77
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Teori wilayah dan pengembangan wilayah menjadi teori utama dalam penelitian ini. Secara spesifik pengembangan wilayah yang berkelanjutan sebagai
konsentrasi teori-teori pengembangan wilayah yang diambil, namun pengembangan wilayah yang berkelanjutan bukanlah tanpa masalah, salah satu
masalahnya adalah komuter. Selain teori wilayah dan pengembangan wilayah maka Voluntaristic
theory of action juga diambil sebagai teori untuk menjelaskan prilaku komuter dengan didukung oleh beberapa teori lainnya. Teori ini menjelaskan bahwa
seorang aktor komuter akan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai alasan ketika memutuskan untuk berkomuter yaitu faktor penarik dan faktor
pendorong. Komuter akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara rasional, oleh sebab itu dalam kerangka teori penulis memasukkan teori pilihan
rasional rational choice sebagai salah satu teori pendukung. Teori ini menjelaskan bagaimana model pilihan rasional menjadi penting karena
menyediakan aturan berdasarkan pengalaman dan praktek atau petunjuk praktis, ”rule of thumb” tentang bagaimana suatu tindakan itu dipilih. Seorang komuter
akan mempertimbangkan banyak faktor sebelum ia memutuskan untuk menjadi komuter. Dalam teori voluntaristic of action juga dijelaskan bahwa aktor
komuter pasti melakukan prilaku komuter dengan tujuan yang rasional pula. Tujuan dari komuter secara umum adalah mencapai sesuatu yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
78
Dalam penelitian ini penulis memilih kesejahteraan ekonomi welfare of economic dan kualitas hidup quality of life sebagai tujuan komuter, oleh sebab
itu teori kesejahteraan ekonomi welfare of economic dan kualitas hidup quality of life juga dimasukkan sebagai teori pendukung dalam penelitian ini. Teori
yang ada menjelaskan bahwa kesejahteraan menjadi tujuan komuter dimana pendapatan menjadi indikator kesejahteraan. Pendapatan yang diterima oleh
seorang komuter kemudian akan dibelanjakan didaerah asal komuter maupun di daerah tujuan komuter dengan proporsi dan tujuan tertentu. Tujuan dan besarnya
alokasi pendapatan komuter di daerah asal akan diangkat menjadi variabel dalam penelitian ini. Kesejahteraan tidak hanya satu-satunya tujuan sebab selain itu
juga ada kualitas hidup. Kualitas hidup secara teori dibagi menjadi dua yaitu dari sudut pandang fisik kesehatan dan psikis. Penekanan dalam penelitian ini
adalah kualitas hidup secara psikis yang kemudian menjadi variabel yang akan diteliti.
Ada dua alasan mengapa seseorang memutuskan untuk menjadi komuter. Teori DaerahWilayah inti dalam penelitian ini diambil sebagai teori
perencanaan wilayah yang menjelaskan tentang adanya daya tarik yang kuat dari sebuah kota yang lebih maju dari kota-kota yang ada disekitarnya. Salah satu
yang ditarik oleh wilayah itu adalah sumberdaya manusia yang bertujuan bekerja di wilayah inti tersebut. Disisi lain faktor-faktor pendorong juga sangat kuat
dimiliki oleh daerah asal. Teori pusat pertumbuhan menjelaskan bahwa pusat pertumbuhan juga ditopang oleh daerah disekitarnya. Daerah disekitarnya
memperoleh trickle down effect dampak penetesan ke bawah dan menciptakan
Universitas Sumatera Utara
79
spread effect dampak penyebaran pertumbuhan ekonomi dari daerah asal ke darah tujuan.
Banyak teori lainnya menjelaskan dengan lebih operasional. Push and Pull Factor Theory Lee,S.Everett menjelaskan bahwa perpindahan terjadi
karena di daerah asal dan di daerah tujuan terdapat faktor-faktor yang positif dan negatif yang mendorong migrasi. Selain itu terdapat faktor rintangan antara.
Rintangan Antara adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus mobilitas penduduk. Rintangan Antara dapat berupa : biaya
transportasi, topografi wilayah asal dengan daerah tujuan atau sarana transportasi. Berdasarkan teori ini maka aksesibilitas daerah tujuan diambil
menjadi salah satu variabel yang akan diteliti. Teori Migrasi oleh Lewis-Fei- Ranis menjelaskan bahwa perpindahan tenaga kerja daerah asal ke daerah tujuan
akibat pertumbuhan sektor modern, upah riil dan produk marginal tenaga kerja. Kesempatan kerja dan pendapatan diambil menjadi variabel penelitian. Teori
Migrasi Oleh Todaro memperkuat teori Migrasi oleh Lewis-Fei-Ranis karena teori Todaro juga menjelaskan prilaku migrasi disebabkan oleh pendapatan
aktual di daerah asal, Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan. Kesempatan ekonomi yang lebih seimbang dan menunjukkan saling
ketergantungan interdependensi
antara wilayah
di dalamnya,
serta merefleksikan keseimbangan aliran sumber daya manusia dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya. Sedangkan di negara-negara yang sedang berkembang, pola migrasi yang terjadi menunjukkan suatu pengutuban polarisasi, yaitu
pemusatan arus migrasi ke wilayah-wilayah tertentu saja, khususnya kota-kota besar.
Universitas Sumatera Utara
80
Oleh sebab itu diperlukan kebijakan migrasi internal baik ditinjau dari sisi kebijakan migrasi formal yaitu kebijakan migrasi yang ditetapkan oleh
pemerintah baik dalam bentuk undang-undang, keputusan presiden, maupun peraturan menteri. Kemudian dibahas pula instrumen-instrumen kebijakan yang
mendorong terlaksananya kebijakan migrasi yang telah ditetapkan pemerintah. Program tidak hanya terletak pada kebijakan migrasi langsung direct policy
yaitu pemerintah memindahkan penduduk secara massal ke daerah tujuan migrasi, tetapi lebih mengutamakan keterbukaan dan sosialisasi kebijakan dan program,
yang lebih fokus pada kebijakan tidak langsung indirect policy dengan mengedepankan potensi daerah tujuan yang ada.
Gambar 3.1. Mapping Theory
GRAND THEORY TEORI KONSEP WILAYAH DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
SECONDARY THEORY
Teori Tindakan Voluntaristik , Teori Teori Pengembangan Wilayah Yang Relevan Dengan Prilaku Komuter Sebagai Teori Umum, Teori
DaerahWilayah Inti, Teori Lokasi Dan Pusat Pertumbuhan
TERTIER THEORY
Rational Choice Theory, Welfare of Economics, Quality of Life
Teori-teori Migrasi ;
Push and Pull Factor Theory Lee,S.Everett, Teori Migrasi oleh Lewis-Fei- Ranis, Teori Migrasi Oleh Todaro, Teori Kebutuhan dan Tekanan, Bentuk-
bentuk Mobilitas Penduduk, Pola Migrasi Desa – Kota, Teori Transportasi, Teori Teori Pilihan Bermigrasi , Instrumen Kebijakan Migrasi Internal
Universitas Sumatera Utara
81
Tabel 3.1 Keterkaitan Teori Dengan Penelitian
Kelompok Teori Teori
Relevansi Dengan Penelitian
Grand Theory Teori Konsep Wilayah dan
Pengembangan Wilayah Teori yang menjelaskan tentang konsep wilayah dan pengembangan wilayah.
Pengembangan wilayah yang berkelanjutan. Teori Tindakan Voluntaristik
Teori yang menjelaskan bahwa pilihan seseorang melakukan aksinya dalam hal ini comuter dilakukan dengan sukarela dengan telah mempertimbangkan
hal positif dan negative tindakan tersebut dengan tujuan yang diinginkan seseorang yang melakukan tndakan tersebut
Teori DaerahWilayah Inti Teori ini menjelaskan bahwa wilayah inti tidak terlepas dari wilayah
sekitarnya yang saling mempengaruhi. Wilayah inti terkadang memberikan dampak negative terhadap wilayah sekitarnya dengan menyerap semua
sumberdaya yang ada masuk kedalam wilayah ini. Wilayah inti memiliki daya tarik tersendiri.
Secondary Theory
Teori Lokasi dan Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan menjelaskan bahwa pusat pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan bahwa kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi
terjadinya trickle down effect dampak penetesan ke bawah dan menciptakan spread effect dampak penyebaran pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke
pedesaan.
Rational Choice Theory Teori ini menkelaskan bagaimana model pilihan rasional menjadi berharga
dalam analisis sosiologi, karena menyediakan aturan berdasarkan pengalaman dan praktek atau petunjuk praktis, ”rule of thumb” tentang bagaimana
mekanisme suatu tindakan itu dipilih. Seorang komuter akan mempertimbangkan banyak factor sebelum ia memutuskan untuk menjadi
komutan.
Welfare of Economics Teori yang menjelaskan bahwa kesejahteraan menjadi tujuan pelaku ekonomi
komuter. Salah satu indicator kesejahteraan adalah pendapatan Quality of Life
Kesejahteraan tidak hanya satu-satunya tujuan. Selain itu juga ada kualitas hidup. Kualitas hidup secara teori dibagi menjadi dua yaitu dari sudut
pandang fisik kesehatan dan psikis. Dalam penelitian ini kualitas hidup secara psikis yang menjadi variable yang akan diteliti
Push and Pull Factor Theory Lee,S.Everett
Teori ini menjelaskan bahwa migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keragaman daerah-daerah di wilayah tersebut. Di daerah asal
dan di daerah tujuan terdapat faktor-faktor yang positif dan negative yang mendorong migrasi.
Selain itu terdapat faktor rintangan antara. Rintangan Antara adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus mobilitas penduduk.
Rintangan Antara dapat berupa : ongkos pindah, topografi wilayah asal dengan daerah tujuan atau sarana transportasi.
Teori Migrasi oleh Lewis- Fei-Ranis
Teori ini menjelaskan bahwa perpindahan tenaga kerja desa ke kota akibat pertumbuhan sektor modern, upah riil dan produk marginal tenaga kerja.
Teori Migrasi Oleh Todaro Teori ini menjelaskan bahwa migrasi desa-kota dirangsang, terutama sekali,
oleh berbagai pertimbangan ekonomi rasional yang langsung berkaitan dengan keuntungan atau manfaat dan biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri,
selisih antara pendapatan yang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di pedesaan, Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan
Teori Kebutuhan dan Tekanan
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan pindah dari tempat yang memiliki nilai kefaedahan tempat place utility rendah ke tempat yang
memiliki nilai kefaedahan tempat lebih tinggi agar kebutuhannya dapat terpenuhi.
Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk
Teori mobilitas penduduk ini menjelaskan tentang pengklasifikasian mobilitas penduduk sehingga jelas defenisi komuter yang menjadi objek pada
penelitian ini Pola Migrasi Desa – Kota
Teori ini menjelaskan tentang gambaran kesempatan ekonomi yang lebih seimbang dan menunjukkan saling ketergantungan interdependensi antara
wilayah di dalamnya, serta merefleksikan keseimbangan aliran sumber daya manusia dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Sedangkan di negara-negara
yang sedang berkembang, pola migrasi yang terjadi menunjukkan suatu pengutuban polarisasi, yaitu pemusatan arus migrasi ke wilayahwilayah
tertentu saja, khususnya kota-kota besar Tertier Theory
Instrumen Kebijakan Migrasi Internal
Program tidak hanya terletak pada kebijakan migrasi langsung direct policy yaitu pemerintah memindahkan penduduk secara massal ke daerah tujuan
migrasi, tetapi lebih mengutamakan keterbukaan dan sosialisasi kebijakan dan program, yang lebih fokus pada kebijakan tidak langsung indirect policy
dengan mengedepankan potensi daerah tujuan migrasi.
Universitas Sumatera Utara
82
Atas dasar bangunan teori tersebut maka dibangunlah sebuah kerangka konseptual yang menggambarkan bagaimana keterkaitan antar variabel yang akan
diteliti dalam penelitian ini. Variabel bebas dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teori akan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor pendorong yang memiliki 3 sub- variabel : variabel biaya perumahan, rasio ketergantungan dan pendapatan
pasangan serta faktor penarik memiliki 3 sub-variabel : pendapatan, aksesibilitas daerah tujuan dan kesempatan kerja yang akan berpengaruh terhadap variabel
terikat yaitu pengembangan wilayah yang dibagi menjadi 2 sub variabel : alokasi pendapatan ke daerah asal komuter dan kualitas hidup quality of life komuter.
Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :
Gambar 3.2. Kerangka Konseptual
Rasio Ketergantungan
X12 Biaya
Perumahan X11
Pendapatan Pasangan
X13 FAKTOR PENDORONG
MELAKUKAN KOMUTER X1
FAKTOR PENARIK MELAKUKAN KOMUTER
X2 PENGEMBANGAN
WILAYAH Y
Alokasi Pendapatan Ke Daerah Asal
Komuter Y1
Kualitas Hidup Y3
Pendapatan X21
Aksesibilitas Daerah Tujuan
X22 Kesempatan
Kerja X23
Universitas Sumatera Utara
83
3.2. Hipotesis