Berdasarkan  hasil  analisis  sub  model  ketersediaan  air  bersih  di Kecamatan  Tarakan  Barat,  pada  tahun  2001,  ketersediaan  air  bersih  sebesar
35.987.520  m
3
.  Ketersediaan  ini  terus  menurun,  sehingga  pada  akhir  simulasi, tahun  2030,  proyeksi  ketersediaan  air  bersih  menjadi  14.330.735  m
3
. Ketersediaan  dan  neraca  air  bersih  di  Kecamatan  Tarakan  Barat  dapat  dilihat
pada  Tabel  20.  Tingginya  tingkat  kebutuhan  air  bersih  di  kecamatan  Tarakan Barat  menyebabkan  terjadinya  kekurangan  air  bersih  dimulai  pada  tahun  2017
dan pada akhir tahun simulasi kekurangan air bersih sebesar 20.288.729 m
3
. Tabel 20 Ketersediaan dan neraca air bersih Tarakan Barat m
3
Ketersediaan air bersih Kota Tarakan didapatkan dari imbuhan air tanah sehingga  menjadi  ketersediaan  alami,  dan  layanan  perpipaan  PDAM.  Imbuhan
air  tanah  yang  dimaksud  pada  penelitian  ini  adalah  imbuhan  air  tanah  yang berasal dari curah hujan saja, dan belum memperhitungkan imbuh air tanah yang
berasal  dari  aliran  air  tanah  dari  satuan  hidrologi  didekatnya.  Salah  satu  cara meningkatkan  imbuhan  air  tanah  adalah  meningkatkan  imbuhan  air  tanah
dengan  cara  mengurangi  bagian  hujan  yag  menjadi  run  off.    Imbuhan  air  tanah yang  cenderung  terus  menurun  menunjukkan  komposisi  luasan  lahan  hutan,
tegakan,  pemukiman  dan  tambak  yang  kurang  baik.  Hal  ini  menyebabkan koefisien  run  off  di  Kecamatan  Tarakan  Barat  menjadi  lebih  tinggi  0,501,
sehingga aliran limpasan menjadi tinggi. Tingginya aliran limpasan menyebabkan imbuhan  air  tanah  menurun  sehingga  cadangan  air  tanah  menjadi  menurun.
Proyeksi kebutuhan dan ketersediaan air bersih Kecamatan Tarakan Barat dapat dilihat pada Gambar 38.
Gambar 38  Kebutuhan dan ketersediaan air bersih Tarakan Barat m
3
Pada  Gambar  38  dapat  dilihat  bahwa  Kecamatan  Tarakan  Barat  sangat berpotensi  mengalami  krisis  air  bersih.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  semakin
menurunnya  ketersediaan  air  bersih  supply  dan  meningkatnya  kebutuhan  air bersih.  Tingginya  kekurangan  air  bersih  pada  tahun  2030  yaitu  sebesar
20.288.729 m
3
, membutuhkan  perhatian  yang  serius,  Untuk  itu  perlu  diterapkan kebijakan penghematan air sesegera mungkin. Penerapan kebijakan konservasi
air bersih melalui pembuatan sumur resapan di daerah permukiman, reboisasi di lahan  hutan,  terasering  di  lahan  ladingtegakan  dan  pembuatan  tambak  sistem
intensif,  merupakan  langkah  yang  perlu  diambil  oleh  stakeholder  Kota  Tarakan sehingga krisis air di Tarakan Barat dapat dihindari. Produktifitas layanan PDAM
di  Tarakan  Barat  juga  perlu  ditingkatkan.  Hal  ini  sangat  berpengaruh,  karena rendahnya  layanan  air  bersih  perpipaan  menyebabkan  masyarakat  dan  industi
menggunakan  air  tanah  sebagai  sumber  air  bersih.  Akibat  penambangan  air tanah yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah
mengakibatkan  intrusi  air  laut.  Selain  itu  juga  dapat  menyebabkan  penurunan muka tanah.
7.4.2   Simulasi Skenario Model Penyediaan Air Bersih Tarakan Barat
Upaya  peningkatan  ketersediaan  air  bersih  di  Tarakan  Barat  dilakukan dengan  menggunakan  beberapa  skenario  yaitu  skenario  satu,  dua  dan  tiga,
seperti tersaji pada Tabel 21. Tabel 21. Skenario penyediaan air bersih Tarakan Barat
Variabel Peubah Skenario 1
Skenario 2 Skenario 3
Kebijakan Perilaku Hemat Air a. Penduduk
b. Hotel c. Industri
10 10
10 10
10 10
Kebijakan untuk Konservasi Air Bersih a. Sumur resapan
b. Reboisasi c. Terasering
d. Tambak intensif 5
5 2
10 5
2 10
10 3
Kebijakan Peningkatan Layanan Perpipaan
a. Jumlah penduduk terlayani Kondisi
eksisting 60
80
Proyeksi  kebutuhan  air  bersih  Kecamatan  Tarakan  Barat  dapat  dilihat pada  Gambar  39.  Hasil  simulasi  menunjukkan  bahwa  kebutuhan  air  bersih
skenario satu sama dengan kondisi eksisting yaitu sebesar 7.517.284,5 m
3
pada tahun  2001  dan  terus  meningkat  menjadi  34.619.463,7  m
3
pada  tahun  2030. Pada  skenario  dua  dan  tiga,  kebutuhan  air  bersih  tahun  2001  sebesar
7.517.284,5  m
3
,  terus  meningkat  tiap  tahunnya.  Seiiring  diberlakukannya kebijakan  hemat  air  pada  tahun  2013,  dimana  kebutuhan  air  bersih  penduduk,
hotel  dan  industri  dikurangi  masing-masing  10,  maka  terjadi  pengurangan kebutuhan  air  bersih  pada  tahun  2013  yang  tadinya  12.942.855,9  m
3
menjadi 11.648.570,3  m
3
.  Sehingga  pada  skenario  dua  dan  tiga,  pada  akhir  simulasi 2030 kebutuhan air bersih menjadi 31.157.517,4 m
3
.
Gambar 39  Proyeksi Kebutuhan air bersih Tarakan Barat m
3
Proyeksi  ketersediaan  air  bersih  Kecamatan  Tarakan  Barat  dapat  dilihat pada  Gambar  40.  Hasil  simulasi  menunjukkan  apabila  diterapkan  variabel
skenario satu, dua dan tiga dimulai pada tahun 2013, maka terlihat peningkatan ketersediaan  air  bersih  dari  kondisi  eksisting  supply  menjadi  kondisi  suplai_1,
suplai_2  dan  suplai_3.  Sehingga  pada  tahun  2030  ketersediaan  air  bersih sebesar  14.330.735  m
3
bertambah  menjadi  29.406.707  m
3
pada  skenario  satu, 42.783.240,1  m
3
pada  skenario  dua  dan  51.666.411,9  m
3
pada  skenario  tiga. Peningkatan  ketersediaan  air  bersih  ini  akibat  dari  kebijakan  konservasi  untuk
meningkatkan  imbuhan  air  tanah  dan  kebijakan  peningkatan  kapasitas  layanan PDAM.  Pada  skenario  satu,  ketersediaan  air  bersih  bertambah  akibat  adanya
pembuatan  sumur  resapan  sebesar  5  lahan  permukiman  per  tahun,  reboisasi sebesar 5 lahan hutan per tahun dan terasering 2 lahan tegakan per tahun.
Ketersediaan  air  bersih  skenario  dua  lebih  tinggi  dari  skenario  satu  karena pembuatan  sumur  resapan  lebih  banyak  dari  skenario  satu  yaitu  sebesar  10
lahan  permukiman  per  tahun.  Sedangkan  skenario  tiga  menghasilkan ketersediaan  air  yang  lebih  tinggi  lagi,  karena  pembuatan  sumur  resapan
sebesar  10  lahan  permukiman  per  tahun,  reboisasi  ditingkatkan  menjadi  10 lahan hutan per tahun dan terasering sebesar 3 lahan tegakan per tahun.
Gambar 40 Simulasi ketersediaan air bersih di Tarakan Barat m
3
Peningkatan  ketersediaan  air  bersih  ini  membutuhkan  biaya  konservasi dan  biaya  peningkatan  kapasitas  layanan  PDAM.  Kebutuhan  biaya  pembuatan
sumur  resapan  Kecamatan  Tarakan  Barat  dapat  dilihat  pada  Tabel  22. Kebutuhan  biaya  pembuatan  sumur  resapan  pada  skenario  satu,  pada  awal
tahun  kebijakan  konservasi  2013  yaitu  sebesar  Rp10.350.000,00  dan  diakhir tahun  simulasi  2030  membutuhkan  biaya  sebesar  Rp175.950.000,00.
Pembuatan  sumur  resapan  pada  skenario  dua  dan  tiga  membutuhkan  biaya sebesar  Rp20.700.000,00  pada  awal  tahun  kebijakan  konservasi  2013  dan
Rp315.900.000,00 pada akhir tahun simulasi 2030. Tabel 22  Kebutuhan biaya pembuatan sumur resapan di Tarakan Barat Rp.
Kebutuhan  biaya  reboisasi  pada  lahan  hutan  Kecamatan  Tarakan  Barat dapat dilihat pada Tabel  23. Kebutuhan biaya reboisasi pada  skenario satu dan
dua, pada awal tahun kebijakan konservasi 2013 yaitu sebesar Rp.33.600.000,- dan diakhir tahun simulasi 2030 membutuhkan biaya sebesar Rp.571.200.000,-
.  Reboisasi  pada  skenario  tiga  membutuhkan  biaya  sebesar  Rp.67.200.000,- pada awal tahun kebijakan konservasi 2013 dan Rp.1.142.400.000,- pada akhir
tahun simulasi 2030. Kebutuhan  biaya  terasering  pada  lahan  tegakanladang  Kecamatan
Tarakan  Barat  dapat  dilihat  pada  Tabel  24.  Kebutuhan  biaya  reboisasi  pada skenario  satu  dan  dua,  pada  awal  tahun  kebijakan  konservasi  2013  yaitu
sebesar Rp.27.920.000,,- dan diakhir tahun simulasi 2030 membutuhkan biaya sebesar  Rp.474.640.000,-.  Terasering  pada  skenario  tiga  membutuhkan  biaya
sebesar  Rp.41.880.000,-  pada  awal  tahun  kebijakan  konservasi  2013  dan Rp.711.960.000,- pada akhir tahun simulasi 2030.
Konservasi lahan tambak melalui pembuatan tambak intensif diasumsikan untuk tidak dilakukan 0. Hal ini karena biaya pembuatan tambak intensif yang
sangat tinggi, sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga dalam meningkatkan ketersediaan air bersih kecamatan Tarakan Barat tidak melakukan
pembuatan tambak intensif. Tabel 23  Kebutuhan biaya reboisasi Tarakan Barat Rp.
Tabel 24  Kebutuhan biaya terasering Kecamatan Tarakan Barat Rp.