Pembangunan Ekonomi Daerah LANDASAN TEORI

20 3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu, suatu perekonomian dikatakan tumbuh bila dalam jangka waktu yang cukup lama 5 lima tahun mengalami kenaikan output perkapita. Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan jika tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada yang dicapai dimasa sebelumnya. Pertumbuhan dan perkembangan baru tercipta apabila jumlah fisik barang-barang dan jasa yang dihasilkan bertambah besar pada tahun berikutnya.

2.3 Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut dalam Arsyad 2010:374. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk, antardaerah dan antar sektor. Oleh karena itu adanya kerjasama ini diharapkan sumber daya yang terdapat di daerah dapat dikelola secara maksimal dan dapat menciptakan lapangan usaha baru, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan mengembangkan kegiatan perekonomian di suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk yang 21 lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, dan transformasi pengetahuan Adisasmita, 2008. Sedangkan Fred W. Riggs 1989:126, menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ditentukan oleh fungsi dan peran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan-kebijakan pembangunan Tjokroamidjojo, 1990:18. Menurut Adisasmita 2008:13, pembangunan daerah merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antarwilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas. Menurut Glasson and Marshall 2007:62, menyebutkan bahwa pembangunan regional termasuk dalam proses multidimensi, seperti pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan politik atau administrasi. Semenjak berakhirnya perang dunia kedua, perkembangan teori pembangunan ekonomi menjadi sangat cepat. Salah satu teori perubahan struktural yang paling terkenal adalah Model-Dua-Sektor Lewis yang dikemukakan oleh W. Arthur Lewis, bahwa pembangunan yang dilakukan akan mencapai suatu keberhasilan ketika pembangunan yang dilakukan mampu untuk mengubah struktur perekonomian yang telah ada. Menurut W. Arthur Lewis dalam Widodo 2006:6, membagi perekonomian menjadi 2 dua sektor yaitu : 22 1. Sektor tradisional yang dicirikan oleh sebuah sistem pedesaan yang subsisten yaitu dipedesaan tersebut terjadi kelebihan tenaga kerja sehinggal produktifitas marginal didesa tersebut sama dengan nol. Menurut Lewis kondisi ini merupakan akibat dari ketidak mampuan sektor produksi didaerah tersebut untuk menampung jumlah tenaga kerja. 2. Sektor industri perkotaan modern yaitu pada sektor ini memiliki tingkat produksi marginal yang cukup tinggi karena jumlah tenaga kerja yang tersedia relatif sama atau lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang diminta oleh sektor produksi. Proses pembangunan yang dilakukan setiap wilayah tidak dapat dilepaskan dari permasalahan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan. Pembangunan merupakan upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk didalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja Widodo, 2006:4.

2.4 Peran Sektor Industri