BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi industri dan
pengembangan daerah sebelumnya antara lain : Rachmawati dan Amir 2003 meneliti mengenai “Studi Potensi Industri Kecil di Desa Tertinggal Dalam
Rangka Pemberdayaan Pengusaha Kecil di Kabupaten Banyumas
”. Penelitian ini
bertuuan untuk mengkaji 1 Keanekaragaman industri kecil didesa tertinggal; 2 Profil pengusaha industri kecil didesa tertinggal berdasar karakteristik tingkat
pendidikan, jenis kelamin, usia; 3 Faktor-faktor kendala dan faktor-faktor pendukung industri kecil di desa tertinggal dari faktor-faktor permodalan, tenaga
kerja, bahan baku, peralatan produksi, serta pemasaran 4 Menemukan Pola pemberdayaan industri kecil didesa tertinggal berdasarkan faktor-faktor kendala
dan pendukung. Pendekatan yang digunakan: kualitatif melalui survey lapangan dan studi observasi. Sampel penelitiannya industri kecil dan pengusaha industri
kecil dengan metoda purposive sampling. Lokasi di kecamatan Kembaran karena banyak memiliki desa tertinggal yaitu 13 desa. Analisis menggunakan deskriptif
kualitatif.Hasil penelitian menemukan gambaran 1 Jenis Industri kecil: tempe, tahu, kerajinan bambu, tas, meubel, mie soun, gula jawa dan jenis-jenis makanan
seperti roti, gula kacang; 2 Kendala yang dihadapi: motivasi usaha rendah; pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja kurang memadai; permodalan
aksesnya; peralatanteknologi produksi mamual sederhana, tidak ada standarisasi produksi, produk, kemasan dan jangkauan pemasaran terbatas;
sedangkan limbah yang belum dimanfaatkan: sisa kulitplastik untuk produk tas, 11
Universitas Sumatera Utara
dompet, souvenir. Limbah industri tahu bisa dimanfaatkan untuk nata de soya; pada meubel, potongan kayu kecil untuk souvenir; dan pembentukan
kelompokasosiasi usaha. 3 Faktor pendukung: bahan baku dari lingkungan sekitar, harganya relatif murah, jumlah tenaga kerja usia produktif bisa
mengurangi pengangguran 4 perlunya Pola pemberdayaan: Pelatihan AMT; Pelatihan manajemen dan pengembangan budaya inovasi, Temu pengusaha
dengan pihak penyandang dana, Pembuatan atau Pengembangan teknologi dengan bantuan perguruan tinggi dan LSM, atau bantuan teknologi dari pemerintah;
Pelatihan komunikasi bisnis, desain dan model untuk pemasaran; Bantuan teknis AMDAL dan pengembangan produk sampingan dari limbah, dan Pembentukan
kelompok usaha. Solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan jenis industri, besar kecilnya skala usaha dan skala prioritas masing-masing pengusaha.
Kurniawan 2009 meneliti mengenai ”Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri kecil di Kota Surabaya”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Perkapita X1, Nilai Produksi X2, Investasi Industri Kecil X3, dan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil X4.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi –instansi
terkait seperti BPS Surabaya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang menunjukkan pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat. baik secara simultan maupun secara parsial terhadap Jumlah Industri Kecil Y. Berdasarkan hasil analisis dan hasil hipotesis diperoleh hasil F
hitung = 562,907 F tabel = 3,48. Sehingga secara simultan variabel bebas berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat, sedangkan secara parsial
variabel bebas Pendapatan Perkapita X1 berpengaruh secara nyata terhadap
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Industri Kecil Y yaitu t-hitung sebesar 6,700 t-tabel sebesar 2,228. Nilai Produksi X2 berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Industri Kecil Y
yaitu t-hitung sebesar 2,899 t tabel sebesar 2,228. Investasi Industri Kecil X3 berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Industri Kecil Y yaitu t-hitung
sebesar -11,830 t tabel sebesar 2,228. Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil X4 berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Industri Kecil Y yaitu t-hitung
sebesar 11,122 t table sebesar 2,228. Saptana, Sumaryono dan Priyatno 2002 meneliti mengenai “Analisis
Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Komoditas Kentang dan Kubis di Wibisono Jawa Tengah”. Tujuan penelitian untuk menganalisis daya saing dan
dampak kebijakan pemerintah terhadap usahatani kentang dan kubis digunakan alat analisisis matrik kebijakan Policy Analysis Matrix PAM. PAM sebagai alat
analisis kegiatan ekonomi dapat dipandang dari dua sudut, yaitu: a sudut privat private perspective dan b sudut sosial social perspective. Perbedaan sudut
pandang tersebut membawa konsekuensi pada perbedaan perlakuan terhadap input dan output dari suatu kegiatan usaha dalam penggunaan harga-harganya.
Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam analisis PAM adalah: 1 perhitungan berdasarkan harga privat untuk analisis finansial; 2 perhitungan
berdasarkan harga sosial atau harga bayangan yang mewakili biaya imbangan sosial yang sesungguhnya untuk analisis ekonomi; 3 output bersifat tradable dan
input dapat dipisahkan kedalam tradable input dan domestic factor; 4 eksternalitas positif dan negatif dianggap saling meniadakan, dengan demikian
dianggap nol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis biaya dan keuntungan private, komoditas kentang dan kubis secara private dan secara
Universitas Sumatera Utara
ekonomi menguntungkan. Namun keuntungan privat yang diterima petani lebih kecil dari keuntungan ekonomiknya. Hasil analisisis ini mengandung arti bahwa
petani mengalami disinsentif dalam memproduksi komoditas kentang dan kubis, karena harus membayar harga input yang lebih tinggi dari yang seharusnya dan
atau menerima harga output yang lebih rendah dari yang seharusnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani komoditas kentang dan kubis memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif yang ditunjukkan oleh sebagian besar nilai koefisien DRC 1 dan PCR1. Artinya untuk menghasilkan satu-satuan nilai
tambah pada harga sosial dan privat diperlukan penggunaan sumberdaya domestik lebih kecil dari satu. Sehingga untuk lokasi penelitian Wonosobo, Jawa Tengah
akan lebih menguntungkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dibandingkan impor.
Kusumastuti 2006 meneliti mengenai Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue. Penelitian ini bertujuan : 1 Mengidentifikasi bauran
pemasaran marketing mix yang telah diterapkan Toko Roti dan Kue yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi, 2 Mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, 3 Menganalisis dan menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif melalui
pendekatan analisa bauran pemasaran marketing mix. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner kepada
pihak perusahaan sebanyak 3 responden dan penyebaran kuesioner kepada 30 konsumen Toko Roti dan Kue dengan metode Judgement Sampling dan data
sekunder yang diperoleh melalui pihak lain berupa data dan informasi perusahaan, studi pustaka dari perusahaan, majalah, surat kabar, internet, dan lembaga-
Universitas Sumatera Utara
lembaga pemerintah. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan melalui IFE, EFE, dan IE
untuk mengetahui posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan, serta QSPM untuk pengambilan keputusan alternatif strategi yang akan direkomendasikan
kepada perusahaan. Secara umum matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar 2,34 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan cenderung
lemah, yang artinya perusahaan harus lebih memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya dengan baik. Analisis matriks EFE secara
umum menghasilkan skor terbobot sebesar 2,41 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan cenderung di bawah rata-rata, artinya perusahaan kurang
memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan atau tidak menghindari ancaman- ancaman eksternal. Berdasarkan hasil analisis Matriks IE, perusahaan berada di
sel V yaitu Hold and Maintain pertahankan dan pelihara. Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh
perusahaan, yaitu kegiatan menambah jumlah agen dan meningkatkan kuantitas produk yang ditawarkan Jumlah Total Attractiveness Score = 6,55.
Nusawanti 2009 meneliti mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti pada Bagas Bakery, Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian ini adalah
1 menganalisis faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Bagas Bakery, 2 menganalisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan
ancaman bagi Bagas Bakery, serta 3 mengkaji kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalan oleh Bagas Bakery.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bagas Bakery yang terletak di Desa Kutoharjo RT 01RW 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Penarikan sampel
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana pemilihan responden dipilih secara sengaja. Respoden yang digunakan penelitian ini
berjumlah lima orang, yaitu tiga respoden dari pihak internal dan dua responden dari pihak eksternal. Pihak internal meliputi pemilik Bagas Bakery sekaligus
merangkap bagian pemasaran, pengelola keuangan, dan pengawas produksi. Sedangkan pihak eksternal meliputi Kepala Seksi Pengawasan Industri Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal serta Kepala bidang UMKM Dinas KUKM Kabupaten Kendal. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam
penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, dan
analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks
SWOT, dan matriks QSP QSPM. Matriks IFE dan EFE menunjukkan total bobot skor rata-rata sebesar 2,752 dan 2,959. Hasil analisis matriks IE menggambarkan
posisi Bagas Bakery berada pada posisi V, yaitu tahap hold and maintain. Kemudian dari matriks SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dan dari hasil
matriks QSP QSPM diperoleh prioritas strategi bagi Bagas Bakery secara berturut-turut, yaitu 1 meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
STAS=6,317; 2 meningkatkan mutu produk dan pelayanan STAS=6,175; 3 melakukan pengaturan dalam pengalokasian keuangan perusahaan STAS=6,136;
4 memanfaatkan skim kredit yang ditawarkan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga mampu mengatasi kelebihan permintaan terhadap
produk Bagas Bakery saat ini STAS=6,084; 5 mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada STAS=6,026; 6 memperbaiki label
Universitas Sumatera Utara
kemasan produk STAS=5,819; 7 mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen STAS=5,618; serta 8
membuka outlet khusus untuk direct selling STAS=5,548. Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, terdapat kesesuaian antara alternatif strategi yang
diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh Bagas Bakery. Adapun strategi yang telah dijalankan oleh perusahaan, antara lain melakukan diversifikasi
produk, menggunakan
perantara dalam
pendistribusian produk,
serta melayanimenerima pesanan untuk acara-acara tertentu. Kesesuaian ini dapat
dilihat dari alternatif strategi yang diberikan kepada Bagas Bakery masih berkaitan dengan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan, misalnya
mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada yang masih berkaitan dengan strategi diversifikasi produk, mengoptimalkan saluran distribusi
yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen yang masih berkaitan dengan strategi penggunaan perantara dalam pendistribusian produk,
serta meningkatkan mutu produk dan pelayanan yang masih berkaitan dengan strategi menjaga mutu produk. Selain ketiga alternatif strategi tersebut, masih
terdapat lima alternatif strategi baru dimana pihak Bagas Bakery belum menerapkannya saat ini. Meskipun tidak berkaitan dengan strategi yang sudah ada
sebelumnya, namun secara umum alternatif srtategi tersebut diharapkan mampu melengkapi dan mengatasi permasalahan Bagas Bakery saat ini. Hal ini karena
penyusunan strategi didasarkan atas kondisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi Bagas Bakery.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Industri