Konsepsional Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman Di Sumatera Utara

a. Perlindungan varietas tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaanya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman kegiatan pemuliaan tanaman. 36 b. Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia dan atau pemegang hak perlindungan varietas tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu. c. Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah biji, dan ekspresi karakteristik genotype 37 atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. 38 d. Perlindungan Hukum terhadap pemulia breeder dan petani farmer adalah perlindungan terhadap hak ekonomi dan hak moral yang dimiliki oleh pemulia serta Perlindungan terhadap hak alamiah petani yang pelaksanaanya diatur dan dilindungi oleh hukum. 36 Pasal 1 ayat 1 UU NO 29 tahun 2000 tentang PVT 37 Genotype adalah susunan gen yang menghasilkan karakter tertentu. 38 Pasal 1 ayat 3 UU NO 29 tahun 2000 tentang PVT e. Pemulia adalah orang yang melaksanakan kegiatan pemulian tanaman 39 f. Varietas Lokal adalah varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh petani, serta jadi milik masyarakat dan dikuasai oleh Negara 40 g. Varietas Hasil Pemulian adalah varietas hasil pemulian dilaksanakan oleh pemilik varietas. Pemilik varietas adalah institusi atau individu, yang merakit varietas tersebut. h. Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap satu varietas hasil pemuliaan dalam negeri dan atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan Menteri Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan suatu varietas unggul yang dapat disebarluaskan.

G. Metode Penelitian 1.

Sifat Penelitian dan Jenis Penelitian Sifat penelitian penulisan ini yaitu Deskriftif Analitis. Bersifat Deskriftif maksudnya dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sestematis tentang permasalahan yang diteliti. Analis dimaksudkan berdasarkan gambaran fakta yang diperoleh akan dilakukan analisi secara cermat bagaimana menjawab permasalahan. 41 39 Pasal 1 ayat 5 UU NO 29 tahun 2000 tentang PVT 40 Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Pertanian No.01Pert SR.12022006 41 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada akhir Abad Ke-20, Alumni Bandung, 1994, hal 101. Jenis penelitian penulisan ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku- buku serta norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang- undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan. 42 Penelitian yang dimaksudkan untuk tesis ini adalah penelitian hukum normatif normative legal research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perundang- undangan yang berlaku atau ditetapkan terhadap suatu permasalahan hukum tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif yang merupakan prosedur penelitian Ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. 43 Untuk memperjelas hasil penelitian dan untuk menjawab permasalahan yang ada disamping melakukan penelitian normatif, penulis juga melakukan penelitian terhadap data primer yaitu dengan wawancara terhadap narasumber. Terpilihnya penelitian ini merupakan pendukung terhadap penelitian normatif supporting data.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah di Propinsi Sumatera Utara adapun alasan yang menjadi tempat penelitian wilayah Sumatera Utara, karena 42 Ibrahim Johni, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayu Media Publishing, 2005, hal.336. 43 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007, hal.57 Propinsi Sumatera Utara kaya akan hasil-hasil Pertanian, berbagai varietas tanaman yang tanaman Pangan, buah-buahan, sayur-sayuran, perkebunan, dan kehutanan.

3. Sumber Data

Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum normatif adalah Data Primer yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari data sekunder yaitu dari buku-buku teks atau data kepustakaan. 44 Berdasarkan kekuatan yang mengikatnya, bahan hukum untuk memperoleh data terbagi menjadi 3 tiga bagian yaitu: a. Bahan Hukum primer yaitu hukum yang mengikat dari sudut norma dasar, peraturan dasar dan perundang-undangan. 45 Didalam Penelitian ini penulis mengkaji ketentuan yang berasal dari perundang-undangan yang mengatur perlindungan hukum terhadap varietas tanaman yang terdiri dari atas: 1 Undang-Undang No.12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budaya Tanaman. 2 Undang- Undang No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman. 3 Undang-Undang No.13 Tahun 2010 tentang Hortikultura 4 Peraturan Pemerintah RI No.44 Tahun 1995 Tentang Pembenihan. 44 Soejono dan H. Abdurahman, Op Cit, hal.57 45 Soerjono Soekanto dan Sri Mulyadi, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tujuan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hal 55.