B. Standar dan Tarif Layanan Umum
Standar pelayanan merupakan bagian tak terpisahkan dari instansi Pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum.
Standar pelayanan yang digunakan adalah standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh Menteri, pimpinan lembaga nonkementerian, atau pimpinan
lembaga Negara sesuai dengan kewenangannya. Selain itu, standar pelayanan umum dapat pula diusulkan oleh instansi pemerintah yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum. Standar pelayanan minimum adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur
layanan minimum yang diberikan oleh badan layanan umum kepada masyarakat. Standar pelayanan minimum bertujuan untuk memberikan batasan layanan
minimum yang seharusnya dipenuhi oleh Pemerintah. Agar standar pelayanan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, standar
layanan umum seyogyanya memenuhi persyaratan specific, measurable, attainable, reliabe, and timely SMART, yaitu:
1. Fokus pada jenis layanan;
2. Dapat diukur;
3. Dapat dicapai;
4. Relevan dan dapat diandalkan; dan
5. Tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Standar pelayanan minimum, baik yang ditetapkan oleh menteri, pimpinan lembaga nonkementerian, atau lembaga Negara maupun yang diusulkan sendiri
oleh instansi pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerintah dan
kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Sementara itu, kualitas layanan meliputi teknis layanan, proses layanan, tata cara,
dan waktu tunggu untuk mendapatkan layanan. Kriteria kualitas layanan di atas, tidak boleh dikesampingkan oleh instansi pemerintah yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum, ketika tidak terpenuhi maka pola pengelolaan keuangan badan layanan umum dapat dicabut oleh menteri
keuangan.
103
Konsekuensi dari standar pelayanan minimum dari instansi pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, badan
layanan umum dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang danatau jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang danatau jasa
layanan yang diberikan itu ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per inverstasi dana. Tarif layanan
itu, termasuk imbalan hasil retum yang wajar dari investasi dana, bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.
Tarif layanan yang ditetapkan, merupakan usulan yang memperoleh persetujuan dari menteri, pimpinan lembaga nonkementerian, atau pimpinan
lembaga Negara tempat badan layanan umum itu bernaung. Hal itu berarti badan
103
Ibid, hal 162-163
Universitas Sumatera Utara
layanan umum berhak menerapkan tarif layanan itu kepada masyarakat yang membutuhkan layanan minimum. Sebaliknya, tarif layanan yang memperoleh
penolakan dari menteri, pimpinan lembaga nonkementerian, atau pimpinan lembaga Negara, berarti tidak boleh diberlakukan. Pemberlakuan tarif layanan
yang tertolak, berarti melakukan perbuatan atau pelanggaran hukum berupa penipuan oleh badan layanan umum kepada masyarakat.
Tarif layanan yang diberlakukan oleh badan layanan umum dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan badan layanan umum yang
bersangkutan. Dalam upaya penerapan tarif layanan, menteri keuangan dibantu oleh suatu tim penilai dengan nara sumber yang berasal dari sektor terkait. Hal ini
dimaksudkan agar keputusan menteri keuangan mengenai penetapan tarif layanan suatu badan layanan umum dapat memberikan rasa keadilan, kemanfaatan, dan
kepastian hukum kepada pengguna layanan. Tarif layanan yang memperoleh persetujuan dari menteri, pimpinan
lembaga non kementerian, atau lembaga Negara, sebelum diberlakukan harus ditetapkan oleh menteri keuangan. Penetapan menteri keuangan mengenai tarif
layanan bagi suatu badan layanan umum ditetapkan dalam bentuk surat keputusan. Namun, untuk menetapkan tarif layanan, terlebih dahulu harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut
104
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan;
:
b. Daya beli masyarakat;
104
Ibid, hal 164
Universitas Sumatera Utara
c. Asas keadilan dan kepatutan; dan
d. Kompetisi yang sehat.
Pertimbangan faktor-faktor di atas, diharapkan agar tarif layanan itu tidak memberatkan sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian positif bagi
penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum. Penilaian positif dari masyarakat, berarti kelangsungan keberadaan badan layanan umum untuk
melakukan pelayanan secara berkesinambungan. Sebenarnya, badan layanan umum tidak boleh mengabaikan faktor-faktor yang telah ditentukan dalam
menetapkan tarif layanan, karena boleh berdampak negatif terhadap masyarakat maupun pelayanan yang akan diberikan.
C. Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Perguruan Tinggi BHMN