Dasar kepentingan hukum yang dilindungi

kekeluargaan, kekerabatan dan bahkan lingkungan. Jadi tercemarnya kesucian lembaga perkawinan dengan perzinahan, sebenarnya juga menyangkut kepentingan umum. Melihat uraian tersebut maka Hukum Islam memiliki alasan yang sangat relevan apabila deginakan masyarakat Indonesia yang ber-KeTuhanan.

D. Dasar kepentingan hukum yang dilindungi

1. Menurut KUHP

Menurut Prof. van Bemmelen dan Prof. van Hattum, larangan untuk melakukan perzinahan disamping bertujuan untuk melindungi perkawinan, juga telah dimaksud untuk menjamin adanya kepastian tentang asal-usul seseorang. 230 Dari pandangan tersebut dapat dipahami bahwa Tindak Pidana Perzinahan menurut pasal 284 KUHP memiliki 2 kepentingan didalamnya yakni; a. Melindungi Perkawinan Seperti yang dikatakan Prof. Van Bemmelen dan Prof. van Hantum sebelumnya bahwa; 231 “Alasan yang terutama dari dinyatakannya bigamy itu sebagai perbuatan yang terlarang adalah sama dengan alasan dilarangnya perzinaan, yakni berkenaan dengan sifatnya yang khusus dari perikatan seksual, maka dinegara kita dan dinegara-negara monogami lainnya telah dimaksud untuk memberikan perlindungan bagi perkawinan-perkawinan ” 230 P.A.F. Lamintang, dan Theo Lamintang, Op.Cit, hal. 83 231 . Ibid, hal.83 Universitas Sumatera Utara b. Menjamin adanya kepastian tentang asal-usul seseorang Prof. van Bammelen dan Prof. van Hattum mengatakan jika perzinahan tidak dilarang, banyak terjadi banyak kelahiran anak yang asal usulnya tidak jelas. Karena masalah kelahiran seorang anak itu tidak dapat dilepaskan dari selesainya suatu proses pembuahan sel telur seorang wanita oleh sperma seorang pria, sedangkan untuk selesainya proses pembuahan seperti itu sebenarnya tidak diperlukan adanya suatu tenggang waktu yang lama. 232 2. Hukum Islam Para ahli Hukum Islam mengklasifikasi tujuan-tujuan yang luas dari syari‟ah untuk menjamin keamanan dari kebutuhan-kebutuhan hidup merupakan tujuan pertama dan utama dari syariah. Apabila ada dari kebutuhan-kebutuhan ini tidak terjamin, akan terjadi kekacauan dan ketidak tertiban dimana-mana. Kelima 5 kebutuhan hidup yang primer ini daruriyat dalam kepustakaan hukum islam disebut dengan istilah al-maqasid al- syari‟ah al-khamsah tujuan-tujuan syariah, yaitu: 233 1. Memelihara agama hifzh al-din 2. Memelihara Jiwa hifzh al-nafsi 3. Memelihara akal pikiran hifzh al-„aqli 4. Memelihara Keturunan hifzh al-nashli 5. Memelihara harta hifzh al-mal 232 Ibid, hal. 84 233 Topo Santoso, Op. Cit hal 134-135 Universitas Sumatera Utara Dan perbuatan zina dianggap dapat merusak keturunan, akal pikiran dan mengancam jiwa terjadi pertumpahan darah, sehingga dikhawatirkan dapat mengakibatkan kekacauan. Jadi menurut hukum islam ada 3 kepentingan yang dilindungi, yakni keturunan, akal pikiran dan jiwa manusia. a. Menjaga keturunan Anak yang seharusnya mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dapat dimasukkan ke dalam pemeliharaan atas agama mendapatkan pendidikan akhlaqul karimah dan pemeliharaan atas akal, dan seterusnya. Sebagaimana kita ketahui, kehormatan seseorang seringkali dikaitkan dengan keturunan siapakah dia. Dan jika seorang anak dikenal sebagai anak tak berbapak, maka hampir pasti ia akan mengalami masalah besar dalam pertumbuhan kepribadiannya kelak karena ketidak jelasan status keturunan. Maka demi menjaga hal tersebut, Islam melarang seseorang menghapus nasabnama keturunan dari ayah kandungnya. Selain masalah psikologis dan perkembangan kepribadian anak, masalah nasab atau keturunan juga berkaitan dengan muharramat yaitu aturan tentang wanita-wanita yang haram dinikahi dianggap incestmenikah seketurunan. 234 Selanjutnya perzinahan dapat menyianyiakan ikatan nasab dan pemilikan hak harta waris pada orang yang tidak semestinya menerima ketika ada 234 Kang Imam99, Nasab dan urgensinya dalam Islam, http:imamrusly. Wordpress .com20120420nasab-dan-urgensinya-dalam-islam , diakses pada hari jum‟at 7 februari 2014 Universitas Sumatera Utara pembagian harta warisan. 235 Dan didalam praktik perzinahan, ada pembebanan bagi seorang suami yang isterinya melakukan hubungan dengan orang lain. Sebab, bisa jadi perzinahan yang dilakukannya menyebabkan kehamilan sehingga suaminya yang akan menanggung beban untuk mendidik anak yang sebenarnya bukan darah daging keturunannya. 236 Melihat pertimbangan-pertimbangan tersebutlah Hukum Islam memandang bahwa pentingnya kejelasan keturunan. b. Menjaga akal pikiran Menurut Prof. DR. Fadhel IIahi perbuatan zina dapat mengakibatkan kejahatan lainnya, banyaknya tindak kejahatan adalah konsekuensi logis dari praktik seks bebas. Karena kebebasan seks melahirkan anak-anak haram, yang kehilangan cinta dan belaian kasih sayang sehingga mereka tumbuh dengan perasaan terbuang dan disingkirkan, lalu tumbuhlah dihatinya keinginan untuk menyakiti orang lain. Ketika sudah remaja muncullah kecenderungan untuk merampas kehormatan orang lain, mencuri dan membunuh. 237 Kemudian ia menambahkan bahwa zina tersebut merupakan induk berbagai tindakan criminal. Banyak kasus pencurian yang motifnya ingin mendapatkan uang dengan mudah untuk membayar pelacur yang ia inginkan. Banyak kasus pembunuhan hanya karena dilatarbelakangi ingin melampiaskan nafsu birahi saja, oleh karena itu, jika zina diperbolehkan, yang ada seorang laki-laki akan terus melakukan hubungan seksusal dengan wanita yang menarik hatinya, baik wanita itu rela maupun tidak. Selanjutnya ia akan menggunakan berbagai cara untuk melampiaskan 235 Muhammad Nasiruddin Al-Albani, Op.Cit, hal. 230 236 Ibid 237 Fadhel IIahi, Op.Cit., hal 66-67 Universitas Sumatera Utara keinginannya tanpa memperhatikan undang-undang dan tatanan moral ”. 238 Atau dapat dikatakan secara tidak langsung zina menjadi pintu pembuka kejahatan lain yang dapat merusak pikiran disaat syahwat dan nafsu sudah terbiasa disalurkan dengan membayar pelacur, dan setelah ia tidak memiliki uang dan disaat itu pula syahwat dan nafsunya memuncak, maka pikirannya akan menjadi terganggu dan ia akan berusaha melampiaskannya dengan cara apapapun walaupun dengan cara memperkosa. c. Menjaga jiwa Hubungan laki-laki dan perempuan yang terjadi secara bebas menjadi penyebab terjadinya pembunuhan. Sebab, rasa cinta merupakan tabiat dasar yang ada pada diri manusia. Sangat jarang ditemukan ada laki-laki mulia dan perempuan suci yang rela akan adanya kasus perselingkuhan. Bahkan, terkadang seorang laki-laki tidak mendapatkan jalan lain untuk membersihkan aib yang dialami oleh diri dan keluarganya, kecuali dengan cara membunuh membunuh orang yang telah berselingkuh dengan isterinya. 239 Selain demi menjaga ketiga tujuan pokok diatas, menurut Hukum Islam dilarangnya Tindak Pidana Perzinahan juga bertujuan untuk menjaga ikatan perkawinan, menjauhkan manusia dari berbagai penyakit yang diakibatkan perbuatan zina tersebut serta mencegah manusia dari adzab Allah SWT. 238 Ibid 239 Ibid Universitas Sumatera Utara d. Menjaga ikatan Perkawinan Perzinahan merupakan perbuatan yang dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga, sekaligus menjadi faktor penyebab kerusakan moral. 240 Selain merusak tatanan dalam rumah keluarga dan memutus hubungan suami isteri juga dapat menjadi pendidikan yang tidak baik bagi anak-anak, yang mana semua itu dapat menjadikan mereka menjadi anak gelandangan. 241 e. Mencegah berbagai penyakit; Selain itu juga perbuatan zinah tersebut mengancam jiwa masyarakat dengan dampak buruk yang dihasilkannya, terutama dalam bidang kesehatan, karena zinah dapat menimbulkan berbagai penyakit kelamin menular yang mematikan. Dan Hukum Islam Hukum Yang diciptakan Maha Pencipta dengan jelas melarang perzinahan karena dapat membahayakan kesehatan manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW 1400an Tahun yang lalu. Dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim dan riwayat ini shahih dengan salah satu lafadz, Rasulullah Sallallahu Alahi Wasallam bersabda : “Tidaklah perzinahan tampak pada sebuah kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali penyakit-penyakit yang 240 Muhammad Nasiruddin Al-Albani, Op.Cit, hal. 230 241 Ibid, hal. 230 Universitas Sumatera Utara belum pernah ada pada para pendahulu mereka yang telah lalu akan mewabah pada mereka ”. 242 f. Mencegah murka Allah karena murka Allah S.W.T akan turun kepada kaum yang membiarkan perzinahan hingga mereka semua binasa. Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Abbas r.a: Rasulullah s.a.w. bersabda; “zina dan riba telah merebak disuatu kaum, maka sungguh mereka telah membiarkan diri mereka ditimpa adzab Allah”. 243 Perbandingan; KUHP menganggap bahwa perbuatan perzinahan tersebut demi menjaga kesucian suatu ikatan perkawinan dan menjaga keturunan. Ketika Zina hanya dibatasi oleh orang sudah terikat perkawinan dan bertujuan untuk menjaga perkawinan tersebut. Keadaannya saat ini bahkan sudah dilegalkan dan perbolehkan dinegara-negara Barat tersebut, ternyata sangat tidak sejalan dengan tujuannya. Dan hal tersbut bertolak belakang dengan data yang dapat dilihat sebagai berikut; “Di Denver, tahun 1921, presentase perceraian sama dengan pernikahan, lalu meningkat melebihi presentase pernikahan pada 4 tahun yang lalu hingga mencapai 25 hingga 50. Dan di Chicago, pada tahun 1922, terdapat 39.000 242 Hikmah Al-Quran Mutiara Hadits, Bencana Akibat Tersebarnya Zina, http:www .alsofwah. or.id cetakmujizat.php?id=161 243 Fadhel IIahi, Op.Cit, hal. 35-36 Universitas Sumatera Utara pernikahan dan 13.000 perceraian. Dinegara bagian New York, tahun 1924, presentase pernikahan mencapai 4,6 lebih sedikit dari tahun 1923 disaat presentase perceraian meningkat hingga 8,2”. 244 Tabel 2. JUMLAH PERCERAIAN DISEJUMLAH NEGARA EROPA Negara 1951-1955 1956-1960 1961-1965 1966-1970 1971- … 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 Denmark Norwegia Inggris Swedia Spanyol Belgia Perancis Belanda Jerman Swiss Yunani 18,9 8,7 8,3 15,4 16,2 6,4 10,1 7,7 12,5 3,7 18,5 8,5 6,7 13,0 14,2 6,5 9,6 6,9 12,0 12,4 4,2 18,4 9,8 8,9 16,7 14,1 7,5 9,9 7,0 12,6 12,6 4,6 21,3 11,9 13,3 20,9 16,5 9,2 11,4 9,2 14,7 13,9 5,4 35,0 16,6 27,2 33,6 17,8 7,4 16,0 15,7 17,9 Sumber: Fadhel IIahi, Zina Problematika Solusinya,Jakarta: Qisthi Press 2005, hal.59 Peraturan yang bertujuan demi menjaga suatu ikatan perkawinan ternyata semakin lama jumlah perceraian yang terjadi di Negara-negara tersebut jumlahnya semakin meningkat. Dan tentunya ketika cakupan tindak pidana perzinahan hanya 244 Fadhel IIahi, Op.Cit hal 58 No Universitas Sumatera Utara kepada orang yang sudah menikah, maka seperti data sebelumnya, secara tidak langsung akan merusak para remaja karena bisa dikatakan bahwa perbuatan zinah sendiri dilegalkan bagi mereka. Berbeda dengan hal tersebut Hukum Islam memiliki cakupan yang jauh lebih luas, selain mengkategorikan zina sebagai perbuatan yang keji dan jalan yg buruk. Zina dianggap dapat merusak Keturunan, akal pikiran dan dapat mengancam jiwa. Yang apabila ketiga hal tersebut tidak terjamin, maka akan menyebabkan kekacauan dan ketidak tertiban dimana-mana atau dapat dikatakan bahwa perbuatan zina tersebut dapat mengancam keamanan dan kenyamanan kelangsungan hidup manusia. Selain ketiga hal pokok tersebut, zina juga dianggap merusak ikatan perkawinan, menjadi penyebab tindak pidana yang lain, menyebarkan berbagai penyakit kelamin dan menjadikan Allah SWT murka. Didalam konteks untuk menjaga keturunan, Hukum Islam sangat tegas jika dibandingkan dengan KUHP, hal tersebut dapat terlihat bahwa Hukum Islam menganggap anak yang lahir dari perbuatan zinah anak zinah tidak memiliki ikatan waris terhadap ayahnya. Kemudian mengenai hak waris, hukum islam tidak menetapkan hubungan kewarisan terhadap anak zina dengan ayah laki-laki yang membuahinya, karena anak zina tidak memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Sedangkan hubungan kekerabatan itu, timbul atas dasar akad nikah yang sah, sebagaimana yang telah ditentukan oleh syariat islam. Tetapi seorang anak mempunyai hubungan dengan ibu dan kerabat ibunya dan ia berhak mendapat warisan dari pihak ibu dan kerabat ibunya. Tidak ada pengakuan dan Universitas Sumatera Utara pengesahan terhadap anak zina, karena hukum islam hanya mengenal anak sah, yaitu anak yang lahir dari perkawinan suami isteri yang sah menurut syara‟. 245 “Setiap orang yang menzinai perempuan baik merdeka maupun budak, maka anaknya adalah anak hasil zina, tidak mewarisi dan tidak mewariskan“. HR. Al-Turmudzi Berbeda dengan Hukum Islam perspektif barat bahwa Anak luar kawin baru dapat mewaris apabila mempunyai hubungan hukum dengan Pewaris. Hubungan hukum itu timbul dengan dilakukannya pengakuan. Pasal 285 KUHPerdata menentukan: “Pengakuan yang dilakukan sepanjang perkawinan oleh suami atau isteri atas kebahagiaan anak luar kawin, yang sebelum kawin telah olehnya dibuahkan dengan orang lain dari isrti atau suaminya, tak akan merugikan baik bagi istri atau suami maupun bagi anak yang dilahirkan dari perkawinan mereka”. Pengakuan sepanjang perkawinan, maksudnya pengakuan yang dilakukan suami atau isteri yang mengakui anak itu sewaktu dalam suatu ikatan perkawinan. Jadi ayah atau Ibu si anak luar kawin dapat mengakui anak luar kawinnya, walaupun dia terikat dalam suatu perkawinan, tetapi anak tersebut harus dibuahi ketika ayah dan Ibunya tidak berada dalam status menikah. Dan selama pengakuan tersebut tidak merugikan isteri dan anak-anak dari perkawinan pada 245 Ibid, hal. 14 Universitas Sumatera Utara waktu pengakuan. 246 Hubungan hukum tersebut bersifat terbatas, dalam arti hubungan hukum itu hanya ada antara anak kluar kawin`yang diakui dengan ayah ibu yang mengakuinya saja. 247 Dan mengenai pengakuan terhadap anak zina, Menurut Dr. Wahbah al- Zuhaili dengan judul “Ahkam al-Aulad al-Natijin „an al-Zina” yang disampaikan pada Daurah ke-20 Majm a‟ Fiqh Islami di Makkah pada 25 – 29 Desember 2010 yang pada intinya menerangkan bahwa; a jika ada seseorang laki-laki berzina dengan perempuan yang memiliki suami dan kemudian melahirkan anak, terdapat ijma ulama, sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibn Abd il Barr dalam “al-Tamhid” 8183 yang menegaskan bahwa anak tersebut tidak dinasabkan kepada lelaki yang menzinainya, melainkan kepada suami dari ibunya tersebut, dengan ketentuan ia tidak menafikan anak tersebut melalui li‟an. b Sementara, jika ia berzina dengan perempuan yang tidak sedang terikat pernikahan dan melahirkan seorang anak, maka menurut jumhur ulama madzhab delapan, anak tersebut hanya dinasabkan ke ibunya sekalipun ada pengakuan dari laki-laki yang menzinainya. Menurut beliau Hal ini karena penasaban anak kepada lelaki yang pezina akan mendorong terbukanya pintu zina, padahal kita diperintahkan untuk menutup 246 Ibid, hal. 84 247 Ibid, hal. 87 Universitas Sumatera Utara pintu yang mengantarkan pada keharaman sadd al- dzari‟ah dalam rangka menjaga kesucian nasab dari perilaku munkarat. 248 Selain itu keepentingan yang dilindungi oleh Hukum Islam bukan hanya mencakup dua hal tersebut, namun menurut Hukum Islam perbuatan zinah juga dapat merusak akal pikiran, menjadi penyebab kejahatan-kejahatan lainnya, mengancam jiwa, menyebarkan berbagai penyakit dan memancing murka Allah SWT. Maka sangatlah jelas terlihat bahwa Hukum Islam memperlihatkan cakupan yang lebih luas dan relevan.

E. Pengertian bersetubuh