Kondisi Eksisting Kecamatan Tarakan Timur
                                                                                Gambar 45  Simulasi ketersediaan air bersih di Tarakan Timur Kebutuhan  biaya  reboisasi  pada  lahan  hutan  Kecamatan  Tarakan  Timur
dapat dilihat pada Tabel  33. Kebutuhan biaya reboisasi pada  skenario satu dan dua, pada awal tahun kebijakan konservasi 2013 yaitu sebesar Rp.62.900.000,-
dan diakhir
tahun simulasi
2030 membutuhkan
biaya sebesar
Rp1.069.300.000,00. Reboisasi pada skenario tiga membutuhkan biaya sebesar Rp125.800.000,00  pada  awal  tahun  kebijakan  konservasi  2013  dan
Rp2.138.600.000,00 pada akhir tahun simulasi 2030. Konservasi lahan tambak melalui pembuatan tambak intensif diasumsikan untuk tidak dilakukan 0. Hal
ini  karena  biaya  pembuatan  tambak  intensif  yang  sangat  tinggi,  sehingga membutuhkan  biaya  yang  sangat  besar.  Sehingga  dalam  meningkatkan
ketersediaan  air  bersih  kecamatan  Tarakan Timur    tidak  melakukan  pembuatan tambak intensif.
Tabel 33  Kebutuhan biaya reboisasi Tarakan Timur Rp.
Kebutuhan  biaya  terasering  pada  lahan  tegakanladang  Kecamatan Tarakan  Timur  dapat  dilihat  pada  Tabel  34.  Kebutuhan  biaya  terasering  pada
skenario  satu  dan  dua,  pada  awal  tahun  kebijakan  konservasi  2013  yaitu sebesar Rp.26.880.000,- dan diakhir tahun simulasi 2030 membutuhkan biaya
sebesar  Rp.456.960.000,-.  Terasering  pada  skenario  tiga  membutuhkan  biaya sebesar  Rp.40.320.000,-  pada  awal  tahun  kebijakan  konservasi  2013  dan
Rp.685.440.000,- pada akhir tahun simulasi 2030. Tabel 34  Kebutuhan biaya terasering Tarakan Timur Rp.
Kebijakan  lain  yang  dilakukan  dalam  meningkatkan  ketersediaan  air bersih  Kecamatan  Tarakan  Timur  adalah  peningkatan  kapasitas  pelayanan
perpipaan.  Kebijakan  ini  khusus  dilakukan  untuk  memenuhi  kebutuhan  air masyarakat  domestic.  Peningkatan  kapasitas  layanan  PDAM  dilakukan  pada
skenario dua dan tiga, sebesar masing-masing 60 penduduk terlayani dan 80 penduduk terlayani. Sedangkan pada skenario satu, diasumsikan tidak dilakukan
peningkatan  kapastas  layanan  perpipaan.  Proyeksi  peningkatan  kapasitas layanan perpipaan dapat dilihat pada Gambar 46. Ketersedian air bersih melalui
layanan  perpipaan  PDAM  pada  skenario  satu  konstan  sebesar  2.612.736  m
3
sepanjang  tahun  simulasi.  Sedangkan  pada  skenario  dua,  supaya  60 penduduk  mendapatkan  pelayanan  perpipaan,  maka  produksi  PDAM  harus
bertambah  dimulai  pada  tahun  2012  menjadi  2.747.605,29  m
3
dan  pada  tahun 2030 menjadi 22.315.613.73 m
3
. Pada  skenario  tiga,  supaya  80  penduduk  mendapatkan  pelayanan
perpipaan,  maka  produksi  PDAM  harus  bertambah  dimulai  pada  tahun  2010
menjadi 2.869.037,29 m
3
dan pada tahun 2030 menjadi 29.754.151,64 m
3
. Untuk meningkatkan  layanan  perpipaan  PDAM,  dilakukan  2  dua  alternatif  kegiatan
peningkatan kapasitas layanan. Alternatif pertama yaitu meningkatkan kapasitas IPA  PDAM  eksisting  melalui  uprating  IPA,  sedangkan  alternatif  kedua  yaitu
membangun Instalasi  Pengolahan  Air  Bersih  Mikro  IPAB  Mikro  di  lokasi  dekat permukiman  dan  sumber  sumber  air  permukaan.  Kebutuhan  biaya  peningkatan
kapasitas layanan perpipaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 35 dan Tabel 36.
Gambar 46  Peningkatan layanan perpipaan Tarakan Timur Pada  skenario  satu,  tidak  dilakukan  peningkatan  kapasitas  IPA  PDAM,
sehingga  tidak  ada  biaya  peningkatan  kapasitas.  Pada  skenario  dua,  kapasitas layanan  PDAM  ditingkatkan  sehingga  mampu  melayani  60  kebutuhan  air
bersih  penduduk  domestic,  dibutuhkan  biaya  uprating  mulai  tahun  2012 sebesar Rp156.380.937,1 dan diakhir tahun simulasi 2030 membutuhkan biaya
sebesar Rp22.845.486.724,33. Tabel 35  Kebutuhan biaya peningkatan kapasitas melalui uprating IPA PDAM
di Tarakan Timur Rp.
Biaya  peningkatan  kapasitas  IPAuprating  PDAM  pada  skenario  tiga sehingga  kapasitas  layanan  mampu  melayani  80  kebutuhan  air  bersih
penduduk sesuai MDG’s yaitu sebesar Rp297.181.344,88 pada tahun 2010 dan Rp31.470.471.429,77 pada tahun 2030.
Tabel 36  Kebutuhan biaya peningkatan kapasitas melalui IPAB Mikro di Tarakan Timur Rp.
Pada Tabel 36, kebutuhan biaya peningkatan kapasitas layanan dengan cara  pembangunan  IPAB  Mikro,  didapatkan  kebutuhan  biaya  untuk  melayani
60  kebutuhan  air  bersih  penduduk  skenario  dua  sebesar  Rp.86.720.950,89 pada  tahun  2012  sebanyak  1  unit  dan  Rp.12.668.950.378,39  pada  tahun  2030
dengan total 127 unit terpasang. Sedangkan untuk melayani 80 kebutuhan air bersih  penduduk  menggunakan  IPAB  Mikro,  dibutuhkan  biaya  sebesar  Rp.
164.801.728,99  pada  tahun  2010  sebanyak  2  unit  dan  Rp.17.451.930.253,86 pada tahun 2030 dengan total 175 unit terpasang.
Hasil akhir dari model penyediaan air bersih di Kecamatan Tarakan Timur adalah  neraca  air  bersih  seperti  pada  Gambar  47  dan  Indeks  Ketersediaan  Air
Bersih IKA pada Tabel 37. Neraca air bersih menunjukkan sisa ketersediaan air bersih dari imbuhan air tanah dan pelayanan perpipaan. Kondisi yang diharapkan
adalah  terjadinya  surplus  air  bersih  sepanjang  tahun.  IKA  menunjukkan perbandingan  ketersediaan  terhadap  kebutuhan  air  bersih,  kondisi  yang
diharapkan adalah ≥ 1. Pada  Tabel  37,  terjadi  pengurangan  air  bersih  sepanjang  tahun  pada
kondisi  eksisting  dan  pada  tahun  2030  terjadi  krisis  air  bersih  dengan kekurangan  air  bersih  defisit  sebesar  3.556.544,2  m
3
.  Begitu  pula  halnya