tertagih xxx Piutang Usaha xxx Jika ternyata di kemudian hari piutang yang telah dihapuskan tersebut dilunasi oleh pelanggan yang bersangkutan, maka perusahaan harus menimbulkan kembali piutang tersebut dengan cara membalik ayat jurnal penghapusan sebelumnya. Piutang Usaha xxx Beban piutang tidak tertagih xxx 2. Metode Penyisihan Allowance Methode Penghapusan piutang yang tidak tertagih akan dilakukan apabila tersedia bukti positif mengenai tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang tersebut. Penghapusan piutang akan dilakukan dengan mendebet perkiraan penyisihan yang sebelumnya telah dibentuk dan mengkredit piutang usaha. Bukti positif atas ketidaktertagihan piutang ditemukan dalam hal kepailitan, kematian, atau kaburnya debitur, kegagalan dalam melaksanakan penagihan akibat adanya keterbatasan daya upaya sehingga bukti-bukti yang cukup dari pihak-pihak terkait Universitas Sumatera Utara 24 seperti : pengadilan, ahli hukum atau lembaga penagihan harus diotorisasi secara tertulis oleh pejabat yang berwenang. Adapun pencatatan jurnal yang dilakukan pada saat diketahui piutang tidak dapat ditagih yaitu : Penyisihan piutang ragu-ragu xxx Piutang Usaha xxx Apabila nantinya piutang yang telah dihapuskan tersebut secara tidak terduga dilunasi oleh debitur maka pencatatannya adalah sebagai berikut : Piutang Usaha xxx Penyisihan piutang ragu-ragu xxx Dan pada saat piutang tersebut dilunasi oleh debitur, adapun pencatatannya adalah sebagai berikut : Kas xxx Piutang Usaha xxx b. Estimasi Terhadap Piutang yang Tidak Tertagih Estimasi terhadap piutang yang tidak tertagih didasarkan atas pengalaman yang telah lampau yang disesuaikan dengan perkiraan kegiatan perusahaan di masa mendatang. Apabila kegiatan dari volume penjualan secara umum naik dan secara relatif perusahaan dalam kapasitas penuh maka besarnya biaya piutang yang tidak tertagih besarnya lebih kecil bila dibandingkan dengan kondisi perusahaan yang sebaliknya. Niswonger 2004 : 329 menyatakan ”perkiraan untuk piutang tidak tertagih tersebut biasanya didasarkan atas jumlah penjualan untuk seluruh periode fiskal, atau jumlah piutang secara umum pada akhir periode fiskal”. Universitas Sumatera Utara 25 1. Taksiran Berdasarkan Penjualan Piutang usaha diperoleh dari hasil penjualan secara kredit, oleh karena itu volume penjualan selama satu tahun dapat digunakan sebagai petunjuk untuk jumlah piutang yang akan tertagih. 2. Taksiran Berdasarkan Analisa Piutang Dalam mengetahui piutang yang tidak tertagih berdasarkan analisa piutang seperti dilakukan dengan dua cara : a. Berdasarkan Saldo Piutang Dalam metode ini estimasi terhadap piutang yang tidak tertagih didasarkan pada persentase total piutang yang beredar, yaitu dengan jalan mengalikan persentase tertentu dengan saldo piutang yang beredar. b. Berdasarkan Umur Piutang Dalam metode ini titik tolak penentuan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang tersebut, karena semakin lama peredaran piutang maka akan semakin kecil kemungkinan piutang tersebut akan tertagih. Estimasi dilakukan dengan menganalisa dari masing-masing piutang untuk mengetahui waktu jatuh tempo dari masing-masing piutang. Metode ini lebih disukai, karena memberikan estimasi yang lebih cermat mengenai nilai piutang yang dapat direalisasikan, serta piutang mana yang sudah jatuh tempo dan sudah saatnya ditagih. Berikut ini disajikan contoh dari analisa umur piutang. Universitas Sumatera Utara 26 Tabel 2.1 PT. X Daftar Analisa Umur Piutang 31 Desember 2003 Nama Jumlah Belum Lewat Jatuh Tempo Pelanggan Saldo Jatuh 1 - 30 31-60 61-90 91-180 181-365 365 Piutang Tempo hari hari hari hari hari hari PT. A 1.360.000 360.000 1.000.000 - - - - - PT. B 400.000 - - - 400.000 PT. C 890.000 890.000 - - - - - - PT. D 1.010.000 - - 1.010.000 - - - - PT. E 1.200.000 800.000 200.000 - - 200.000 - - PT. F 500.000 250.000 - 250.000 - - - - PT. G 840.000 500.000 - - 340.000 - - - PT. H 1.800.000 - - - - - 900.000 - Total 8.000.000 2.800.000 1.200.000 1.360.000 740.000 200.000 900.000 900.000 Sumber : Rollin C. Niswonger, Philip E. Fess, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Edisi ke sembilan belas, Erlangga, Jakarta, Tahun 2004 Setelah piutang masing-masing langganan dikelompokkan berdasarkan umur jatuh temponya seperti di atas maka selanjutnya ditentukan besarnya persentase kerugian piutang untuk total masing-masing kelompok umur. Persentase dapat didasarkan pada langganan masa lalu atau berdasarkan lamanya waktu menunggak. Persentase kerugian berdasarkan masa lalu maksudnya adalah jika rasio jumlah piutang dan kelompok umur piutang yang belum jatuh tempo antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya tidak Universitas Sumatera Utara 27 banyak mengalami perubahan maka persentase yang digunakan pada tahun sebelumnya dapat dijadikan sebagai pengalaman oleh perusahaan. Sedangkan persentase yang didasarkan pada lamanya waktu menunggak, maksudnya adalah jika semakin lama piutang tersebut menunggak maka kemungkinan tidak tertagihnya piutang akan semakin tinggi. Tabel 2.2 PT. X Taksiran Umur Piutang 31 Desember 2003 Kelompok Umur Piutang Belum Jatuh Tempo Jumlah Persentase Kerugian Piutang Taksiran Kerugian Piutang Telah jatuh Tempo 280.000 15 28.000 1 – 30 hari 2.800.000 2 24.000 31 – 60 hari 1.260.000 3 37.000 61 – 90 hari 740.000 4 29.600 91 – 180 hari 200.000 5 10.000 181 – 365 hari 900.000 6 54.000 365 hari 900.000 7 63.000 Total 8.000.000 245.800 Sumber : Niswonger Rollin C, Philip E. Fess, Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Edisi ke sembilan belas, Erlangga, Jakarta, Tahun 2004 Dari analisa terhadap umur piutang menunjukkan bahwa jumlah piutang sebesar Rp. 8.000.000,- dan taksiran atas piutang yang tidak tertagih sebesar Rp. 245.800,- merupakan jumlah yang harus dikurangi dari total piutang, dan jika diketahui bahwa Universitas Sumatera Utara 28 perkiraan penyisihan sebelumnya bersaldo kredit sebesar Rp. 50.000,- maka yang akan menjadi piutang ragu-ragu adalah sebesar Rp. 195.800,-. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut : Beban Piutang Ragu-ragu xxx Penyisihan Piutang ragu-ragu xxx

6. Penyajian Piutang di Neraca