PENGUJIAN ANTENNA. Tahapan, Sasaran, Luaran, dan Metodologi

154 tahap awal dilakukan dengan melakukan pengukuran nilai SWR dan coupling antara antena pemancar dan penerima. Ada dua type antena yang telah dirancang dan dikembangan. Tipe pertama ditunjukan oleh Gambar 17, sedangkan tipe kedua oleh Gambar 18. Hasil pengukuran SWR dan coupling untuk antena pertama dapat dilihat pada Gambar 19. Hasil pengukuran parameter yang sama untuk antena kedua dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 17. Fisik antenna UWB 500‐3000MHz tipe 1 155 Gambar 18. Fisik antenna UWB 500‐3000MHz tipe 2 Gambar 19. SWR kiri dan Coupling kanan antenna tipe pertama. Gambar 20. SWR kiri dan Coupling kanan antenna tipe kedua. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kedua tipe antenna yang telah dirancang dan dibuat masih perlu perbaikan. Antena tipe pertama belum memiliki nilai SWR seperti yang disyaratkan yaitu 2, sedangkan antenna tipe kedua meskipun memiliki SWR yang baik, tetapi gain yang dihasilkan sangat rendah ‐4dB. Untuk itu kami mengadakan sepasang antena yang sudah teruji. Antena tersebut adalah antena Vivaldi seperti ditunjukkan pada Gambar 21. 156 Gambar 21. Sepasang antena vivaldi terpasang Meskipun sudah teruji, kami tetap melakukan pengukuran yang sama. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. SWR kiri dan Coupling kanan antenna Vivaldi. SWR cukup memenuhi syarat pada rentang frekuensi kerja radar. Namun besarnya gain antena mengakibatkan coupling antara antena pemancar dan penerima yang tinggi pula. 157

V. PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTYPE SOFTWARE

Sofware yang dikembangkan merupakan versi pengembangan dari sofware akuisi data yang telah dilakukan pada tahun pertama dengan penambahan fungsi‐fungsi sebagai berikut. 1. Konfigurasi parameter radar. 2. Sinyal prosesing yang meliputi Perhitungan Range‐Doppler Radar. 3. Mekanisme penyimpanan Data 4. Visualisasi baik dalam bentuk raw data, A‐Scan maupun B Scan. Software dikembangkan mengggunakan MS Visual C++.Net 2008 untuk mempermudah pembuatan GUI dengan tetap mendapatkan kekuatan dari bahassa C++ untuk mengakses perangkat.keras dan perhitungan yang lebih cepat. Gambar 23 menunjukkan tampilan GUI Software yang dikembangkan saat menampilkan sinyal beat dalam format raw data dalam time domain. Gambar 24 menunjukkan GUI saat menampilkan sinyal beat dalam domain frekuensi setelah melalui proses FFT tahap pertama yang menghasilkan informasi frekuensi beat beserta korelasi jaraknya. Gambar 25 menunjukan GUI dalam mode A‐Scan yang menggambarkan sinyal A‐Scan dalam domain frekuensi jarak hasil dari pemrosesan Range ‐Doppler FFT tahap kedua. Sedangkan gambar 26 menunjukkan penggambaran B ‐Scan. Gambar 23‐26 merupakan hasil dari masukan ADC yang berupa sinyal frekuensi tunggal 330kHz yang berasal dari Signal Generator. Pada gambar 23 tampak bahwa sinyal yang didapatkan tampak terpotong dengan interval tertentu periodik, hal ini disebabkan oleh modul akuisisi data yang memiliki buffer terbatas. Sehingga sinyal yang didapatkan bukan merupakan satu periode sweep seperti yang diharapkan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada proses perhitungan doppler, tetapi tidak akan berpengaruh 158 pada perhitungan range. Hal ini memerlukan solusi pemecahannya dalam pengembangan ke depan. Gambar 23. GUI dalam mode time domain. Gambar 24. GUI dalam mode frekuensi domain.