Tujuan dan Manfaat Pemberian Makanan Tambahan

pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini Ariani, 2008. Menurut Depkes RI 2004 menyatakan bahwa makanan tambahan atau makanan pendamping ASI MP- ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan , dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan tambahn keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah . Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI. Istilah untuk makanan pendamping ASI bermacam-macam yakni makanan pelengkap, makanan tambahan , makanan padat ,makanan sapihan , weaning food, makanan peralihan , beiskot istilah dalam bahasa Jerman yang berarti makanan selai dari susu yang diberikan pada bayi. Keseluruhan istilah ini menunjukkan pada pengertian bahwa ASI maupun pengganti ASI PASI untuk berangsur diubah ke makanan keluarga atau orang dewasa Depkes RI, 2004.

3.2 Tujuan dan Manfaat Pemberian Makanan Tambahan

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah resiko malnutrisi, defisiensi mikronutrien zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C, dan folat, anak mendapatkan makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan enegi dengan nutrient, memelihara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani dan rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik, tentang makan dan memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis bayi Husaini, 2001. Pemberian makanan tambahan pada bayi juga bertujuan untuk melengkapi ASI mixed feeding dan diperlukan setelah kebutuhan energi dan dan zat-zat gizi tidak mampu dipenuhi dengan pemberian ASI saja. Pemberian makanan tambahan tergantung jumlah ASI yang dihasilkan oleh ibu dan keperluan bayi yang bervariasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya diantaranya untuk mempertahankan kesehatan serta pemulihan kesehatan setelah sakit, untuk mendidik kebiasaan makan yang baik mencakup penjadwalan waktu makan,belajar menyukai, memilih dan dapat merugikan karena tumbuh kembang bayi akan terganggu Sembiring, 2009. Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan anak Krisnatuti, 2000. Pemberian makanan tambahan merupakan suatu proses pendididkan, bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat, jika makanan tidak diberi pada saat kepandaian mengunyah sedang muncul, maka mengajar kepandaian ini dimasa berikutnya akan lebih sukar. Pengenalan pemberian makanan lebih mudah sebelum gigi keluar, gusi bayi bengkak dan sakit maka akan sulit memberikan makanan tambahan Suhardjo,1999. Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat : kemampuan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga, menghilangnya refleks menjulurkan lidah, bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan Ariani,2008. Makanan tambahan pada bayi bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi Suhardjo,1999. Pemberian makanan tamabahan dilakaukan secara bertahap untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bemacam-macam makanan. Pemberian makanan tambahan harus bervariasi, dari bentuk bubur cair ke bentuk buburkental, sari buah,buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat Sulistijani, 2001.

3.3 Jenis Makanan Tambahan