Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Perguruan Tinggi BHMN

c. Asas keadilan dan kepatutan; dan d. Kompetisi yang sehat. Pertimbangan faktor-faktor di atas, diharapkan agar tarif layanan itu tidak memberatkan sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian positif bagi penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum. Penilaian positif dari masyarakat, berarti kelangsungan keberadaan badan layanan umum untuk melakukan pelayanan secara berkesinambungan. Sebenarnya, badan layanan umum tidak boleh mengabaikan faktor-faktor yang telah ditentukan dalam menetapkan tarif layanan, karena boleh berdampak negatif terhadap masyarakat maupun pelayanan yang akan diberikan.

C. Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Perguruan Tinggi BHMN

Undang‐Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran, memberikan landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut di Indonesia. Selanjutnya, Undang‐Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan instansi pemerintah. Dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang‐Undang Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas, dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan Universitas Sumatera Utara menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi demikian, dengan sebutan umum sebagai Badan Layanan Umum, diharapkan menjadi implementasi konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja. Dengan pengelolaan keuangan dalam pola BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barangjasa. Seiring dengan itu, perlu sistem kendali ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.

1. Perencanaan dan Penganggaran

Setiap badan layanan umum diwajibkan membuat suatu perencanaan yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan itu merupakan barometer bagi badan layanan umum kedepan, sehingga dapat terukur sejauhmana keberhasilan atau kegagalan yang dialami dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Sebenarnya, keberadaan suatu perencanaan bagi badan layanan umum memiliki arti yang sangat mendalam, khususnya keterkaitan dengan hukum keuangan Negara agar tidak terlanggar. Badan layanan umum menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada rencana strategis yang telah ditetapkan oleh kementerian Negara. Setelah itu, badan layanan umum menyusun rencana bisnis dan anggaran tahunan dengan mengacu kepada rencana strategis bisnis tersebut. Rencana bisnis dan anggaran memuat antara lain 105 a. Kondisi kinerja badan layanan umum tahun berjalan; : 105 Muhammad Djafar Saidi, Op. Cit, hal 166 Universitas Sumatera Utara