dipergunakan di dalam suatu penelitian hukum, senantiasa tergantung pada ruang lingkup dan tujuan penelitian yang dilakukan.
49
b. Wawancara
Disamping studi kepustakaan, penelitian ini juga didukung oleh wawancara secara langsung dimaksudkan untuk mendukung data
dokumennya saja yang bertujuan untuk menjamin ketepatan dan keabsahan
hasil wawancara.
Wawancara dilakukan
dengan Narasumber yang memiliki kompetensi keilmuan dan otoritas yang
sesuai, atau Informan
50
yang dijadikan sebagai Narasumber informasi pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1 Kepala Balai Pengawasan Sertifikasi Benih BPSB Dinas
Pertanian SUMUT Ir. Sugeng Prasetyo. 2
Pemulia benih dari PPKS Penelitian Kelapa Sawit sebanyak 3 Orang DR. A.RazakPurba,MS; Sujadi SP, MP; Heri.A.S, SP
3 Pemulia dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP
Sumatera Utara sebanyak 2 Orang Ir. Sorta Simatupang, MS, Ir. Palmarum Nainggolan, MS.
49
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press 1984, hal.66
50
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hal 91.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data.
51
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan
kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan kategori-kategori atas dasar pengertian dasar sistem hukum tersebut.
52
Hasil pengumpulan data akan ditabulasi dan di sistematisasi . Kemudian menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat
umum untuk permasalahan yang bersifat rasiologika berfikir induktif deduktif.
53
Selanjutnya bahan hukum yang telah ada akan dianalisis berdasarkan untuk melihat bagaimana ketentuan hukum positif Indonesia
mengatur mengenai perlindungan hukum bagi varietas tanaman.
54
51
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hal.103.
52
Riduan, Op Cit , hal 98
53
Jhony Ibrahim, Op Cit hal. 393.
54
Soejono Soekanto, hal.68
BAB II PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Varietas Tanaman
1. Pengertian Varietas Tanaman
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, disebutkan varietas tanaman adalah
sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun bunga, biji, dan eksperesi karakteristik
genotype atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila
diperbanyak tidak mengalami perubahan.
55
Sesuai dengan pengertian diatas, maka dapat dapat diketahui bahwa varietas tanaman yang dihasilkan harus berbeda dengan
varietas tanaman yang lain yang ditandai dengan perbedaan bentuk fisik samapai perbedaan karakteristik tanaman.
Untuk diketahui bahwa mengenai definisipengertian dari istilah Perlindungan Varietas Tanaman selanjutnya disingkat PVT dapat dilihat sederhananya dalam
Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman terutama tercantum dalam Pasal 1 angka 1 yang memberikan definisi.
“Perlindungan
Varietas Tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor
55
Pasal 1 ayat 3 UU No.29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman
29