Koefisien Determinan R Uji Serempak atau Simultan Uji F

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 12.286 4.224 2.909 .005 motivasikerja .423 .084 .521 5.011 .000 lingkungankerja .270 .117 .239 2.298 .025 a. Dependent Variable: kinerjakaryawan Sumber: Data Diolah Peneliti 2012 Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 12,286+0,423X 1 +0,270X 2 Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut: +e 1. Koefisien regresi motivasi kerja bernilai positif sebesar 0,423, hal ini menunjukkan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, sehingga adanya peningkatan intensitas motivasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan. 2. Koefisien regresi lingkungan kerja bernilai positif sebesar 0,270, hal ini menunjukkan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, sehingga adanya peningkatan motivasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan.

4.5.2 Koefisien Determinan R

2 Koefisien Determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, Ghozali, 2005:83. Tabel 4.10 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .616 a .380 .359 2.58984 a. Predictors: Constant, X2=Lingkungan Kerja, X1=Motivasikerja b. Dependent Variable: Y=Kinerja Karyawan Sumber: Data Diolah Peneliti 2012 Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa: 1. Besarnya adjusted R koefisien determinasi yang telah disesuaikan adalah 0,359. Nilai ini menunjukkan bahwa 35,9 tingkat kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu motivasi kerja dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya 64,1 dijelaskan oleh sebab lain di luar model yang diteliti. 2. R = 0,616 berarti hubungan antara variabel motivasi kerja X1, dan lingkungan kerja X2 terhadap kinerja karyawan Y sebesar 61,6. Artinya hubungannya cukup erat. 3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2,589. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.5.3 Uji Serempak atau Simultan Uji F

Uji serempak atau disebut juga uji simultan atau uji F bertujuan untuk menguji hipotesis pertama yaitu mengetahui pengaruh atau tidak secara signifikan variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df Pembilang = k – 1 df Penyebut = n – k Keterangan: n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah n adalah 63 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh : 1. df pembilang = 3 – 1 = 2 2. df penyebut = 63 – 3 = 60 Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5, dengan kriteria uji sebagai berikut : H0 diter ima jika Fhitung Ftabel pada α= 5 Ha ditolak jika Fhitung Ftabel pada α= 5 Tabel 4.11 Hasil Uji-F ANOVA Model b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 246.642 2 123.321 18.386 .000 a Residual 402.438 60 6.707 Total 649.079 62 a. Predictors: Constant, X2=Lingkungan Kerja, X1=Motivasikerja b. Dependent Variable: Y=Kinerja Karyawan Sumber: Data Diolah Peneliti 2012 Dari uji ANOVA Analysis of Variance atau uji F didapat F hitung sebesar 18,386 dengan tingkat signifikasi 0,000, dan nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,15, dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain Fhitung Ftabel 18,386 3,15. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung Ftabel dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen motivasi kerja dan lingkungan kerja secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja karyawan.

4.5.4 Uji Parsial Uji t