Gambaran Umum Serangga Sistematika dan Gambaran Umum Serangga 1. Sistematika Serangga

pada setiap instar ke instar berikutnya memerlukan integumen baru yang lebih besar Tarumingkeng, 2001. Serangga air dapat hidup pada habitat yang beragam. Serangga air dapat hidup di semua badan air. Air yang terlampau dingin atau panas, keruh atau berlumpur dengan kadar oksigen yang rendah, arus yang deras, atau tempat yang banyak polusi untuk beberapa jenis serangga air dapat hidup di sana. Hidup serangga air terbatas pada perairan asin seperti pada laut namun ada juga serangga air yang dapat hidup di habitat batu karang muara sungai Voshell, 2009.

3. Morfologi Serangga

Tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu : Kepala caput, dada torak, dan perut abdomen. Serangga terdiri tidak kurang dari 20 segmen. Enam ruas yang membentuk kepala, tiga ruas membentuk torak, dan sebelas ruas membentuk abdomen Hadi dkk, 2009. Menurut Sastrodihardjo 1979, pada serangga terjadi tiga pengelompokan segmen, yaitu kepala, dada dan perut. Secara umum satu daerah kesatuan ini disebut tagma. Prostomium suatu bagian terdepan yang tidak bersegmen bersatu dengan kepala sedangkan periprok bagian terakhir tubuh yang tidak bersegmen bersatu dengan perut. Pada kepala terdapat satu pasang antena. Dada terdiri dari tiga ruas, dan pada dada tersebut terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas. Pada umumnya sayap terdapat dua pasang yang terletak di bagian dada, ruas kedua dan ruas ketiga. Perut terdiri atas 6 sampai 11 ruas ruas belakang posterior digunakan sebagai alat reproduksi. Serangga memiliki skeleton yang berada pada bagian luar tubuhnya eksoskeleton. Rangka luar tebal dan sangat keras sehingga dapat menjadi pelindung tubuh. Eksoskeleton serangga tidak tumbuh secara terus-menerus, pada tahap pertumbuhan serangga eksoskeleton harus ditanggalkan untuk menumbuhkan eksokeleton baru yang lebih besar Hadi, 2009. Pada bagian depan frontal apabila terlihat dari samping lateral dapat ditentukan letak frons, clypeus, vertex, gena, occiput, alat mulut, mata majemuk, mata tunggal ocelli, postgena, dan antena, sedangkan toraks terdiri dari protorak, mesotorak, dan metatorak. Sayap serangga tumbuh dari dinding tubuh yang terletak dorso-lateral antara nota dan pleura. Pada umumunya serangga mempunyai dua pasang sayap yang terletak pada ruas mesotoraks dan metatorak. Pada sayap terdapat pola tertentu dan sangat berguna untuk identifikasi Borror dkk, 1992.

4. Keanekaragaman Serangga Air

Sekitar 10 serangga menempati yang habitat perairan tergabung dalam Ordo Ephemeroptera, Odonata, Plecoptera, Trichoptera, Coleoptera, Lepidoptera, Hymenoptera, Hemiptera, Diptera, Megaloptera, Neuroptera, Orthoptera, dan Collembola. Semua ordo ini menempati habitat yang bervariasi mulai dari kolam, sungai dan danau yang meliputi baik ekosistem lentik dan ekosistem lotik merupakan tempat hidup dan berkembang bagi serangga air McCafferty, 1981; Merrit Cummins, 1996.

5. Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Serangga Air

Kehidupan serangga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik biotik maupun abiotik. Faktor abiotik seperti iklim adalah salah satu faktor paling penting dalam kehidupan serangga, karena iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan kelimpahan serangga. Iklim juga dapat mempengaruhi angka kematian langsung atau tidak langsung yang menyebabkan perubahan jumlah serangga Rosa, et. al., 2014. Iklim terdiri dari beberapa elemen seperti suhu, curah hujan, dan kelembaban. Setiap elemen memiliki efek yang berbeda pada daerah yang berbeda. Suhu adalah unsur yang paling dominan di negara dengan iklim sedang, sementara curah hujan merupakan unsur utama dari iklim di daerah tropis. Iklim dapat berubah dari waktu ke waktu, perubahan iklim dan gangguan habitat akan mempengaruhi populasi serangga yang selalu berfluktuasi sepanjang waktu Rosa, et. al., 2014. Kehidupan suatu organisme sangat bergantung pada faktor lingkungan. Setiap jenis organisme di permukaan bumi selalu dan terus berusaha untuk tumbuh dan berkembangbiak dengan baik, dalam hal ini mereka akan mencari daerah yang lingkungannya optimum bagi pertumbuhan dan perkembangbiakannya Suin, 2003.

Dokumen yang terkait

Tradisi ruwatan laut (ngumbai lawok) di kelurahan Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung dalam perspektif hukum Islam

2 27 148

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KELUARGA BURUH PEMBUAT EMPING DI KELURAHAN NEGERI OLOK GADING KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011

0 12 47

STUDI MENURUNNYA JUMLAH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI TAMAN BUMI KEDATON KELURAHAN BATU PUTU KECAMATAN TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011

2 24 69

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL (Studi pada Remaja di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung)

0 22 101

POLA PEMBINAAN SANTRI REMAJA DALAM UPAYA PENGENDALIAN TINDAK PENYIMPANGAN PRILAKU (Studi kasus di Pondok Pesantren Darul Falah, Batu Putuk, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung)

0 13 103

POLA PEMBINAAN SANTRI REMAJA DALAM UPAYA PENGENDALIAN TINDAK PENYIMPANGAN PRILAKU (Studi kasus di Pondok Pesantren Darul Falah, Batu Putuk, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung)

0 18 18

KONTRIBUSI SOSIAL BUDAYA PENYEBAB MALNUTRISI PADA BALITA DIKELUARGA NELAYAN (Studi pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung)

1 25 91

PADA BALITA DI KELUARGA NELAYAN ( Studi pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung)

1 11 11

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

3 13 46

BUDAYA ORGANISASI DI PONDOK PESANTREN DARUL FALAH KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 124