22
1. Sektor tradisional yang dicirikan oleh sebuah sistem pedesaan yang
subsisten yaitu dipedesaan tersebut terjadi kelebihan tenaga kerja sehinggal produktifitas marginal didesa tersebut sama dengan nol.
Menurut Lewis kondisi ini merupakan akibat dari ketidak mampuan sektor produksi didaerah tersebut untuk menampung
jumlah tenaga kerja. 2.
Sektor industri perkotaan modern yaitu pada sektor ini memiliki tingkat produksi marginal yang cukup tinggi karena jumlah tenaga
kerja yang tersedia relatif sama atau lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang diminta oleh sektor produksi.
Proses pembangunan yang dilakukan setiap wilayah tidak dapat dilepaskan dari permasalahan kemiskinan dan ketimpangan distribusi
pendapatan. Pembangunan merupakan upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk didalamnya struktur sosial, sikap
masyarakat, serta institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta perluasan
kesempatan kerja Widodo, 2006:4.
2.4 Peran Sektor Industri
Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi spesialisasi, dalam produksi dan perdagangan antarnegara
yang pada akhirnya sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita mendorong perubahan struktur ekonomi. Industrialisasi sering juga diartikan
sebagai suatu proses modernisasi ekonomi yang mencakup semua sektor
23
ekonomi yang mencakup semua ekonomi yang ada, yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan industri manufaktur Tambunan, 2001.
Walaupun sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi, industrialisasi itu sendiri bukan tujuan akhir, melainkan hanya merupakan
salah satu strategi yang harus ditempuh untuk mendukung proses pembangunan guna mancapai tingkat pendapatan perkapita yang tinggi.
Industri mempunyai peranan sebagai leading sector sektor pemimpin dalam Arsyad 2010:442, maksudnya dengan adanya pembangunan industri
maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya. Misalkan saja sektor pertanian dan jasa, sebagai contoh pertumbuhan sektor
industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi suatu industri. Serta industri tersebut
memungkinkan juga berkembangnya sektor jasa, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga pemasaran atau periklanan, yang
kesemuanya itu akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Menurut Hirschman, pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa
industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dulu. Dalam sektor produksi mekanisme
pendorong pembangunan inducement mechanisme yang tercipta sebagai akibat dari adanya hubungan antara berbagai industri dalam menyediakan
barang-barang yang digunakan sebagai bahan mentah bagi industri lainnya, dibedakan menjadi dua macam yaitu pengaruh keterkaitan ke belakang
backward linkage effect dan pengaruh keterkaitan ke depan forward linkage
24
effect. Pengaruh keterkaitan ke belakang maksudnya tingkat rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap perkembangan industri
lainnya. Sedangkan pengaruh keterkaitan ke depan adalah tingkat rangsangan yang dihasilkan oleh industri yang pertama bagi input mereka Arsyad,
2010:145. Menurut Teori Ekonomi Pembangunan, semakin tinggi kontribusi
sektor Industri terhadap Pembangunan Ekonomi negaranya maka negara tersebut semakin maju. Jika Suatu negara kontribusi sektor industrinya telah
diatas 30 maka dapat dikatakan negara tersebut tergolong negara maju Sukirno Sadono, 2001:442.
2.5 Teori Pembangunan Tidak Seimbang Unbalanced Growth