Pemanfaatan Pembuatan Judul PPET LIPI - File Lap Tek 2012

Pemanfaatan dan Pemasangan RADAR Pengawas Pantai Dr. Mashury LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul

Kegiatan Penelitian : Pemanfaatan dan Pemasangan Radar Pengawas Pantai Surveillance Radar 2. Kegiatan Prioritas : Informatika dan Telekomunikasi 3. Peneliti Utama : Nama : Dr. Mashury Jenis Kelamin : Pria 4. Sifat Penelitian : Baru Tahun ke 3 5. Lama Penelitian : 4 empat Tahun 6. Biaya Total 2011 : Rp. 1.318.250.000,‐ Bandung, 31 Desember 2012 Disetujui, Ka. Pusat Peneltian Elektronika dan Telekomunikasi ‐ LIPI Dr. H i s k i a NIP. 19650615 199103 1 006 Peneliti Utama Dr. Mashury . NIP. 19680408 199303 1 007 ABSTRAK Rancang bangun sebuah prototip Radar Pengawas Pantai Coastal Surveillance Radar yang dinamakan ISRA Indonesian Surveillance Radar akan dilakukan dalam penelitian ini. Setelah dilakukan rancang bangun, maka akan dilakukan pengetesan Radar ISRA didalam laboratorium dan di lapangan yang berdekatan dengan wilayah pantai. Setelah dilakukan perbaikan kinerja berdasarkan hasil pengetesan, akan dilakukan pengujian bersamaoleh pihak ‐pihak pengguna user Radar didalam negeri. Setelah itu, dilakukan instalasi Radar ISRA di salah satu pelabuhan yang disetujui oleh Ditjen Hubla Kemenhub. Semua Radar Pengawas Pantai ISRA ini yang telah dibuat diharapkan dapat terkoneksi dalam suatu jaringan sehingga bisa dimonitor secara jarak jauh dari Jakarta atau Bandung. Pemanfaatan dan pemasangan Radar ISRA ini akan membantu pemerintah dalam pengawasan wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI karena Indonesia memiliki panjang pantai lebih dari 80.000 km. Tindakan ilegal diwilayah perairan NKRI dapat dikurangi melalui pengawasan menggunakan Radar ISRA ini.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengamanan dan pengawasan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia NKRI yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dengan 23 wilayah terdiri dari lautan akan memerlukan aparat dan peralatan yang berjumlah sangat besar. Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan panjang pantai terbesar didunia yaitu lebih dari 80.000 Km. Pada kenyataannya, kemampuan TNI‐AL dan POLRI untuk mengawasi wilayah RI sangat terbatas sehingga wilayah perairan Indonesia rawan akan pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal‐kapal asing, pembajakan kapal laut dan penyelundupan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam mengawasi dan mengamankan wilayah adalah dengan menggunakan Radar Pengawas Pantai untuk mengawasi pergerakan kapal laut sehingga dapat dicegah tindakan‐tindakan yang dapat merugikan NKRI dan juga tabrakan kapal apabila hendak merapat ke pelabuhan. Pemasangan Radar Pengawas Pantai daya besar high power di kapal atau dipinggir daratan sekitar pantai dapat digunakan untuk mengawasi wilayah laut yang luas sampai beberapa puluh mil laut. Gambar 1 memperlihatkan contoh Radar Pengawas Pantai dan aplikasinya dalam pengawasan pelabuhan. Berdasarkan uraian diatas maka penggunaan Radar sangat penting untuk pengawasan dan pengamanan wilayah perairan NKRI. Kemandirian bangsa dalam pembuatan Radar akan sangat membantu dalam penyediaan Radar didalam negeri. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa kondisi perekonomian bangsa yang sedang terpuruk ini tidak memungkinkan pemerintah untuk membeli peralatan Radar dari luar negeri yang umumnya bernilai sangat mahal dari U100.000 sampai dengan jutaan U dollar. Hal ini ditambah dengan sulitnya mekanisme pembelian Radar yang sifatnya strategis dibidang pertahanan dan keamanan. Puslit Elektronika dan Telekomunikasi LIPI telah membuat satu prototip Radar Pengawas Pantai pada tahun 2009. Diharapkan pada tahun 2010, akan selesai prototip ke 2 yang merupakan prototip versi komersialproduksi. Gambar 2 memperlihatkan desain grafis dari bentuk system antena Radar tampak depan dan belakang. Hasil perakitan perangkat keras dan enam belas 16 antena modul ditunjukkan pada Gambar 3. Radome atau bungkus luar dari system antena untuk melindungi terhadap cuaca dan pengaruh lingkungan diperlihatkan pada Gambar 4. Ilustrasi pemakaian Radar pengawas pantai untuk pengawasan wilayah perairan sekitar Selat Sunda ditunjukkan pada Gambar 5. Diasumsikan ada tiga buah Radar yang terhubung melalui satu jaringan. Dalam gambar ini, daerah jangkauan Radar ditentukan oleh kemampuan daya pancar, ketinggian menara dan polarisasi dari antena [1, 2, 3, 4]. Penggunaan jaringan Radar Pengawas Pantai memungkinkan lalu lintas kapal disekitar Selat Sunda dan yang menuju atau dari Pelabuhan Tanjung Priok dapat diamati. Blok diagram Radar frequency modulated‐continuous wave FM‐CW yang digunakan pada prototip Radar PPET‐LIPI diperlihatkan pada Gambar 6 [1, 4]. Sistem Radar FM‐CW ini terbagi atas dua bagian utama yaitu transmitter pemancar dan receiver penerima. Hasil deteksi Radar akan ditampilkan oleh Display unit yang mengolah sinyaldata yang diterima dari bagian Receiver menjadi suatu gambar yang dapat diinterpretasikan dengan mudah oleh pengguna [5, 6, 7‐18]. Pengolahan sinyal Radar ini dilakukan oleh sebuah komputer yang berkemampuan tinggi sehingga semua proses dilakukan secara real time untuk menghindari adanya penundaan delay. Seiring dengan kemajuan teknologi Radar, peranan perangkat lunak untuk pengolahan sinyal menjadi semakin penting vital [5, 6, 7‐18]. Tampilan dari Radar akan disesuaikan dengan kelaziman yang berlaku pada Radar Pengawas Pantai yang telah dijual dipasaran, yaitu antara lain mengikuti regulasi International Maritime Organization IMO dan menampilkan parameter‐parameter penting dari Radar sebagai informasi untuk pengguna. Terdapat dua antena yang masing‐masing digunakan untuk memancarkan sinyal Radar ke obyek yang ingin diamati dan untuk menerima sinyal Radar yang dipantulkan oleh obyek. Antenna control yang berfungsi untuk mengatur agar gerakan antenna sesuai dengan tampilan dilayar dari Display unit. Pembangkit frekuensi frequency generator berfungsi untuk membangkitkan sinyal sweep, memberikan input sinyal osilator local oscillator frekuensi rendah dan tinggi ke bagian pemancar dan penerima, serta menghasilkan sinyal dengan frekuensi referensi. Gambar 1. Radar maritim di tepi pantai. Gambar 2. Desain sistem antena Radar Pengawas Pantai. Gambar 3. Bagian depan kiri dan belakang kanan sistem antena yang telah dirakit. Gambar 4. Bentuk Radome depan dari sistem antena. Gambar 5. Illustrasi jangkauan Radar untuk Selat Sunda. Gambar 6. Blok Diagram Sistem Radar FM‐CW. Standar ‐standar yang ada saat ini untuk Radar Maritim termasuk Radar Pengawas Pantai adalah: • Standard Performance Radar Kapal: sesuai Resolution IMO A.477XII. • Standards Performance for Automatic Radar Plotting AIDs ARPAs: sesuai Resolution IMO A.823 19. Selat Sunda Pembangkit Frekuensi Frequency Generator Pemancar TX Penerima RX Antena TX Antena RX Personal Computer + Display Antena Control • Standard Performance untuk VTS: Recommendations IALA V‐128 on Operational and Technical Performance Requirements for VTS Requirements. Berdasarkan standar diatas, maka prototip Radar ISRA terutama prototip II yang merupakan versi komersial harus dapat memenuhi semua standar‐standar yang ada. Maka pengetesan Radar ISRA dilakukan mengikuti ketentuan didalam standar tersebut dan ketentuan yang di‐inginkan oleh user. Apabila semua standar sudah dipenuhi, maka Radar ISRA layak mendapatkan sertifikasi. Akan ada serangkaian pengetesan yang dilakukan secara intensif dengan Dislitbang TNI‐AL dan Direktorat Kenavigasian Ditjen Hubla, Dephub. Dikarenakan Radar ISRA menggunakan frekuensi Radio, maka dalam aplikasinya harus mendapatkan sertifikasi POSTEL yang menyatakan bahwa Radar ISRA layak digunakan dan tidak mengganggu peralatan Radio lainnya. Selain itu, karena Radar ISRA merupakan produk Nasional maka perlu mendapatkan persetujuan dari Badan Standarisasi Nasional dalam bentuk SNI standar nasional Indonesia. Pada penelitian Radar tahun 2012 ini dan pada tahun‐tahun selanjutnya, akan dilakukan rancang bangun Radar sesuai dengan prototip II Radar ISRA. Setelah itu dilakukan pengetesan, sertifikasi, pemanfaatan dan pemasangan pada tempat‐tempat tertentu digaris pantai yang berdekatan dengan wilayah perairan strategis. Kemudian, Radar ‐Radar yang sudah terpasang ini akan dihubungkan melalui suatu jaringan sehingga dapat dimonitor dan dikendalikan dari jarak jauh. Spesifikasi Radar yang akan dibuat pada tahun 2012 adalah: • Principle: FMCW Frequency‐Modulated Continuous Wave. • Software: IMO Standards + ECDIS optional • Transmitter: ƒ Frequency: X band ~ 9 GHz. ƒ Frequency sweep: 4 MHz, 8 MHz, 16 MHz, 32 MHz, 64 MHz or 48 MHz. ƒ Selected range: 24 NM, 12 NM, 6 NM, 3 NM, 1,5 NM. The maximum radar range is set to be 24 NM, larger than 27 km the predetermined distance from the radar to the horizon to give a possibility for detecting tall ships located several kilometers beyond the horizon. ƒ Sweep repetition frequency: 1,5 kHz. ƒ Output power: 2 Watt. • Receiver processor: ƒ IF bandwidth: 60 MHz. ƒ Number of range cells: 512. ƒ Range cells: 48 meter, 24 meter, 12 meter, 6 meter, 3 meter ƒ PC ‐based processor. ƒ Standard PC display. • Antenna: ƒ Microstrip patch arrays antenna with rectangular patch elements. ƒ Antenna with flares for reducing vertical beamwidth. ƒ Modular system ƒ Dual antenna configuration for transmit and receive. ƒ Horizontal beamwidth: ~ 2 Degree. ƒ Vertical beamwidth: ~ 10 Degree. ƒ Polarization: horizontal. ƒ Rotational speed: 10 rpm max. a. Perumusan Masalah • Melakukan rancang bangun Radar Pengawas Pantai coastal surveillance Radar. • Pemanfaatan dan pemasangan Radar Pengawas Pantai. c. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan dan implementasi dari Radar Pengawas pantai ISRA yang akan dipasang dan dimanfaatkan untuk memonitor wilayah perairan strategis di wilayah NKRI. Prototip Radar Pengawas Pantai ini juga akan dites secara keseluruhan dalam rangka mendapatkan sertifikasi dari lembaga‐lembaga yang berwenang. Serangkaian tes akan dilakukan yang melibatkan pihak pengguna seperti TNI ‐AL, dan Direktorat Kenavigasian Ditjen Hubla Dephub. Sasaran kegiatan penelitian ini pada tahun 2012 adalah perangkat lunak software untuk pengolahan sinyal dan jaringan Radar, modul‐modul perangkat keras, sistem antena Radar, sistem mekanik Radar, pengetesan modul‐modul yang sudah dibuat dan mendapatkan sertifikasi dari lembaga‐lembaga yang berwenang di Indonesia yang menyatakan bahwa Radar pantai layak digunakan oleh pemakai dan memenuhi standar‐ standar yang ada. Satu standar operational procedure SOP dari pengetesan dan pengujian Radar dapat dihasilkan melalui kegiatan ini. d. Kerangka Analitik Kerangka analitik yang digunakan adalah Radar Pengawas Pantai memiliki penggunaan yang strategis terutama untuk Negara Kepulauan seperti Indonesia. Rancang bangun Radar Pengawas Pantai dengan harga terjangkau, kandungan lokal tinggi, memiliki kerahasiaan dan keamanan data yang tinggi, memenuhi standarisasi yang ditentukan oleh IMO dan disertifikasi oleh lembaga berwenang merupakan satu tantangan untuk para peneliti Tim Radar ISRA di PPET‐LIPI. Tim Radar di PPET‐LIPI telah memiliki pengalaman sebelumnya melalui pembuatan prototip I dan II Radar ISRA. Selanjutnya Radar Pengawas Pantai ini akan dipasang dan dimanfaatkan untuk memantau wilayah perairan strategis di Indonesia. Satu standar operational procedure SOP yang baku dari pengetesan dan pengujian Radar harus dibuat. e. Hipotesis Penelitian ini bersifat terapan sehingga hipotesa yang bisa dibangun adalah apakah hasil desain Radar pantai dapat direalisasikan dan menunjukkan kinerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Serta dapat memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam standar‐standar didunia maritim.

I. Metodologi

Dalam kegiatan penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah: • Rancang bangun perangkat lunak pengolah sinyal Radar dan jaringan Radar • Pembuatan perangkat keras Radar pantai • Pengujian dan pengetesan Radar pantai • Evaluasi dan Perbaikan • Seminar dan Publikasi

II. Jadwal Kegiatan 2012

Bulan No. Tahapan Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Rancang Bangun Perangkat Lunak Radar 2. Pembuatan Perangkat Keras Radar 3. Pengujian Perangkat Keras dan Lunak Radar 4. Sertifikasi Radar ISRA 5. Evaluasi dan Perbaikan 6. Publikasi Ilmiah Gambar 7. Desain Radar versi prototip IV tahun 2012. Gambar 8. Dudukan motor dan antena Radar. Gambar 9. Sistem mekanik keseluruhan Radar. • Berikut Gambar Kemajuan Mekanikal Antena X band Gambar 10. Sistem antena tampak depan Gambar 11. Sistem antena tampak belakang Gambar 12. Sistem antena tampak Samping Gambar 13. Sistem antena untuk pengarah Gambar 14. Dudukan Antena Gambar 15. Sistem motor antena tampak bawah Gambar 16. Sistem motor antena tampak samping Gambar 17. Antena Array X‐Band Berikut Tabel Hasil Pengukuran Antena Array X‐Band untuk Gambar 17 Tabel 1. Hasil Pengukuran Antena Array X‐Band Variabel Hasil Pengukuran VSWR 9,4 GHz 1,205 S11 9,4 GHz ‐18,485 dB Impedansi 9,4 GHz 41,485 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,27975 GHz sd 9,4495 GHz Antena 1 BW 169,75 MHz VSWR 9,4 GHz 1,206 S11 9,4 GHz ‐20,559 dB Impedansi 9,4 GHz 41,989 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,31725 GHz sd 9,4815 GHz Antena 2 BW 164,25 MHz VSWR 9,4 GHz 1,165 S11 9,4 GHz ‐22,337 dB Impedansi 9,4 GHz 43,462 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,3125 GHz sd 9,48275 GHz Antena 3 BW 170,25 MHz VSWR 9,4 GHz 1,171 S11 9,4 GHz ‐22,057 dB Impedansi 9,4 GHz 42,631 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,30125 GHz sd 9,471 GHz Antena 4 BW 169,75 MHz VSWR 9,4 GHz 1,168 S11 9,4 GHz ‐22,201 dB Impedansi 9,4 GHz 43,242 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,3 GHz sd 9,478 GHz Antena 5 BW 178 MHz VSWR 9,4 GHz 1,197 S11 9,4 GHz ‐20,911 dB Impedansi 9,4 GHz 43,112 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,31575 GHz sd 9,48425 GHz Antena 6 BW 168,5 MHz VSWR 9,4 GHz 1,270 S11 9,4 GHz ‐18,485 dB Impedansi 9,4 GHz 40,788 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,3235 GHz sd 9,47625 GHz Antena 7 BW 152,75 MHz VSWR 9,4 GHz 1,178 S11 9,4 GHz ‐21,709 dB Impedansi 9,4 GHz 44,428 Ω Rang. Frekuensi VSWR 1,5 9,31175 GHz sd 9,4905 GHz Antena 8 BW 178,75 MHz Dari hasil pengukuran didapat, spesifikasi sesuai dengan yang diharapan, dengan VSWR dibawah 1,5 dan lebar bandwidth di atas 60 MHz serta impedansi yang mendekati 50 Ω. A. Antena 1 Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,205 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐20,603 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 41,485 Ω

B. Antena 2

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,206 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐20,559 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 41,989 Ω

C. Antena 3

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,165 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐22,337 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 43,462 Ω

D. Antena 4

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,171 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐22,057 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 42,631 Ω

E. Antena 5

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,168 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐22,201 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 43,242 Ω

F. Antena 6

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,197 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐20,911 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 43,112

G. Antena 7

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,270 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐18,485 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 40,788 Ω

H. Antena 8

Dari gambar di atas, didapatkan nilai VSWR pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 1,178 Dari gambar di atas, didapatkan nilai S11 pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar ‐21,709 dB Dari gambar di atas, didapatkan Impedansi pada Frekuensi 9,4 GHz, sebesar 44,428 Ω

III. Rencana Selanjutnya tahap IV

Rencana kegiatan selanjutnya sampai dengan akhir tahun 2012 adalah: • Penyelesaian sertifikasi TKDN tingkat komponen dalam negeri dan kelaikan dari Dislitbang TNI‐AL • Pembuatanrealisasi sistem mekanik antena. • Perakitan dan pengetesan perangkat keras. • Pemasangan modul 2 antena. • Pemasangan motor penggerak Radar. • Pembuatan perangkat lunak software. • Pemasangan aksesoris termasuk power supply. • Pengetesan dan setting antena. • Integrasi software dan hardware. • Pengetesan keseluruhan baik di laboratorium dan di lapangan.

IV. Kendala dan permasalahan

• Pemesanan komponen memakan waktu lama terutama yang dari USA hampir 4 bulan. • Keharusan lelang sehingga menghambat delivery dari komponen‐komponen impor. Prosedur pengadaan ini mengakibatkan sebagian anggota tim Radar ‘menganggur’ karena menunggu datang‐nya komponen impor. • Perlu tambahan SDM terutama untuk bidang software karena mengingat banyaknya pekerjaan terkait Radar. • Peralatan ukur untuk tes dilapangan masih terbatas seperti handheld spectrum analyser dan signal generator. • Perlu kerjasama kemitraan dimasa depan utk pemasangan Radar di daerah 2 supaya bisa dimanfaatkan oleh pemerintahan daerah PEMDA tingkat I dan II.

V. Kesimpulan

Telah disampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan litbang DIPA Tematik dengan judul pemanfaatan dan pemasangan Radar pengawas pantai yang merupakan kegiatan dengan satuan biaya khusus pada tahun 2012. Output utama dari kegiatan ini adalah satu prototip Radar yang seharusnya dapat dipasang disuatu tempat tertentu yang berdekatan dengan garis pantai dengan bekerjasama dengan mitra Industri PT. INTI dan PEMDA. Kegiatan perakitan, integrasi dan pengetesan akan dilakukan pada pertengahan tahun sampai akhir tahun 2012.

VI. Referensi

1. M.I. Skolnik, ’Radar Handbook’, McGraw‐Hill, 1990. 2. M.I. Skolnik, ’Introduction to Radar Systems’, McGraw‐Hill, 2002. 3. S. Kingsley and S. Quegan, ’Understanding Radar Systems’, CHIPS. 4. Leo P. Ligthart, ’Short Course on Radar Technologies’, International Research Centre for Telecommunications‐transmission and Radar, TU Delft, September 2005. 5. Mark Richards, ’Radar Signal Processing’, McGraw‐Hill, 2005. 6. Bassem R. Mahafza, ‘Radar Systems Analysis and Design Using MATLAB’, Chapman Hall, 2005. 7. Mashury Wahab dan Pamungkas Daud, ‘Image Processing Algorithm for FM ‐CW Radar’, TSSAWSSA Conference 2006, ITB Bandung, 2006. 8. Mashury, ‘Development of Radar Image Processing Algorithm’, Information and Communication Technology Seminar 2006, ITS Surabaya, 2006. 9. Mashury Wahab, Pamungkas Daud, Yuyu Wahyu, Yusuf Nur Wijayanto. “Radar Trainer System for LIPI FM‐CW Radar Network”, ICICI 2007, Bandung. 10. Mashury Wahab, ‘Penggunaan UAIS dan Radar pengawasan pantai untuk monitoring wilayah perairan indonesia’, Seminar Radar nasional 2007, Jakarta. 11. Yusuf Nur Wijayanto, Dadin Mahmuddin, and Mashury Wahab “Perancangan Sistem LFM‐Chirp Radar menggunakan Matlab untuk Menentukan Posisi Target”, IES‐EEPIS‐ITS 2007, Surabaya. 12. Mashury, Yuyu Wahyu, A. Adya Pramudita, and Pamungkas Daud, “Coupled Patch Array Antenna For Surveillance Radar”, International Conference TSSA 2007, Bandung, 2007. 13. Mashury Wahab and Yuyu Wahyu, “Patch Array Antenna For FM‐CW Radar”, International Conference r‐ICT 2007, Bandung, 2007. 14. Mashury Wahab, Pamungkas Daud, Yuyu Wahyu, Yusuf Nur Wijayanto, “Radar Trainer System for LIPI FM‐CW Radar Network”, International Conference ICICI 2007, Bandung, 2007. 15. Mashury, Yusuf N. W., Pamungkas D., Dadin M., Djohar S., “ A Data Processing Scheme For LIPI Coastal Surveillance Radar”, International Conference on Telecommunications ICTEL 2008, Bandung. 16. Mashury Wahab, Sulistyaningsih and Yusuf Nur Wijayanto, “Radar Cross Section For Object Detection Of FM‐CW Coastal Surveillance Radar”, Electrical Power, Electronics, Communications, Control and Information Seminar EECCIS 2008, Malang. 17. Mashury, Dadin Mahmudin dan Yusuf Nur Wijayanto, “ Rancang Bangun Perangkat Lunak Citra Radar”, Seminar Radar Nasional 2008, Jakarta. 18. Mashury Wahab, Pamungkas Daud, Yuyu Wahyu, dan Rustini S. Kayatmo, “Rancang Bangun Radar Pengawasan Pantai INDRA II Di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi PPET LIPI”, Seminar Radar Nasional 2008, Jakarta. Daftar Publikasi Ilmiah

1. Judul

: Radar Target Image Analysis Using Fuzzy C Means and Coordinat Calculation Penulis: Octa Heriana dan Sulistyaningsih Afiliasi : PPET‐LIPI Abstract The image analyisis on a moving object target of the RADAR detection image was done by the method of coordinates calculation of image pixels to determine distance, direction and speed of the object movement. Fuzzy C Means was used to determine the coordinates center of the detected object. Image data that used was the data of RADAR recording software. Image processing was done by the programming software, the first step was the process of image thresholding to separate the mainland with a radar target object, and then the number of objects known through calculation of pixel box which is then used to determine the number of clusters on the Fuzzy C Means and show the number of coordinates of the detected objects. Object coordinates were measured from the center of RADAR unit to calculate the distance and direction of object movement speed. Results of analysis showed that the coordinates position, distance, direction, and speed of the object can be determined by this method with a fast computation. Keywords: Image; Coordinate; Moving Object; Fuzzy C Means.

2. Judul

: Design and Realization of a Low Cost Two‐Way Wilkinson Power Divide at Intermediate Frequency for a RADAR System Penulis: Taufiqqurrachman and Hana Arisesa Afiliasi : PPET‐LIPI Abstract This paper presents analysis and design narrowband two‐way Conventional Wilkinson power. The design employyed common lumped element that much easier to realize. This Wilkinson power divider is designed at 456 MHz for using in IF RADAR System. The Practical fabbrication implemented on FR4 substrate. The VSWR for all port for both dividers is better than 1.3:1, insertion loss is less than 0.6 dB and 25 dB of isolation is achived. The proposed divider has the narrow bandwidth, 200 MHz. It was found that the Wilkinson power dividers cannot perform well with simulation values. However, this problem could be solved by fine tuning capasitor components. Keywords : Wilkinson, Power divider, IF, Radar

3. Judul

: Design and Simulation of 456 MHz Bandpass Filter for Radar System Penulis: Fajri Darwis dan Deni Permana Afiliasi : PPET‐LIPI Abstract This paper presents the design and simulation of bandpass filter for frequency‐ modulated continuous wave radar system. A bandpass filter was designed at the operating center frequency of 456 MHz, bandwidth of 60 MHz, 3 dB insertion loss, 1.1 VSWR, 50 ohm impedance and dBoctave less than ‐70 dB. The design filter was simulated using Elsie Tonne version 2.4. The outcome of this research was a prototype of a 456 MHz bandpass filter and the results of the simulation were approximately similar to the required specifications. Keywords: bpf, bandwidth, intersion loss, vswr, dBoctave.

4. Judul

: Size Enhancement of 50‐5000 MHz Octahedral Monopole Antennas for Ground‐Penetrating‐Radar Penulis: Folin Oktafiani dan Achmad Munir Afiliasi : PPET‐LIPI dan STEI‐ ITB Abstract In this research, the Ground Penetrating Radar GPR antenna is designed by improving the reference antenna’s dimensional performance, in order to ease the detection process in the field. The Octahedral antenna is used as the reference antenna. The method used was by optimizing each part of the antenna dimension using 3D software which operates at frequency domain. The studies done includes: minimizing the antenna diameter, determining the transition angle on antenna’s arms, placing the resistors, determining the length of antenna’s arm before the abrupt transition, searching the width of T strip antenna which gives the optimum result, determining the resistor values, and the last is, determining the distance between antenna’s arm and the ground plane. The simulation results show that the 50 mm x50 mm dimension of antenna has the same characteristics with the reference antenna, i.e return loss ≤ ‐10dB for frequency range 50 – 5000MHz. Keyword : antenna; ground penetrating radar; dimension of antenna; return loss 5. Judul :