merasa lega mengenai metode tindakan saluran nafas ini sering mengemukakan pertanyaan ‘Mengapa tindakan ini tidak dilakukan lebih awal?’. Respon ketiga
yang dapat diprediksi dari orang tua anak dengan trakeostomi adalah saat memutuskan untuk dekanulasi, ketika orang tua memiliki perhatian dan keberatan
mengenai penyerahan tindakan trakeostomi untuk saluran nafas.
3.1. Anatomi
Terdapat beberapa perbedaan, baik anatomi maupun fisiologi saluran nafas pada anak dan dewasa, antara lain :
8,9,10
1. Jalan nafas pada anak relatif lebih pendek leher pendek, struktur anatomi
lebih kecil, struktur vital saling berdekatan 2.
Letak laring posisinya lebih tinggi. Kartilago cricoid terletak setinggi vertebra servikalis ke III dan turun sampai pada vertebra servikalis ke VI padaorang
dewasa 3.
Kartilago tiroid tidak mengemuka menonjol sepeti konfigurasi pada orang dewasa, sehingga kartilago krikoid yang kemudian menjadi patokan mudah
untuk mengidentifikasi pada anak 4.
N. Laringeus Rekurens terletak di lateral trakea, karena pre vertebra diisi lemak
5. Persendian antara kepala dan leher mobile dan dagu mungkin lebih terpisah
dari garis tengah selama operasi
3.2. Tekhnik Operasi
7,8,9
Berdasarkan anatomi tersebut di atas, pelaksanaan trakeostomi pada anak memerlukan lebih banyak perhatian yang rinci dibanding dewasa.Adapun tekhnik
operasinya adalah sebagai berikut : 1.
Tindakan trakeostomi pada anak dilakukan di bawah anestemi umum di ruang operasi dengan suatu ventilasi yang terkontrol seperti dengan menggunakan
masker, endotrakeal tube atau pada beberapa kasus dengan bronkoskop 2.
Anak ditempatkan di meja dengan bantalan bahu agar leher hiperekstensi untuk membawa trakea lebih anterior dan membuat palpasi menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
mudah. Kepala dapat diikat pada posisi ini, atau ahli anestesiologi mungkin dapat mengektensikan kepala dan memegang pada posisi itu selama prosedur
dilakukan 3.
Palpasi hati-hati pada leher penting praktis untuk menandai petunjuk. Struktur yang paling menonjol pada SN adalah katilago krikoid. Struktur ini ditandai
dengan pulpen seperti pada superior notch dari kartilago tiroid dan sternal notch.
4. Anestesi lokal dengan vasokonstriktor, lidocaine 1 dengan epinephrine 1 :
100.000 digunakan untuk menginfiltrasi daerah leher anterior. Leher kemudian disiapkan dengan cairan desinfektan seperti povidone-iodine dan
area tersebut ditutup. Penting bagi ahli anestesi mempunyai jalan masuk ke wajah dan endotracheal tube selama prosedur. Area ini lebih baik dibiarkan
tidak tertutup dan perhatian yang hati-hati dilakukan untuk memastikan daerah steril.
5. Insisi kulit dapat dilakukan dengan cara transversal atau vertical. Insisi
horizontal akan memuaskan secara kosmetik, sedang insisi vertical mempunyai keuntungan :
Memiliki sedikit vaskuler
retraksi lebih mudah,
Posisi kanul trakeostomi post operasinya lebih baik
Tidak menyebabkan menurunnya insisi yang berat dari kanul trakeostomi
6. Insisi dilakukan melalui kulit, lemak subkutan dan otot platisma sepanjang
kurang lebih 1,5 cm kemudian dilanjutkan diseksi secara vertikal dengan teliti dan hati-hati. Otot2 pengikat strap muscles diretraksikan ke lateral, dan
seluruh diseksi dilakukan pada bidang superior ke inferior. Asisten menarik jaringan dengan forsep bergigi dan meretraksikan dengan retraktor vena.
Perdarahan dihentikan dengan elektrokauter dan bila perlu pembuluh darah besar diligasi.
7. Isthmus tiroid dapat diretraksikan ke superior atau inferior sesuai keperluan
atau dipotong jika perlu. Isthmus sangat kecil pada bayi dan selalu dapat dicabangkan dengan elektrokauter.
Universitas Sumatera Utara
8. Setelah kartilago krikoid diidentifikasi, trakea akan teridentifikasi dan cincin
trakea ke II dan ke III dibersihkan dari jaringan lunak. 9.
Aspirasi jarum pada trakea merupakan prosedur yang dapat diterima pada anak untuk memastikan suatu pembuluh darah besar jangan sampai
dikelirukan dengan jalan nafas 10.
Traksi jahitan dibuat antero lateral pada ke dua sisi garis tengah., menembus dua cincin trakea sebelum dibuat insisi vertical pada garis median cincin ke II
dan ke III. Jaringan trakea tidak dieksisi pada anak. Pada titik ini, ahli anestesi akan memberitahukan kehilangan tekanan positif. Saat endotracheal
tube ditarik ke proksimal, tempat trakeostomi kemudian diretraksikan ke lateral dengan jahitan traksi untuk mendapatkan penempatan yang mudah dari
tube trakeostomi. Endotracheal tube tetap pada tingkat glotis dan sedikit kedalam ruang subglotis pada titik ini untuk memberikan ventilasi yang lebih
jauh melalui endotracheal tube seharusnya dapat menjadi masalah dengan penempatan trakeostomi
11. Suction catheter yang lunak dapat ditempatkan melalui tempat trakeoetomi
sebelum penempatan tube untuk mendapatkan visualisasi terbaik serta menyingkirkan darah sekresi.
12. Setelah kanul ditempatkan, tali kanul trakeostomi kemudian diamankan, dan
simpul ditalikan dilateral pada sisi lain dari leher 13.
Luka trakeostomi jangan ditutup rapat karena dapat menimbulkan emfisema subkutan. Selain itu, karena jika penempatan kurang hati-hati dari tube yang
terjadi postoperatif, menunda pengangkatan tube dari leher dan penempatan kembali tube secara cepat.
Universitas Sumatera Utara
Gbr. 4.19 Prosedur trakheostomi pada anak
9
3.3. Komplikasi.