1. Berapa prevalensi kebutaan akibat atropi papil di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dalam 1 tahun.
2. Karakteristik apa saja yang dijumpai pada penderita atropi papil di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum Mendapatkan angka kejadian kebutaan akibat atropi papil di Rumah Sakit
Umum Pusat H. Adam Malik Medan dalam 1tahun dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus •
Untuk mengetahui umur rata-rata penderita atropi papil • Untuk mengetahui apakah atropi papil terjadi pada 1 atau 2 mata
• Untuk mengetahui tajam penglihatan penderita atropi papil
• Untuk mengetahui jenis kelamin terbanyak penderita atropi papil
• Untuk mengetahui penyebab atropi papil
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Untuk mengetahui prevalensi kebutaan akibat atropi papil dan karakteristik penderita atropi papil di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
B A B II
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 DEFINISI
Atropi papil merupakan kerusakan pada saraf optik yang mengakibatkan degenerasi saraf optik yang terjadi sebagai hasil akhir suatu proses patologik
yang merusak akson pada sistem penglihatan anterior.Atropi papil dapat bersifat primer atau sekunder. Atropi papil merupakan suatu tanda yang penting dari
suatu penyakit saraf optik lanjut.Skuta 2010,Khurana 2007 Atropi papil tidak terjadi dengan segera tetapi umumnya terjadi 4-6 minggu setelah terjadinya
kerusakan aksonSkuta, 2010.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika menurut penelitian Tielsch dkk,prevalensi kebutaan akibat atropi papil adalah 0,8. Menurut penelitian Munoz dkk prevalensi gangguan
penglihatan dan kebutaan akibat atropi papil adalah 0,04 dan 0,12.Atropi papil bukanlah suatu penyakit,tetapi merupakan suatu tanda dari berbagai
proses penyakit,sehingga morbiditas dan mortalitasnya sangat tergantung pada penyebabnya. Atropi papil lebih banyak dijumpai pada orang Afrika Amerika
0,3 dibanding pada kulit putih 0,05. Atropi papil dapat terjadi pada wanita dan laki-laki, dan dapat terjadi pada semua umurGandhi Rashmin, 2012.
2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Universitas Sumatera Utara
Visual pathway bermula di retina, dan terdiri dari saraf optik,chiasma optikus,traktus optikus,lateral geniculate bodies,optic radiations dan kortex
visual. Panjang saraf optik ± 45-70 mm,terdiri atas 4 bagian yaitu intra okuli 1mm, intra orbita 30 mm,intra kanalikuli 6-9mm, dan intra kranial 10mm.
Optic nerve head ,oleh Brigss 1688 disebut ˝papil˝,berbentuk oval dengan
diameter 1,5mm dan aksis vertikal yang lebih panjang. Aliran darah saraf optik dan papil sangat kompleks Khurana A K,2007; Andra Pradesh,2009.
Gambar 1. Visual Pathway Duong Hon Vu,2011 Saraf optik, anatominya bermula di diskus optikus tetapi menurut fisiologi
dan fungsinya bermula di ganglion cell layer retina. Saraf optik terdiri dari 1-1,2 juta ganglion sel akson.Kehidupan akson saraf optik sangat tergantung pada
produksi metabolik di dalam ganglion sel retina,merupakan suatu sistem yang bergantung pada konsentrasi oksigen di dalamnya. Sistem transport aksonal
sangat peka terhadap proses iskemik,inflamasi dan kompresi.Terputusnya
Universitas Sumatera Utara
transport aksonal akibat berbagai penyebab akan menyebabkan gangguan pada diskus optik Skuta,2010.
2.4 PATOFISIOLOGI