BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin maju saat ini menuntut manusia untuk bisa meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini perlu dilakukan karena
perkembangan zaman tersebut secara otomatis akan berdampak terhadap perubahan teknologi kearah yang semakin maju. Selain itu, perkembangan zaman
juga akan berdampak terhadap meningkatnya tuntutan manusiaakan kemampuan dan kualitas diri yang dimiliki saat ini. Salah satu kualitas diri manusia tersebut
dapat dilihat dari sejauh mana kinerja yang dimiliki oleh manusia tersebut. Oleh sebab itu kinerja seseorang menjadi sangat penting untuk terus
ditingkatkan. Prawirosentono 1999:2 kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenangnya dan tanggungjawabnya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
dengan moral maupun etika. Bernard 1999:27, mengemukakan bahwa ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas, sering dihubungkan dengan
produktivitas. Produktivitas merupakan rasio output terhadap input. Bahkan ada yang melihat performance atau kinerja dengan memberikan penekanan kepada
nilai efisien, yang diartikan sebagai rasio output dan input, sedang pengukuran efisien menggantikan penentuan outcome tersebut.
Selain efisiensi, produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah ditentukan sebelumnya. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang salah satunya motivasi kerja yang dimiliki seseorang. Hal ini disebabkan karena motivasi kerja mampu
menggerakkan minat seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat yang mengatakan
bahwa motivasi adalah dorongan yang menyebabkan orang lain berperilaku Ismail, 2009:41.
Disamping pendapat tersebut disampaikan juga pendapat lain mengenai motivasi yaitu keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut
bertindak Mathis dan Jackson, 2006:114, serta motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu French dan Raven
dalam Sule dan Kurniawan, 2010:235. Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk
bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi Robbins, 2001:166.
Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh sejauh mana sistem di bidang sumber daya manusia ini sanggup menunjang dan memuaskan keinginan
karyawan maupun perusahaan. Peningkatan pengetahuan, skill, perubahan sikap, perilaku, koreksi terhadap kekurangan-kekurangan kinerja dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas melalui pelatihan dan motivasi dari pimpinan atau perusahaan. Kegiatannya dalam menggunakan faktor produksi
yaitu alam, modal, skill, teknologi, keterampilan tenaga kerja dan lain-lain. Salah satu faktor yang paling penting adalah tenaga kerja, karena teknologi yang
sempurna bila tidak didukung oleh sumber daya alam yang berkualitas, maka perusahaan tidak akan mampu berjalan dengan baik.
Sebagai pendorong sumber daya manusia untuk bekerja adalah motivasi, dalam kehidupannya manusia melakukan bermacam-macam aktivitas dan salah
satunya adalah perilaku manusia itu sendiri. Perilaku manusia sekarang hanyalah cermin yang paling sederhana dari motivasi dasar mereka, sejalan dengan tujuan
perusahaan maka antara motivasi dan permintaan perusahaan harus saling mendukung. Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatkan dan menumbuhkan
semangat kerja karyawan dengan demikian akan tercapai kinerja karyawan yang tinggi.
Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah lingkungan kerja karena sangat berkaitan erat dengan tinggi rendahnya kepuasaan karyawan,
apabila lingkungan kerja baik maka hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, begitu pula sebaiknya. Menurut Sedarmayanti
2001:21 “lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”. Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang berada
dalam perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut perusahaan mampu bersaing dalam mengikuti perkembangan zaman. Karena itu,
tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh lingkungan kerja, karena lingkungan
kerja adalah keadaan dimana tempat kerja yang baik meliputi fisik atau non fisik
yang dapat memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram dan lain sebagainya. Apabila kondisi kerja baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas
dalam diri karyawan yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, begitu sebaliknya, apabila kondisi kerja buruk maka
karyawan tidak akan mempunyai kepuasan dalam bekerja. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang
lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menutut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem kerja yang efisien Sedarmayanti, 2001:2. Jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu : a Lingkungan kerja fisik
merupakan suatu keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar temapat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun
tidak langsung b Lingkungan kerja non fisik merupakan semua keadaan terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan
maupun dengan hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan Sedarmayanti, 2001.
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dalam bekerja meliputi pengaturan penerangan,
pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja” Sukanto dan Indriyo 2000:151 sedangkan menurut
Nitisemito 1992:25 lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang
dibebankannya. Perusahaan harus dapat memperhatikan kondisi yang ada dalam
perusahaan baik di dalam maupun di luar ruangan tempat kerja, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman.
Lingkungan kerja merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi perilaku karyawan terutama dalam lingkungan pekerjaan yang secara tidak
langsung maupun langsung mempengaruhi kinerja karyawan, Tohardi 2002:132, mengatakan bahwa jika lingkungan kerja yang tidak baik tentunya akan
memberikan dampak negatif terhadap para pekerja, yaitu menurunkan semangat kerja, gairah kerja, dan kepuasan kerja yang akhirnya menurunkan kinerja
karyawan. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi
pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja
yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja,
jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar
pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik
seperti seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Oleh karena itu
lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang– orang yang ada di dalam lingkungannya.
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan, Namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
Lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja sebaliknya lingkungan kerja yang tidak baik dapat menurunkan kinerja karyawan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja merupakan faktor penentu dalam kinerja karyawan. Diharapkan dengan adanya motivasi dan
lingkungan kerja fisik yang baik dapat mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi dalam melaksanakan tugas, sehingga berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan yang
profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu berfikir, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi
demi untuk keberhasilan pekerjaannya Hamid, et al., 2003:40. Hasil penelitian yang telah dilakukan Abdul Aziz 1998 dan Dewi Ma’rifah
2006 menemukan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Dwi Septianto, 2010 menemukan bahwa adanya
hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang secara khusus melihat
pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, dan menemukan hubungan negatif dan tidak signifikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk
mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul : Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan.
1.2 Perumusan Masalah