2007. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar bersifat representatif, yaitu dapat mewakili fenomena yang diteliti.
4. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan, dimana pemilihan lokasi tersebut bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selama
penelitian berlangsung. Pengambilan data dilakukan di rumah responden penelitian atau bisa berada dimana saja yang tergantung pada kenyamanan dan
keinginkan responden.
C. Metode Pengambilan Data
Menurut Creswell dalam Poerwandari, 2001 terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dokumen, materi,
audio-visual, dan bentuk-bentuk partisipatoris. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi.
1. Wawancara Banister dalam Poerwandari, 2007 memaparkan bahwa wawancara
kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna partisipantif yang dipahami individu berkenaan dengan
topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, dimana dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi
pedoman wawancara yang umum, mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas sekaligus menjadi daftar pengecek check-list apakah aspek-aspek relevan tersebut telah
dibahas atau ditanyakan. Peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung Poerwandari, 2007. Pertimbangan peneliti dari penggunaan pedoman
wawancara umum adalah karena peneliti masih seorang pemula dan belum memiliki pengalaman untuk dapat menggali secara langsung dan mendalam
semua informasi yang dibutuhkan dengan penelitian ini. 2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai alat tambahan yang dilakukan pada saat wawancara berlangsung untuk melihat reaksi partisipan,
antara lain: ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, melihat bagaimana reaksi calon partisipan ketika peneliti meminta kesediaannya untuk diwawancara,
bagaimana sikap partisipan terhadap peneliti, bagaimana sikap dan reaksi partisipan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bagaimana keadaan
partisipan pada saat wawancara, hal-hal yang sering dilakukan partisipan dalam proses wawancara.
Patton dalam Poerwandari, 2001 menegaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak
relevan. Hal yang sangat penting dalam melakukan observasi adalah peneliti melaporkan hasil observasinya secara deskriptif, tidak interpretatif. Pengamat
tidak mencacat kesimpulan atau interpretasi, melainkan data konkrit berkenaan dengan fenomena yang diamati Poerwandari, 2007.
D. Alat Bantu Pengumpulan Data
Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisa berdasarkan atas
„kutipan‟ hasil wawancara. Oleh karena itu, pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan
peneliti dalam penelitian kualitatif sangatlah penting dan cukup rumit, untuk itu diperlukan suatu instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti
dalam pengumpulan data Moleong, 2005. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Alat perekam tape recorder
Alat perekam digunakan untuk memudahkan peneliti untuk mengulang kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Dengan adanya hasil rekaman
wawancara tersebut akan memudahkan peneliti apabila ada kemungkinan data yang kurang jelas sehingga peneliti dapat bertanya kembali kepada responden.
Penggunaan alat perekam ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari responden.
Universitas Sumatera Utara
b. Pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun berdasarkan paradigma penelitian sehingga
peneliti mempunyai kerangka pikiran tentang hal-hal yang ingin ditanyakan sehingga tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Tema-tema yang dapat
menjadi pedoman wawancara berhubungan dengan pekerja anak yang mengalami mengalami abuse.
Pada pelaksanaannya, pedoman wawancara ini tidak digunakan secara kaku. Tidak tertutup juga kemungkinan untuk menanyakan hal lain yang masih
berhubungan dengan topik penelitian supaya hasil wawancara lebih lengkap dan bervariasi mengenai responden.
c. Lembar Observasi Peneliti membuat lembar observasi yang sederhana untuk mencatat apa
saja yang diobservasi selama wawancara berlangsung baik responden penelitian atau kondisi lingkungan selama wawancara.
E. Kredibilitas Penelitian