Makanan Tambahan Yang Baik Waktu Pemberian Makanan Tambahan

enam bulan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Markum 2002 yang menyatakan bahwa pemberian susu formula adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang komposisinya disusun untuk dapat memenuhi kebutuhan secara fisiologis yang diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan pernyataan Krisnatuti 2000 yang menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan seperti susu formula dianjurkan setelah bayi berusia 6 bulan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian ibu memberikan buah sebagai makanan tambahan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Baso 2007 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu 33,3 telah memberikan buah sebagai makanan tambahan. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Krisnaturti 2000 dan Sembiring 2009 yang menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan dianjurkan setelah bayi berusia 6 bulan dan pemberian ASI saja yang dilakukan selama 6 bulan sudah mencukupi kebutuhan gizi bayi. Kemudian setelah berusia 6 bulan, pemberian ASI dapat diikuti dengan pemberian makanan tambahan hingga bayi berusia 2 tahun, dan pemberian ASI telah dapat dihentikan.

3.3 Makanan Tambahan Yang Baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memberikan telur,ikan 63,33. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Manalu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 yang menunjukkan bahwa ibu yang memberikan makanan tambahan ikan asin 1-3 kali sehari 80,49, telur dan daging 1 kali seminggu 19,51. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Sediaoetama 1991 yang menyatakan bahwa protein merupakan zat gizi yang sangat penting,karena paling erat hubungannya dengan proses kehidupan .Kebutuhan protein terutama dipenuhi dari makanan lauk pauk seperti daging, ikan, unggas, telur, susu, dan kacangan- kacangan. Namun pernyataan ini tidak sesuai bagi bayi yang masih berusia kurang dari 6 bulan yang seharusnya pemberian ASI sudah mencukupi kebutuhan gizi bayi Krisnatuti, 2000. Hasil penelitian Manalu 2008 yang menunjukkan bahwa semua bayi yang diteliti kekurangan konsumsi buah untuk frekuensi 1-3 kali seminggu 100. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Satyanegara 2004 dan Moehji 1998 yang menyatakan bahwa setelah usia bayi 6 bulan dapat diperkenalkan buah-buahan yang sudah dihaluskan dan diberikan 1 kali sehari pada siang hari dan setelah bayi berusia 8-12 bulan dapat diperkenalkan buah-buahan yang sudah dilunakkan dalam 2 kali sehari pada pagi dan siang hari.

3.4 Waktu Pemberian Makanan Tambahan

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu 46,66 telah memberikan susu formula sepanjang hari. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Marpaung 1991 di padang luar yang menunjukkan bahwa pemberian makanan tambahan yang pertama kali diberikan terbanyak pada bayi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berusia 3-6 bulan, serta hasil penelitian Baso 2007 juga menunjukkan bahwa pada usia 4-6 bulan 58,6 telah diberikan makanan tambahan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Moehji 1998 yang menyatakan bahwa jarak pemberian waktu ASI dan susu formula biasanya sekitar setiap 3 jam sekali pemberian. Dianjurkan juga agar jangan memberikan susu formula lebih dahulu kemudian diberi ASI karena susu formula hanya penambah ASI apabila ibu tidak mampu menyusui. Pada malam hari terkadang ibu menyusui hanya sekedar menidurkan bayinya dan ibu tidak perlu lagi menambah susu formula. Pemberian susu formula ini dapat diberikan setelah bayi berusia 6 bulan Krisnatuti,2000. Hasil penelitian ini tidak juga sesuai dengan pernyataan Satyanegara, 2004 yang menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan pada siang hari adalah waktu paling mudah untuk mengganti ASI dan susu formula. Bayi yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan keadaan seperti ini, kemudian dapat diperkenalkan pada pagi hari dan pemberian pada malam hari adalah waktu yang paling akhir untuk pengenalan makanan tambahan. Pemberian makanan tambahan ini dianjurkan setelah bayi berusia enam bulan atau setelah pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memberikan nasi tim pagi 15,2, siang 10,8, dan sore 13. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Sembiring 2009 yang menyakatakan bahwa pemberian nasi tim dianjurkan pada saat makan pagi, makan siang, dan makan sore setelah bayi berusia 7 bulan hingga 12 bulan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hasil penelitian ini tidak sesuai juga dengan pernyataan Moehji 1998 yang menyatakan bahwa nasi tim diberikan jika bayi sudah mampu menerima makanan lumat yang dapat dimulai pada usia 6-8 bulan. Apabila nasi campur tidak dapat diberikan maka dapat diganti dengan nasi tim yang pada umumnya diberikan pada saat makan pagi, makan siang, dan makan sore.

3.5 Resiko Pemberian Makanan Tambahan