Syarat-Syarat Pelepasan Varietas UPAYA DINAS PERTANIAN SUMATERA UTARA UNTUK

4. Wajib menyediakan contoh varietas yang diusulkan pelepasanya pada waktu sidang pelepasan varietas. 5. Ketersediaan Benih Penjenis Dalam memproduksi benih penjenis harus dijelaskan tempat, nama dan alamat produsen benih yang bersangkutan serta volume produksi dan rencana penyaluran benih tersebut. 6. Harus melampirkan surat pernyatan jaminan dari pengusul bahwa dalam jangka waktu paling lama 2 dua tahun sejak pelepasan, benih harus diproduksi di dalam negeri. 7. Surat Jaminan dari Pemerintah Daerah Pengusul Untuk varietas lokal harus ada jaminan pengembangannya oleh Pemda setempat. Pasal 9 3, Kepmentan No.902KptsTP.2401296 tentang Pengujian, Penilaian, dan Pelepasan Varietas Syarat-syarat pelepasan varietas : 1. Silsilah dan cara mendapatkannya jelas 2. Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas 3. Dapat menunjukkan keunggulan terhadap varietas pembanding 4. Seragam, stabil, dan mudah dibedakan dengan varietas yang sudah dikenal 5. Benih penjenis tersedia untuk perbanyakan lebih lanjut 136 136 Pasal 9 ayat 3, Kepmentan No.902KptsTP.2401296 tentang Pengujian, Penilaian, dan Pelepasan Varietas Syarat-syarat pelepasan varietas Dalam Penjelasan Pasal 12 Peraturan Menteri Pertanian No. 39PermentanOT.14082006 ttg Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina adalah : Dilepas oleh Pemerintah adalah pernyataan diakuinya suatu hasil pemuliaan menjadi varietas unggul dan dapat disebarluaskan setelah memenuhi persyaratan, hasil pemuliaan yang belum diajukan untuk dilepas danatau sudah diajukan tetapi ditolak untuk dilepas, dilarang untuk diedarkan, karena dianggap mempunyai kelemahan dan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Benih Bina Pasal 3 Ayat 1 Undang-Undang Perbenihan yang menyatakan benih varietas unggul yang telah dilepas, yang produksi dan edarannya diawasi, yang berhak melakukan sertifikasi adalah Pemerintah dan dapat pula dilakukan oleh perorangan atau Badan Hukum berdasarkan izin. Instansi pemerintah yang melaksanakan sertifikasi adalah instansi yang menangani pengawasan mutu dan sertifikasi benih Balai Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih BPSB yang ada di seluruh Indonesia. Perorangan atau badan hukum yang akan melakukan sertifikasi harus terlebih dahulu memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Kewenangan Pengawasan Benih Bina Peraturan Pemerintah No 441995, ttg Perbenihan Tanaman, pasal 47, menyebutkan : 1. Melakukan pemeriksaan terhadap proses produksi; 2. Melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan tempat penyimpanan serta cara pengemasan; 3. Mengambil contoh benih guna pemeriksaan mutu; 4. Memeriksa dokumen dan catatan produsen, pemasok, dan pengedar benih bina; 5. Memeriksa pelaksanaan sertifikasi; 137 Produsen Benih Bina adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih bina yaitu, bertanggung jawab atas kualitas benih yang diproduksi, mentaati sepenuhnya segala peraturan perundang-undangan di bidang perbenihan. Peraturan-peraturan Perbenihan : 1. Undang-Undang RI No. 12 thn 1992 ttg Sistem Budidaya Tanaman 2. Undang-Undang RI No. 29 thn 2000 ttg Perlindungan Varietas Tanaman 3. Peraturan Pemerintah RI No. 44 thn 1995 ttg Perbenihan Tanaman 4. Peraturan Menteri Pertanian No. 37PermentanOT.140 82006 ttg Pengujian, - Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas 5. Peraturan Menteri Pertanian No. 38PermentanOT.140 82006 ttg Pemasukan dan Pengeluaran Benih 6. Peraturan Menteri Pertanian No. 39PermentanOT.1408 2006 ttg Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina 7. Peraturan DIRJEN Tan Pangan No. 01KptsHK.310C1 2009 ttg Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih Tanaman Pangan 137 Pasal 47 PP No.44 Tahun 1995 tentang Kewenangan Pengawasan Benih Bina Permohonan Sertifikasi Permohonan Sertifikasi Benih bagi Produsen yang belum memperoleh Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortilkultura. Pemohon Sertifikasi benih telah terdaftar di Dinas Pertanian KabupatenKota. Hanya diajukan produsen yang memenuhi syarat ; 1. Menguasai lahan dengan luas yang sesuai dengan jumlah benih yang akan diproduksinya dan mampu memeliharanya. 2. Memiliki atau menguasai benih sumber pohon induk penghasil benih sumber yang varietasnya sudah dilepas dan terdaftar di UPT. BPSB atau bekerja sama dengan pihak lain pemilik pohon induk benih sumber. 3. Memenuhi petunjuk yang diberikan oleh UPT. BPSB 4. Membayar biaya sertifikasi yang besarnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Permohonan dilampiri yaitu dengan bukti kelayakan sebagai Pohon Induk atau bukti benih sumber yang akan ditanam berupa label benih yang sesuai dengan kelasnya, kemudian sket peta lapanganlokasi perbanyakan, dan perencanaan tanamokulasiperbanyakantanggal panen entris, kelas benih, varietas dan estimasi volume yang akan diproduksi. Sesuai dengan Permentan No.39PermentanOT.14082006 Ttg ; Produksi, Sertifikasi Peredaran Benih Bina : 1. Produksi benih bina dapat dilakukan oleh perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah 2. Izin dan Tanda Daftar diberikan oleh Bupati Walikota dalam hal ini Kepala Dinas yang membidangi perbenihan tanaman. 138 Produsen Benih Penangkar Benih Harus Terdaftar Di Kabupaten Kota yaitu dengan izin adalah pemberian kewenangan oleh pejabat yang berwenang kepada perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah untuk melakukan kegiatan produksi, sertifikasi, pelabelan danatau peredaran, kemudian tanda Daftar adalah keterangan tertulis yang diberikan pejabat yang berwenang dan berlaku sebagaimana layaknya izin. Dengan adanya izin dan tanda daftar oleh produsen benihpenangkar maka syarat produsenpenangkar adalah menguasai lahan dan memiliki sarana pengolahan benih yang memadai, mempunyai sarana penunjang sesuai dengan jenis benihnya, memiliki tenaga yang mempunyai pengetahuan di bidang perbenihan, terdaftar di KabupatenKota. 138 Permentan No.39PermentanOt.14082006 Ttg ; Produksi, Sertifikasi Peredaran Benih Bina

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat dirumuskan kesimpulan: 1. Jumlah komulatif pendaftaran varietas tanaman varietas lokal dan hasil pemulian sejak tahun 2005-2011 sebanyak 1094 varietas yang ada di Indonesia yang telah terdaftar di Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman sementara, varietas tanaman varietas lokal dan hasil pemulian yang terdaftar di wilayah Sumatera Utara mulai dari tahun 2005-2011 sebanyak 15 varietas yaitu 4 varietas lokal dan 11 varietas hasil pemuliaan atau perbandingannya varietas lokal di wilayah Sumatera Utara 1,15 varietas dan varietas lokal di Indonesia 98,85 varietas yang terdaftar. Sedangkan varietas hasil pemuliaan untuk wilayah Sumatera Utara sebesar 1,47 varietas dan varietas hasil pemuliaan di Indonesia 98,53. Untuk saat ini varietas tanaman yang terdaftar di Sumatera Utara relatif minim. 2. Kendala atau hambatan yang dialami para pemulia dalam melakukan kegiatan pemulian varietas tanaman pada umumnya adalah: a. Dari segi Sumber Daya Manusianya, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia sangat perlu ditingkatkan, saat ini SDM yang Profesional sebagai Pemulia di Sumatera Utara masih rendah. 131 b. Dari segi Waktu, Varietas Tanaman sangat membutuhkan waktu yang panjang dan perlu energi yang mendalam untuk berfikir jernih. c. Dari segi Insentif, seorang pemulia merasa sudah melakukan tugasnya dengan baik, oleh karena itu secara materil tentunya keuntungan ekonomi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pemulia dalam melakukan kegiatan pemulian. d. Dari segi Sarana dan Prasarana, sebuah kegiatan pemulian akan berjalan lancar apabila ada sarana dan prasarana lengkap karena kegiatan pemulian tanaman dibutuhkan alat-alat laboratorium, tempatlokasi yang memadai, dibutuhkan sinergi dan integrasi yang melelahkan dan waktu yang cukup lama. 3. Adapun upaya yang diterpakan Dinas Pertanian dalam kegiatan Pemulian Varietas Tanaman adalah: a. Melakukan SosialisasiPenyuluhan pada masyarakat petani mengenai ilmu pengetahuan tentang Pemulian Varietas Tanaman secara merata, agar masyarakat tani ataupun kelompok tani lebih giat melakukan kegiatan pemulian. b. Untuk menghasilkan varietas unggul, baik hasil pemulian dan hasil varietas lokal, Pemerintah Varietas lokal yang menjadi varietas unggul nasional kegiatan pengembangan varietas tanamannya menjadi varietas unggul melalui Unit Pelaksana Teknis UPT BPSB.