28 perkiraan penyisihan sebelumnya bersaldo kredit sebesar Rp. 50.000,- maka yang akan
menjadi piutang ragu-ragu adalah sebesar Rp. 195.800,-. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut :
Beban Piutang
Ragu-ragu xxx
Penyisihan Piutang
ragu-ragu xxx
6. Penyajian Piutang di Neraca
Pada akhir periode, perusahaan akan menyusun laporan keuangan di mana laporan tersebut terdiri atas : laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi
kas, dan neraca. Seperti yang telah kita ketahui bahwa piutang merupakan salah satu unsur dalam
aktiva lancar, sehingga penyajiannya di dalam neraca haruslah tepat dan jelas agar tidak menyesatkan para pembaca atau pemakai laporan keuangan tersebut. Jika hal ini terjadi
berarti fungsi laporan keuangan sebagai alat penyampaian informasi belum tercapai. Smith dan Skousen 2004 : 309 menyatakan mengenai piutang yang akan disajikan di
dalam neraca : Piutang yang memenuhi syarat sebagai pos-pos lancar dapat dikelompokkan
sebagai golongan berikut untuk penyajiannya di neraca : 1 wesel tagih – piutang dagang, 2 piutang usaha – piutang dagang, dan, 3 piutang lain-lain. Biasanya
juga wesel tagih dan piutang usaha dilaporkan dalam jumlah tunggal. Rincian yang dilaporkan untuk piutang lain-lain tergantung pada signifikan relatif dari
berbagai pos yang termasuk di dalamnya.
Mulyadi 2002 : 88 menyatakan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum di dalam penyajian piutang pada neraca antara lain :
1. Piutang usaha harus disajikan sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih
dari debitur pada tanggal neraca. 2.
Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah brutto dikurangi dengan taksiran tidak tertagihnya piutang.
Universitas Sumatera Utara
29 3.
Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha maka harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha
tersebut adalah jumlah bersih.
4. Jika piutang usaha bersaldo kredit terdapat di dalam kartu piutang pada
tanggal neraca harus disajikan ke dalam kelompok hutang lancar. 5.
Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
Dari prinsip di atas dapat diketahui bahwa piutang dilaporkan pada neraca sebesar
jumlah bersih yang direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Jumlah tersebut dihitung dengan cara mengurangkan jumlah piutang yang ditaksir tidak dapat
ditagih dengan jumlah piutang yang ada. Berikut ini disajikan contoh dari penyajian piutang usaha dalam neraca.
Tabel 2.3 PT. X
Penyajian Piutang pada Neraca Per 31 Desember 2004
Aktiva Lancar Kas
10.000.000 Piutang
Usaha 8.000.000
Penyisihan Kerugian Piutang 196.400
Total Piutang
Usaha 7.803.000
Sumber : Charles T. Horngren, Walter Harrison, Mikhael A. Robinson Thomas Secukusuma, Akuntansi Intermediate, Jilid 1, Edisi Ketujuh, Terjemahan Tim
Penerjemah Penerbit Erlanggan, Jakarta, Erlangga, 2005
7. Pengertian Elektronik Data Processing