atas,  dimensi  waktu  juga  mempengaruhi  tanggapan  persepsi  pelanggan terhadap kualitas produk, baik barang maupun jasa.
Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda  akan  mengartikannya  secara  berlainan,  seperti  kesesuaian  dengan
persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan, melakukan
segala  sesuatu  yang  membahagiakan.  Dalam  persepektif  TQM  Total  Quality Management kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu tidak hanya aspek hasil
yang  ditekankan,  tetapi  juga  meliputi  proses,  lingkungan  dan  manusia.  Hal  ini jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan oleh Goeth dan Davis yang dikutip
Tjiptono  2000  bahwa  kualitas  merupakan  suatu  kondisi  dinamis  yang berhubungan  dengan  produk,  jasa,  manusia,  proses,  dan  lingkungan  yang
memenuhi  atau  melebihi  harapan.  Sebaliknya,  menurut  Lukman  1999  definisi kualitas bervariasi dari yang kontroversional hingga kepada yang lebih strategik.
Definisi  konvensional  dari  kualitas  biasanya  menggambarkan  karakteristik langsung  suatu  produk,  seperti  :  1  ferformansi  performance;  2  keandalan
reliability  ;  3  mudah  dalam  penggunaan  ease  of  use;dan  4  estetika esthetics,  dan  sebagainya.  Oleh  karena  itu,  kualitas  pada  prinsipnya  adalah
untuk  menjaga  janji  pelanggan  agar  pihak  yang  dilayani  merasa  puas  dan diungkapkan.
Kualitas  memiliki  hubungan  yang  sangat  erat  dengan  kepuasan pelanggan,  yaitu  kualitas  memberikan  suatu  dorongan  kepada  pelanggan  untuk
menjalani  ikatan  hubungan  yang  kuat  dengan  perusahaan.  Dalam  jangka panjang  ikatan  seperti  ini  memungkinkan  perusahaan  untuk  memahami  dengan
saksama  harapan  pelanggan  serta  kebutuhan  mereka.  Dengan  demikian, perusahaan  dapat  meningkatkan  kepuasan  pelanggan,  yang  pada  gilirannya
kepuasan  pelanggan  dapat  menciptakan  kesetiaan  atau  loyalitas  pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan.
Gambar 28   Peran masing-masing atribut aspek sosial yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms root mean square
d.   Status Keberlanjutan Dimensi Infrastruktur dan Teknologi
Atribut  yang  diperkirakan  memberikan  pengaruh  terhadap  tingkat keberlanjutan  pada  dimensi  infrastruktur  dan  teknologi  terdiri  dari  enam  atribut,
yaitu  1  tingkat  pelayanan  PDAM  air  bersih,  2  infrastruktur  air  limbah,  3 kondisi  drainase  di  kawasan  permukiman,  4  kondisi  jaringan  distribusi
perpipaan,  5  kondisi  IPA  PDAM,  dan  6  ketersediaan  layanan  listrik  untuk pengolahan air bersih. Hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan infrastruktur
dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 29. Berdasarkan  hasil  analisis  leverage  diperoleh  tiga  atribut  yang  sensitif
terhadap  nilai  indeks  keberlanjutan  dimensi  infrastruktur  dan  teknologi  yaitu  1
Analisis Leverage Atribut Dimensi Sosial
0 0.5 1 1.5
2 2.5
3 3.5 4
4.5 5
Tingkat pendidikan formal masyarakat Pemahaman dan kepedulian masyarakat
Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap air bersih
Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan air
Tingkat keluhan masyarakat pelanggan terhadap PDAM
Peran masyarakat adat dalam kegiatan pemanfaatan air
Konflik pengambilan sumber air
A tt
ri bu
te
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100
tingkat  pelayanan  PDAM  air  bersih  dan  2  kondisi  IPA  PDAM,  untuk  itu diperlukan 3 ketersediaan layanan listrik untuk pengolahan air bersih dibangun
untuk mendukung pelayanan air bersih bagi masyarakat Pulau Tarakan. Tingkat pelayanan PDAM di Pulau Tarakan masih rendah, pada beberapa
kasus air bersih yang terjadi di lapangan masih didapatkan air yang tidak bersih. Salah  satu  contoh,  air  dari  PDAM  jika  dialirkan  ke  dalam  bak  mandi  atau
penampungan  setelah  beberapa  jam  kemudian  air  tersebut  berubah  warna menjadi  kuning.  Menurut  Lukman  1999  pelayanan  adalah  kegiatan-kegiatan
yang  tidak  jelas,  namun  menyediakan  kepuasan  konsumen  dan  atau  pemakai industri serta tidak terikat pada penjualan suatu produk atau pelayanan lainnya.
Lebih  lanjut  dikatakan  bahwa  pelayanan  adalah  suatu  urutan  kegiatan  yang terjadi dalam interaksi langsung dengan orang-orang atau mesin secara fisik dan
menyediakan kepuasan konsumen. Pemerintah  sebagai  lembaga  birokrasi  mempunyai  fungsi  untuk
memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat.  Sebaliknya,  masyarakat  sebagai pihak  yang  memberikan  mandat  kepada  pemerintah  mempunyai  hak  untuk
memperoleh  pelayanan.  Oleh  karena  itu,  tuntutan  terhadap  pelayanan  umum melahirkan  suatu  studi,  yaitu  servis  bagaimana  cara  memberikan  pelayanan
sebaik-baiknya  dan  meningkatkan  kualitas  pelayanan  umum.  Aparat  sebagai pelayan  hendaknya  memahami  variabel-variabel  pelayanan  seperti  yang
terdapat  dalam  agenda  perilaku  pelayanan  prima  sektor  publik  Sespanas  LAN yang dikutip Lukman 1999. Variabel yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1
Pemerintah  yang  bertugas  melayani,  2  Masyarakat  yang  dilayani  pemerintah, 3 Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik, 4 Peralatan atau
sasaran  pelayanan  yang  canggih,  5  Resources  yang  tersedia  untuk  diracik dalam  bentuk  kegiatan  pelayanan,  6  Kualitas  pelayanan  yang  memuaskan
masyarakat  sesuai  dengan  standar  dan  asas-asas  pelayanan  masyarakat,  7 Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat, dan 8
Perilaku yang terlibat dalam pelayanan dan masyarakat, apakah masing-masing menjelaskan fungsi. Kedelapan variabel tersebut mengisyaratkan bahwa betapa
pentingnya  kualitas  pelayanan  masyarakat  dewasa  ini  sehingga  tidak  dapat diabaikan lagi, bahkan hendaknya disesuaikan dengan tuntutan globalisasi.
Gambar 29 Peran masing-masing atribut aspek infrastruktur dan teknologi yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms root mean square
e.   Status Keberlanjutan Dimensi Hukum dan Kelembagaan
Atribut  yang  diperkirakan  memberikan  pengaruh  terhadap  tingkat keberlanjutan  pada  dimensi  hukum  dan  kelembagaan  terdiri  dari  lima  atribut,
yaitu  1  keberadaan  balai  pemantauan  kualitas  air,  2  keberadaan  lembaga sosial, 3 ketersediaan peraturan perundang-undangan pengelolaaan air bersih
4  ketersediaan  perangkat  hukum  adatagama,  dan  5  kerjasama    antar stakeholder.  Berdasarkan  hasil  analisis  leverage  diperoleh  dua  atribut  yang
sensitif  terhadap  nilai  indeks  keberlanjutan  hukum  dan  kelembagaan  yaitu  1 keberadaan  lembaga  sosial,  dan  2  ketersediaan  peraturan  perundang-
undangan pengelolaaan air bersih. Hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan hukum dan kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 30.
Analisis Leverage  Atribut Dimensi Infrastruktur-Teknologi
2 4
6 8
10 12
Tingkat pelayanan air bersih PDAM
Infrastruktur air limbah Kondisi drainase di
kawasan permukiman Kondisi jaringan
distribusi perpipaan Kondisi IPA PDAM
Ketersediaan layanan listrik untuk PAB
A tt
ri bu
te
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100
Gambar 30   Peran masing-masing atribut aspek hukum dan kelembagaan yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms root mean square
Sasaran pemanfaatan air bersih untuk kepentingan sosial secara selektif. Sesuai dengan SKB Mendagri dan Menteri PU No 4 tahun 1984, PDAM sebagai
pelaku  ekonomi  sektor  air  bersih  SAB  bersifat  memberi  jasa  dan menyelenggarakan kemanfaatan umum. Hal ini berimplikasi bahwa PDAM harus
mampu merumuskan
kepentingan-kepentingan sosial
secara obyektif,
disesuaikan  dengan  keadaan  internalnya,  dan  memilih  wilayah  operasi  yang seharusnya.  Langkah  operasional  sasaran  kedua  ini  telah  dikerjakan  melalui
alokasi  air  bersih  kepada  terminal  sambungan  hidran  umum.  Langkah operasional  lain  sekalipun  kurang  berkorelasi  langsung  dengan  strategi
peningkatan  pelayanan  penduduk  adalah  suplai  air  bersih  kepada  wilayah- wilayah krisis air atau bencana lainnya.
Analisis Leverage  Atribut Dimensi Hukum-Kelembagaan
2 4
6 8
10 12
Keberadaan balai pemantauan kualitas
air Keberadaan lembaga
sosial pengelolaan air bersih
Ketersediaan peraturan perundang-
undang pengelolaan air bersih
Ketersediaan perangkat hukum
adatagama Kerjasama antar
stakeholder
A tt
ri bu
te
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100