Humidifikasi Suctioning penghisapan PERAWATAN POST TRAKEOSTOMI

2.7. PERAWATAN POST TRAKEOSTOMI

8,9,10 Perawatan trakeostomi tidak kalah pentingnya dengan tindakan trakeostomi itu sendiri. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sebaiknya ada perawatan kusus atau penderita diletakkan di kamar jaga sehingga mudah diawasi. Penderita untuk sementara tidak dapat berbicara sehingga perlu disiapkan bel bila sewaktu-waktu butuh pertolongan.

2.6.1. Humidifikasi

Hal ini penting untuk mencegah terjadinya infeksi trakea dan tebentuknya krusta. Pada keadaan ini udara inspirasi masuk ke dalam saluran pernafasan tanpa filtrasi yang sempurna sehingga menyebabkan gangguan aktifitasdari silia mukosa bronkus dan gangguan silia norma luntuk mengeluarkan partikel dari saluran pernafasan, akibatnya sekresi mukus berkurang dan dapat terjadi metaplasia skuamosa dari epitel trakea yang akhirnya akan membentuk krusta. Oleh karena itu epitel mukosa tidak mampu melakukan proteksi terhadap kuman yang masuk bersama udara inspirasi dan mudah menyebabkan trakeitis. Humidifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan nebuliser atau alat berbentuk kancing yang diletakkan pada kanul. Penggunaan yang berlebihan alat ini akan menyebabkan iritasi pada dinding trakea yang kemudian timbul ulserasi. Bila secret yang timbul menjadi kental atau kering sehingga menjadi krusta, masukkanlah beberapa tetes sampai 2 cc NaCl fisiologis steril atau NaCl tsb dicampur dengan Na bikarbonat.

2.6.2. Suctioning penghisapan

Untuk menjaga kebersihan kanul, trakea dan bronkus dari secret yang timbul maka diperlukan suctioning. Secret juga dapat menyebabkan sumbatan dan menimbulkan atelektasis, pneumonia dan shunt pembuluh pulmonalis. Reflek batuk tidak memadai dan secret perlu diaspirasi melalui tuba. Tindakan ini perlu dilakukan berulang kali, setidaknya tiap 15 menit dalam beberapa jam pertama. Setelah itu dapat dilakukan dalam frekwensi sesuai kebutuhan perorangan berdasarkan banyaknya secret, hasil auskultasi dada dan mendengarkan pernafasan pasien. Universitas Sumatera Utara Pasien trakeostomi yang berbunyi menggelegak berada dalam resiko besar dan harus dilakukan penghisapan. Tekhnik ini dilakuakan dalam kondisi steril, setipakalinya mengguanakan kateter sekali pakai yang baru steril. Operator harus mengguanakan sarung tangan dan mencuci tangannya sebelum dan setelah melakukan tindakan pada penderita.Tindakan penghisapan dilakukan secara hati- hati dan diusahakan kateter trakea dibedakan dengan kateter hidung mulut. Penggunaan konektor Y dan kateter disposibel menurunkan insidensi komplikasi yang sering menyertai dan mencemari cairan yang steril. 2.6.3. Penggantian kanul Pemakaian kanul dari metal harus diperhatikan apakah ada secret atau krusta yang menutupi kanul tersebut. Bila ada maka dicoba dengan meneteskan NaCl fisiologis untuk mencairkan secret tadi kemudian dilakukan penghisapan. Bila penghisapan tidak berhasil dikeluarkan maka penggantian kanul dapat dipertimbangkan. Kanul dari bahan polyvinil chlorida dan karet silicon banyak dipakai sebagai pengganti kanul dari metalkarena mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :  Hanya sedikit menimbulkan reaksi jaringan  Hanya sedikit menimbulkan ulserasi bila dipakai bersama respirator  Monitoring lebih mudah karena tidak memakai kanul dalam  Panjang kanul dapat disesuaikan menurut kebutuhan Kerugian dari kanul ini adalah tidak dapat disterilkan dengan ethylene oxide sebab zat yang dihasilkan akibat reaksinya yaitu ethylene glycol dan ethylene chloride merupakan zat yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa yang berat, tetapi dengan mengguanakan kanul dari plastik ini, penggantiqan kanul trakeostomi menjadi berkurang.

2.6.4. Dekanulasi